Rasa solidaritas mewarnai perayaan Natal di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Di kota ini, umat dari berbagai latar belakang turut berbagi kebahagiaan hingga ke pelosok daerah.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
Perayaan Natal Umat Kristiani di Pontianak, Kalimantan Barat, sarat makna sosial. Ada umat yang memilih menggalang bantuan untuk keluarga prasejahtera, ada para siswa dan guru yang menyapa tukang becak dan petugas kebersihan, ada pula yang memilih berbagi dengan saudara-saudara di pelosok desa.
Donasi sembako dari umat dalam rangka menyambut Natal tersusun di Aula Pastoran, Paroki Gembala Baik Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (14/12/2022). Sembako tersebut kemudian dibungkus menjadi puluhan paket. Satu paket berisi beberapa jenis kebutuhan pokok.
Para ketua lingkungan nantinya akan mengambil paket sembako tersebut untuk dibagikan kepada umat prasejahtera di lingkungannya. Sebelumnya, tiap lingkungan telah menyodorkan jumlah keluarga yang perlu dibantu.
”Melalui bantuan ini, kami ingin memberikan kegembiraan bagi saudara-saudara dari keluarga prasejahtera. Bantuan tersebut dihimpun dari umat melalui pengumuman di gereja,” ujar Andreas Eko A dari Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Paroki Gembala Baik Pontianak.
Menjelang Natal dan Paskah, umat selalu mengumpulkan bantuan untuk keluarga prasejahtera. ”Temanya umat membantu umat,” ujar Pastor Paroki Gembala Baik Pontianak Keuskupan Agung Pontianak RP Leonard Paskalis Nojo OFMCap.
Menggalang bantuan sosial dilakukan pula tatkala ada bencana alam di daerah. Beberapa kali saat sejumlah daerah di Kalbar dilanda bencana, misalnya banjir dan tanah longsor beberapa tahun lalu, umat juga mengumpulkan donasi. ”Hal ini mengasah kepekaan dalam berbela rasa,” ujarnya lagi.
Aksi menggalang bantuan juga dilakukan para siswa SMP Bruder Pontianak menyambut Natal dalam bimbingan Tim Bina Iman. Di Pontianak, mereka membantu para warga di panti jompo, petugas kebersihan jalan, petugas satpam dan office boy, pengemudi becak, hingga guru-guru yang sudah pensiun.
Kedatangan para siswa dan guru yang menyampaikan tali kasih itu pun disambut senyum hangat dari saudara-saudara yang menerima bantuan. Mereka melebur dalam persaudaraan, melampaui sekat-sekat latar belakang sosial dan keyakinan.
Perbatasan
Tak hanya di kota, aksi sosial mereka juga dilakukan di pelosok. Para siswa dan guru SMP Bruder Pontianak menyapa saudara-saudara mereka di sekitar sekolah hingga perbatasan Indonesia-Malaysia di Kuala Dua, Kabupaten Sanggau, awal Desember lalu. Kuala Dua berjarak 197,5 km dari Kota Pontianak, ibu kota Kalbar.
Kepala SMP Bruder Pontianak Br Edesius MTB menuturkan, dalam misinya hingga ke perbatasan, siswa-siswi dan para guru mengumpulkan donasi sembako, alat tulis, dan uang tunai. Bantuan disalurkan kepada para siswa di asrama putra dan putri di Kuala Dua.
Asrama siswa di Kuala Dua mewadahi siswa yang berasal dari daerah-daerah terpencil di perbatasan yang sedang menempuh pendidikan di SMP Katolik Kuala Dua. Mereka memang butuh perhatian.
”Siswa-siswa di perbatasan datang dari kampung-kampung pelosok perbatasan yang sulit dijangkau. Mereka tinggal di asrama agar dekat dengan sekolah. Orangtua mereka perlu perjuangan menyekolahkan anak-anaknya,” ungkap Br Edesius.
Gerakan di perbatasan ini juga dilakukan para siswa SD Suster Pontianak. Para siswa akan menyalurkan bantuan kepada warga di Kuala Dua, Kabupaten Sanggau. Berbeda dengan SMP Bruder Pontianak yang menyasar asrama, bantuan dari SD Suster Pontianak menyasar warga kampung di Paroki Kuala Dua.
Kepala SD Suster Pontianak Sr Yoanitha SFIC menuturkan, yayasan dan para suster akan menyalurkan bantuan dari siswa pada 28 Desember mendatang saat melaksanakan bakti sosial ke kampung di Paroki Kuala Dua. Bantuan bersumber dari sumbangan sukarela siswa SD Suster Pontianak berupa sembako dan alat tulis.
”Kami akan bagikan sembako yang telah terkumpul kepada mereka yang masih memerlukan supaya turut bergembira, bersukacita bersama merayakan Natal,” ujarnya.
Selain menyalurkan bantuan sembako, para suster juga akan merayakan Natal bersama di tempat itu. Suster akan memasak dan berbagi makanan dalam kunjungan tersebut.
Solidaritas
Menurut Pastor Leonard, berbagai kegiatan sosial adalah bentuk umat berbela rasa kepada saudara-saudara yang mungkin dalam perjalanan hidupnya kurang beruntung. Umat yang menyumbang sembako tidak semuanya dari keluarga mampu, ada pula dari latar belakang sederhana.
Suster Yoanitha juga ingin menanamkan rasa sosial pada para siswa didiknya. Mereka diajak mempelajari bahwa mereka tidak hidup sendiri, tetapi bersama masyarakat luas meskipun secara personal tidak kenal. Dari kunjungan ke pelosok, para siswa diajak melihat orang dari beragam pekerjaan dan latar belakang.
Melalui bantuan ini, kami ingin memberikan kegembiraan bagi saudara-saudara dari keluarga prasejahtera.
Dengan cara itu, para siswa diharapkan bisa memahami bahwa yang mereka bantu juga saudara. Dengan demikian, siswa memiliki pengalaman langsung memperhatikan orang-orang yang memerlukan perhatian. Ruang berbagi ini penting sebagai bekal pembentukan karakter mereka di masa depan.
Demikianlah, umat Kristiani, para siswa, dan guru di Pontianak menyapa saudara-saudaranya dari beragam latar belakang. Mereka berjalan bersama menyemai sukacita Natal mulai dari kota hingga pelosok desa.