Angin Kencang 107 Kilometer Per Jam Rusak Dinding Bandara Kertajati
Angin dengan kecepatan 107 kilometer per jam merusak dinding lantai dua Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati, Kabupaten Majalengka, Sabtu (17/12/2022). Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
MAJALENGKA, KOMPAS — Angin dengan kecepatan 107 kilometer per jam merusak dinding lantai dua Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati, Kabupaten Majalengka, Sabtu (17/12/2022). Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Operasional bandara pun masih normal.
Direktur PT Bandara Internasional Jabar (BIJB) Muhamad Singgih mengatakan, hujan deras dan angin kencang dengan kecepatan mencapai 58 knot atau 107 kilometer per jam pada Sabtu pukul 16.23 telah merusak dinding dan plafon di lantai dua. Sekitar lima panel dinding berbahan gipsum rusak.
”Peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa dan tidak ada yang cedera. Kerusakannya pun tidak terlalu berat dan akan kami perbaiki sesegera mungkin,” ujar Singgih. Pada saat kejadian, tidak ada orang di sekitar lokasi. Petugas dan pengunjung banyak yang beraktivitas di lantai tiga.
Vice President of Commercial and Technical PT BIJB Ari Widodo mengakui, hari itu berlangsung acara Explore SMK Jabar Juara di bandara. Namun, tempatnya di lantai tiga, bukan lokasi kerusakan dinding. Sejumlah warga di lantai dua, katanya, hanya mengambil gambar.
Ari memastikan kejadian itu tidak mengganggu operasional bandara. Saat ini, bandara dengan terminal seluas 96.280 meter persegi itu belum melayani penerbangan komersial reguler. Bulan lalu, Kertajati memberangkatkan dua perjalanan umrah setelah sempat mati suri dua tahun.
Bandara yang menghabiskan dana pembangunan hampir Rp 3 triliun itu tidak lagi melayani penerbangan komersial penumpang pada pertengahan 2020 karena pandemi Covid-19. Pada 2019, Kertajati melayani 451.852 penumpang atau jauh dari target 2,6 juta jiwa setiap tahun.
Ia mengklaim, konstruksi dinding di tempat itu sudah sesuai ketentuan. Akan tetapi, angin yang sangat kencang merusak fasilitas itu. ”Dulu pernah ada angin kencang 48 knot. Ada kerusakan, tetapi tidak parah. Lokasinya di situ juga, tetapi hanya sedikit dan sudah ditutup,” katanya.
Ahmad Faa Izyin, prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi Kertajati, mengatakan, angin dengan kecepatan 58 knot sore itu merupakan yang terkencang di Kertajati dan sekitarnya. ”Angka itu yang paling tertinggi selama ini,” ucapnya.
Ahmad mengimbau masyarakat dan pemerintah agar mengantisipasi dampak angin kencang. Misalnya, berlindung di tempat yang kokoh. ”Januari hingga Maret (2023) nanti merupakan puncak musim hujan. Potensi hujan lebat disertai angin kencang masih bisa terjadi,” tuturnya.