Solidaritas Pembaca ”Kompas” bagi NTT
Pembaca ”Kompas” mempersembahkan hunian baru bagi korban badai Seroja di NTT. Pembaca ”Kompas” berusaha hadir untuk NTT.

Kondisi rumah bagi korban badai Seroja di Kelurahan Baubau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (13/12/2022). Penerima bantuan sangat bergembira mendapat rumah yang dibangun oleh Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas itu.
Yacobis Lubalu (65) tak berkata-kata saat kunci pintu rumah mendarat di atas telapak tangannya. Ia terdiam menahan haru. Begitu pula beberapa dari delapan orang yang merespons dingin penyerahan kunci hunian baru untuk mereka itu.
Hanya terdengar ucapan bernada simpatik dari Direktur Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) Antonius Tomy Trinugroho. ”Ini dari pembaca Kompas...,” ujar Tomy kepada setiap penerima.
Para penerima adalah kalangan masyarakat ekonomi lemah di Kelurahan Baubau, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Mereka menjadi bagian dari korban badai Seroja yang meluluhlantakkan hampir seluruh wilayah NTT pada April 2021.
Penyerahan hunian pada Selasa (13/12/2022) itu disaksikan Menteri Sosial Tri Rismaharini, sejumlah pejabat lokal, dan warga setempat. Sebelum penyerahan, delapan hunian baru itu diperiksa terlebih dahulu oleh Risma dan rombongan.

Direktur Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) Tomy Trinugroho menyerahkan kunci rumah bagi korban badai Seroja di Kelurahan Baubau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (13/12/2022). Yayasan DKK membangun delapan unit rumah.
Luas masing-masing hunian 36 meter persegi. Tiga hunian berbentuk panggung dan lima nonpanggung disesuaikan dengan kemiringan lahan. Bangunan beton itu memiliki kontruksi tahan gempa.
Setiap hunian terdiri atas ruang tamu, ruang keluarga, dua kamar tidur, dapur, dan kamar mandi/WC. Disediakan pula tandon untuk air bersih, lengkap dengan perabot rumah tangga mulai dari tempat tidur, kursi, meja, hingga peralatan dapur.
Selesai penyerahan, penerima hunian diajak berdialog dengan Risma dan Tomy di bawah tenda. Namun, para penerima belum juga berbicara sehingga Risma mencoba memancing mereka.
”Bapak/ibu, tidak ada yang mau disampaikan?” ujar Risma.
Risma lalu mengarahkan pandangan kepada Yacobis yang duduk di barisan paling depan dengan tongkat di tangan. ”Bapak bisa melihat saya?, tanya Risma bermaksud mengecek penglihatan pria lanjut usia itu.

Korban badai Seroja memasuki rumah baru di Kelurahan Baubau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (13/12/2022). Mereka menerima rumah yang dibangun Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas, lembaga yang mengelola donasi para pembaca Kompas.
Baca Juga: Rumah Korban Seroja dari Pembaca ”Kompas”
Yacobis menjawab dengan mengusap air matanya. Air mata sebagai ungkapan bahagia atas hunian baru yang ia terima. Hunian yang mungkin tidak mampu ia bangun di sisa usia dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan itu.
Dibantu pembawa acara, beberapa perwakilan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Yayasan DKK dan kepada Risma atas kebaikan yang telah mereka terima. Mereka tidak pernah membayangkan akan menerima hunian baru dengan kualitas seperti itu.
Tak ada permintaan lain dari mereka, Risma pun menawarkan bantuan, terutama kepada ibu-ibu, berupa alat dan bahan untuk tenun ikat. Risma juga menyarankan agar mereka mengajukan bantuan modal usaha warung.
Warung bisa dibuka di depan rumah mereka yang berada di tepi jalan Timor Raya, jalur paling ramai di NTT. Jalur itu menghubungkan kota-kota dengan lima kabupaten hingga ke Dili, ibu kota negara Timor Leste. Setiap hari, ratusan ribu orang melintasi jalur tersebut.
Awal mula bantuan

