Pertamina EP Jatibarang Field Genjot Produksi Migas dari 20 Sumur
PT Pertamina Exploration Production Jatibarang Field terus menggenjot produksi minyak dan gas melalui pengeboran 20 sumur tahun ini. Capaian ini diharapkan menjaga ketahanan energi nasional.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — PT Pertamina Exploration Production Jatibarang Field terus menggenjot produksi minyak dan gas melalui pengeboran 20 sumur tahun ini. Produksi di salah satu sumur bahkan bisa melebihi target. Capaian ini diharapkan mendukung ketahanan energi.
Menjelang pengujung tahun 2022, Sumur ABG-017 di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mencatatkan kinerja memuaskan. Pengeboran sumur baru yang dimulai sejak 23 Oktober lalu itu kini mencapai 2.192 meter measured depth (mMD) atau kedalaman dari permukaan tanah.
Andri Haribowo, General Manager Pertamina EP Zona 7, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas, Jumat (16/12/2022), menyebutkan, pengeboran sumur baru itu tuntas empat hari lebih cepat dibandingkan target yang ditentukan, yakni Senin (11/12/2022), tanpa insiden atau kecelakaan kerja.
Percepatan proses pengemboran sumur itu berdampak positif pada realisasi biaya. Semula, pihaknya memperkirakan produksi minyak bumi dari sumur itu sekitar 350 barel per hari. Akan tetapi, secara aktual, produksinya mencapai 549 barel per hari atau 157 persen dari target awal.
Sumur ABG-017 merupakan salah satu dari 20 sumur yang menjadi target pengeboran Pertamina EP area Jabar tahun ini. Sebanyak 19 di antaranya adalah sumur pengembangan dan 1 sumur masih tahap eksplorasi. Sumur itu tersebar mulai dari Indramayu, Cirebon, Majalengka, hingga Subang.
”Keberhasilan ini merupakan tren positif dalam peningkatan produksi migas, khususnya di PEP Jatibarang Field. Semoga tren keberhasilan serupa juga diikuti di lapangan yang lain,” ujar Andri. Sebelumnya, pihaknya juga menemukan sumber daya migas baru di sumur Indramayu.
Produksinya mencapai 549 barel per hari atau 157 persen dari target awal.
Dari pengeboran sumur eksplorasi BJK-001 tersebut, pihaknya memperoleh rate gas sebesar 4,4 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Hingga akhir November, produksi minyak di wilayah Pertamina EP area Jabar mencapai 13.726 BPOD dan gas bumi sebesar 242 MMSCFD.
Menurut Andri, optimalisasi produksi migas pun dilakukan melalui terobosan teknologi enhanced oil recovery (EOR), yakni metode peningkatan produksi minyak dengan menginjeksikan sumber energi. Di sumur JTB-161, pihaknya memasukkan karbondioksida. Upaya mengoptimalkan potensi sumur itu juga sekaligus turut mengurangi emisi gas buang CO2 untuk energi yang ramah lingkungan.
Direktur Utama Pertamina EP Wisnu Hindadari memastikan, pengeboran sumur menerapkan prinsip tepat waktu hingga sesuai dengan pembiayaan. ”Pertamina EP akan terus menjalankan operasi migas yang andal dan mengutamakan aspek keselamatan sehingga dapat memberikan kontribusi secara signifikan bagi ketahanan energi negeri ini,” ujarnya.
Apalagi, realisasi lifting minyak hasil produksi yang telah diolah dan siap digunakan per triwulan III tahun ini baru 610.100 barel per hari. Angka ini masih di bawah target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2022 yang sebanyai 703.000 barel per hari (Kompas, 19/10/2022).