Masalah Jelang Natal dan Tahun Baru di Sumsel Mulai Dipetakan
Berbagai masalah yang berpotensi terjadi menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 mulai dipetakan di Sumatera Selatan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Albertus Rachmad Wibowo memberikan arahan dalam rapat koordinasi lintas sektoral jelang pelaksanaan Operasi Lilin Musi 2022 yang akan berlangsung 23 Desember 2022 sampai 2 Januari 2023, Senin (19/12/2022), di Palembang. Dalam arahan tersebut, ia menegaskan sejumlah potensi kejahatan yang bisa mengintai pada momen akhir tahun tersebut.
PALEMBANG, KOMPAS — Sebanyak 3.758 personel gabungan akan dikerahkan dalam Operasi Lilin Musi tahun 2022 untuk menjaga perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 di Sumatera Selatan. Risiko kejahatan terorisme, kemacetan, dan bencana alam di daerah tersebut pun mulai dipetakan.
Hal ini mengemuka dalam Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Kesiapan Operasi Lilin Musi 2022 di Markas Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan (Sumsel) di Palembang, Sumsel, Senin (19/12/2022). Hadir dalam pertemuan itu, Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya, Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Albertus Rachmad Wibowo, dan Ketua DPRD Sumatera Selatan RA Anita Noeringhati.
Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Albertus Rachmad Wibowo mengatakan, menyambut Natal dan Tahun Baru sejumlah potensi kejadian yang berisiko terjadi, di antaranya, terorisme yang bisa mengancam umat yang sedang beribadah pada saat Natal dan Tahun Baru.
Kejadian terorisme di Mapolsek Astana Anyar, Kota Bandung, beberapa waktu lalu menjadi sinyal kuat untuk setiap instansi terkait lebih waspada. ”Kejadian di Bandung waktu itu dikhawatirkan menjadi pemicu kemungkinan adanya kejadian yang sama. Karena itu, pengamanan harus ditingkatkan,” tegasnya.
Ibadah malam Natal di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel Palembang, Kamis (24/12/2020), berlangsung lancar. Pelaksanaannya dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Ada sekitar 620 gereja di Sumatera Selatan yang harus dijaga sepanjang pelaksanaan peribadahan. Tidak hanya tempat ibadah, penjagaan juga harus dikerahkan ke sejumlah tempat wisata, titik kemacetan, hingga di sejumlah pusat keramaian.
Sebanyak 3.758 personel gabungan dikerahkan dalam operasi Lilin Musi 2022 yang akan digelar pada 23 Desember 2022-2 Januari 2023. Mereka terdiri dari 2.058 personel Polri dan lainnya berasal dari instansi terkait, seperti TNI, jajaran pemda, BUMN, dan sejumlah instansi.
Mereka akan berjaga di 48 pos pengamanan, 32 pos pelayanan, dan 6 pos terpadu. Beberapa pos di perbatasan juga akan berkoordinasi dengan polres terkait, seperti di Perbatasan Sumsel-Jambi, Sumsel-Bengkulu, Sumsel-Lampung, dan Sumsel-Kepulauan Bangka Belitung. ”Jangan sampai pos yang sudah didirikan itu kosong. Jalin komunikasi yang baik antarinstansi,” kata Albertus.
Albertus juga mengingatkan pengamanan di sejumlah lokasi rawan kemacetan, seperti di kawasan Betung, Kabupaten Banyuasin. Lokasi tersebut hampir setiap hari besar menjadi salah satu lokasi kemacetan.
Dia teringat ketika Idul Fitri tahun 2022 lalu terjadi kemacetan panjang. ”Saat itu, kita ditegur oleh Mabes Polri. Ini harus menjadi perhatian semua pihak,” ujarnya.
Kemacetan mesti diantisipasi melalui pemetaan. Sejumlah rekayasa lalu lintas pun dapat dilakukan untuk mengurai kemacetan.
Selain itu, Albertus juga mengingatkan risiko terjadinya kerumunan orang (crowd crush) yang dapat menimbulkan bencana seperti Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, ataupun tragedi Halloween di Itaewon, Korea Selatan. ”Jangan sampai kegembiraan itu berubah menjadi bencana,” ujarnya.
Ketua Pengadilan Tinggi Palembang Moch Eka Kartika mengingatkan petugas juga mewaspadai penyusup yang dapat membahayakan masyarakat ketika sedang beribadah. Oleh karena itu, larangan untuk beribadah di lapangan atau di luar kawasan rumah ibadah dapat ditunaikan.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Kemacetan hingga 10 kilometer terjadi di lintas timur Sumatera ruas Palembang-Betung, Sabtu (23/4/2022). Kondisi ini disebabkan oleh kecelakaan tunggal, di mana sebuah tronton terperosok dan melintang menutupi jalan. Petugas membutuhkan waktu hingga sembilan jam untuk menggeser tronton tersebut sehingga jalan bisa dilewati kembali.
Eka menuturkan pengamanan juga harus dilakukan di sejumlah tempat keramaian. Sebut, misalnya, pusat kota dan permukiman penduduk yang menggelar acara dan dapat menimbulkan keramaian seperti orgen tunggal atau acara kumpul-kumpul menjelang pergantian tahun. ”Hal ini bisa saja memicu sejumlah kejahatan yang juga bisa mengancam keselamatan warga,” ujarnya.
Ketua DPRD Sumatera Selatan Anita Noeringhati juga mewanti-wanti adanya bahaya transaksi narkoba jelang Tahun Baru. Oleh karena itu, pengamanan di tempat hiburan atau tempat wisata harus diperketat.
Apalagi, Sumatera Selatan merupakan kawasan perlintasan yang sangat rawan menjadi tempat kejahatan narkoba. Namun, pengamanan harus tetap humanis dan tidak menimbulkan keresahan yang dapat mengganggu kekhusyukan peribadahan umat yang sedang merayakan Natal dan Tahun Baru.
Adapun Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya berharap pelaksanaan Natal dan Tahun Baru di provinsi tersebut dapat berlangsung lancar. Ada harapan tiada kejahatan ataupun gangguan signifikan.