Menteri Sosial Tri Rismaharini (tengah) bersama Direktur Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) Tomy Trinugroho (kiri) meninjau rumah yang dibangun bagi korban badai Seroja di Kelurahan Baubau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (13/12/2022). Rumah itu dibangun oleh Yayasan DKK yang mengelola donasi para pembaca Kompas.
Risma menuturkan, bantuan rumah berawal ketika dirinya bersama sejumlah perwakilan lembaga donasi melakukan perjalanan ke perbatasan Indonesia dan Timor Leste pada Maret 2022. Mereka mendapati ada warga di tempat itu yang masih tinggal di tenda darurat.
Setelah ditanya, warga dimaksud adalah korban badai Seroja. Artinya, sudah setahun korban tinggal di tenda darurat. Seusai berdialog, Yayasan DKK menyatakan kesediaan membangun rumah delapan keluarga yang tinggal di tenda itu.
Setelah memastikan status lahan tidak bermasalah, pembangunan pun dimulai. Dana pembangunan bersumber dari Yayasan DKK dengan kontraktor dari Surabaya Satu. Pembangunan berlangsung sekitar enam bulan tanpa hambatan berarti.
”Terima kasih DKK sudah berpartisipasi untuk meringankan beban para korban,” kata Risma seraya menyebutkan bahwa Yayasan DKK dan Kemensos sudah sering berkolaborasi dalam berbagai misi kemanusiaan di berbagai daerah.

Menteri Sosial Tri Rismaharini menandatangani prasasti peresmian gedung Community Center di Desa Humusu Wini, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (17/9/2022). Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas ikut berpartisipasi dalam pembangunan gedung di perbatasan Indonesia dengan negara Timor Leste itu.
Di NTT, DKK dan Kemensos juga terlibat pembangunan pusat belajar di Desa Hamusu Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara. Wini merupakan desa terluar yang berbatasan langsung dengan Distrik Oeccuse, wilayah enklave negara Timor Leste.
Ketika peresmian pusat belajar pada September 2022, DKK menggelar operasi katarak bagi ratusan warga. Menurut Risma, kolaborasi antara pemerintah dan lembaga donasi sangat diperlukan. Bagaimana pun, pemerintah punya keterbatasan.
Sementara itu, Tomy mengatakan, Yayasan DKK berterima kasih telah diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan rumah bagi korban badai Seroja. Biaya yang digunakan untuk pembangunan tersebut bersumber dari donasi para pembaca Kompas.
Yayasan DKK berpartisipasi membantu korban badai Seroja mulai dari masa tanggap darurat hingga rekonstruksi pascabecana. Saat tanggap darurat, tim DKK menyerahkan bantuan di daerah terdampak paling parah, yakni Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Kupang, dan Kabupaten Malaka.

Bulir jagung dari ladang di Desa Fahiluka, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, yang rusak diterjang banjir akibat siklon tropis Seroja, Rabu (21/4/2021).
Dalam catatan Kompas, Badai Seroja merupakan bencana hidrometeorologi terburuk yang pernah terekam dalam sejarah kebencanaan di NTT. Sebanyak 181 orang meninggal, 47 orang hilang, dan 49.512 jiwa lainnya terdampak. Selain itu, sebanyak 250 orang luka-luka. Rumah rusak berat 17.124 unit, rusak sedang 13.652 unit, dan rusak ringan 35.733 unit.
Di luar badai Seroja, Yayasan DKK sudah banyak berpartisipasi dalam pembangunan di NTT. Di antaranya pembangunan sarana pendidikan, air bersih, dan rumah singgah yayasan kemanusiaan. Secara nasional, cikal bakal DKK dimulai tahun 1966 atau setahun setelah harian Kompas berdiri.
Sejarah lahirnya harian Kompas juga tidak lepas dari peranan orang NTT. Tokoh asal NTT, Frans Seda, terlibat dalam rencana berdirinya Kompas. Tak sampai di situ, orang NTT terlibat dalam memberi dukungan berupa 5.000 tanda tangan.
Natanael Tambani (72), penerima bantuan, menyampaikan terima kasih kepada Yayasan DKK yang menghadirkan rumah bagi mereka. ”Kami tidak menyangka dapat bantuan ini. Kami percaya, Tuhan menggerakkan hati mereka datang ke sini untuk membantu kami,” ujarnya.

Warga menari seusai peresmian rumah bagi korban badai Seroja di Kelurahan Baubau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (13/12/2022). Rumah itu dibangun Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas.
Natanael menuturkan, ketika banjir datang, ia bersama anak dan cucunya keluar dari rumah. Beberapa menit, ketinggian air yang melampaui 10 meter itu menghanyutkan rumah mereka tanpa bekas. Mereka hanya membawa pakaian di badan. Semua harta benda hilang.
Mereka tak menyangka, sungai di belakang rumah meluap. Dalam peristiwa itu, seorang anak Natanael hanyut dan kemudian ditemukan tidak bernyawa. Hampir semua rumah yang berada di sekitar daerah itu hanyut tanpa bekas. Natanael berharap agar pemerintah daerah menormalisasi sungai tersebut.
Seusai acara penyerahan hunian baru itu, mereka meluapkan kegembiraan dengan menari bersama. Gembira punya rumah baru. Rumah dari donasi para pembaca Kompas telah menghibur mereka yang papa.
Baca Juga: DKK Ikut Majikan Beranda Negeri