Bersiap Menyusuri Keindahan Semarang Sambil Berlari
Para peserta lomba lari Semarang 10K akan menikmati rute eksotis di sepanjang jalanan Semarang. Berwisata sekaligus menikmati kuliner juga menjadi agenda wajib para pelari dari luar kota.
Oleh
MEGANDIKA WICAKSONO, KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
Suasana Gedung Weeskamer di kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, tampak meriah, Jumat (16/12/2022). Para pelari yang hendak mengikuti lomba Semarang 10K Powered by Isoplus tampak hilir mudik untuk mengambil race pack atau perlengkapan lomba.
Di salah satu sudut ruangan, Welly Susanto (46) beserta istri dan anak laki-lakinya bergaya sambil menunjukkan nomor dada ke depan kamera 360 derajat yang disediakan panitia. Setelah melihat hasil fotonya, mereka pun tersenyum senang.
Dalam lomba Semarang 10K yang bakal digelar pada Minggu (18/12/2022), Welly akan berlari bersama istri dan anaknya. ”Karena lari bersama keluarga, saya tidak punya target waktu tertentu,” kata pelari asal Semarang itu.
Bagi Welly, berlari di Semarang selalu menyenangkan. Apalagi, rute Semarang 10K sepanjang 10 kilometer (km) akan melewati sejumlah kawasan atau tempat ikonik dan eksotis, misalnya Lawang Sewu, Tugu Muda, Simpang Lima, Gereja Gedangan, Jembatan Mberok, dan Kota Lama Semarang.
Semarang 10K digelar atas kerja sama Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, harian Kompas, dan Isoplus. Lomba lari itu digelar sejak tahun 2018 dan berlanjut pada 2019. Pada 2020 dan 2021 lomba itu tidak digelar karena situasi pandemi Covid-19.
Henri (38), pelari dari Komunitas DJP Runners Semarang, juga merasa antusias mengikuti Semarang 10K. Bahkan, Henri berharap bisa meraih personal best atau catatan waktu personal terbaik dalam lomba tersebut.
”Ini kali kedua saya ikut Semarang 10K setelah tahun 2019. Kesan saya, acaranya bagus, rapi, water station (pos minum) melimpah, jalurnya nyaman,” kata Henri.
Salah satu pendiri komunitas Fakerunners Semarang, Vita Mahaswari, menuturkan, tahun ini, rute Semarang 10K akan melintasi kawasan Kota Lama Semarang yang telah tertata apik. Rute itu dianggap bisa menyegarkan mata dan menumbuhkan semangat para pelari yang melintas.
”Dulu kawasan Kota Lama belum seramai sekarang, masih sepi dan di beberapa lorong itu penerangannya minim. Jadi, agak takut lari di daerah itu. Kalau sekarang, di tiap gangnya muncul kafe-kafe baru jadi ramai. Penerangan jalannya juga semakin banyak. Jadi, merasa aman kalau lari di kawasan itu,” tutur Vita.
Daftar kuliner
Para pelari dari luar kota memiliki motivasi lebih saat mengikuti Semarang 10K. Selain ingin menikmati pemandangan bangunan heritage di sepanjang lintasan, beberapa pelari juga telah menyiapkan daftar kuliner di Semarang yang ingin mereka nikmati.
Risa Hartanto (41), pelari asal Sidoarjo, Jawa Timur, mengaku sangat ingin menikmati berlari di antara bangunan-bangunan cagar budaya di Kota Lama Semarang. ”Tahun 2018 dan 2019, saya juga ikut Semarang 10K. Tahun ini ikut lagi karena senang dengan rutenya yang melewati kawasan heritage di Kota Lama,” kata kapten komunitas Delta Runners Sidoarjo itu.
Risa bersama belasan pelari lain dari Delta Runners Sidoarjo juga telah menyiapkan daftar kuliner yang hendak disantap di Semarang. Daftar kuliner itu, misalnya Soto Bokoran, Rumah Makan Asem Asem Koh Liem di Jalan Karanganyar, Lumpia Mataram, dan Tahu Petis Yudistira.
Widi Prasetiyo (30) dari komunitas ISO Mlayu, Surabaya, mengaku tertarik mengikuti Semarang 10K karena lomba itu disebut menyajikan pemandangan menarik di sepanjang rute.
”Kami dari ISO Mlayu rata-rata ingin lari gembira saja supaya bisa menikmati lomba ini. Katanya peserta akan lari di tengah Kota Semarang dengan pemandangan yang indah,” katanya.
Widi yang mengikuti Semarang 10K bersama delapan temannya itu mengaku belum punya rencana detail untuk berwisata atau menikmati kuliner di Semarang. Namun, dia mengaku sangat ingin menikmati lumpia khas Semarang.
”Semarang itu enak banget buat jalan santai di tengah kota, ramah buat pejalan kaki, pemandangannya indah, makanannya enak-enak,” tuturnya.
Rute Semarang 10K akan melintasi kawasan Kota Lama Semarang yang telah tertata apik.
Kangen-kangenan
Dede Purnomo (28), pelari asal Banyumas, Jateng, mengatakan, dirinya ingin menikmati ajang Semarang 10K untuk bersilahturahmi dan kangen-kangenan bersama teman-teman pelari dari berbagai kota. Di ajang itu, Dede ingin juga mencatatkan personal best dengan target waktu di bawah 45 menit. ”Saya sudah latihan lumayan,” kata anggota komunitas Banyumas Runners itu.
Puguh Rumanto (33) dari Komunitas Lari Kendos, Surabaya, juga berencana mengikuti Semarang 10K sambil mengunjungi sejumlah saudara dan kenalannya. ”Ajang lari seperti ini, kan, sekalian untuk reuni bersama teman-teman,” katanya.
Manager Event Harian Kompas Sri Aswito Zainul menyampaikan, total peserta Semarang 10K sebanyak 2.100 orang, terdiri dari 2.000 pelari kategori 10 km dan 100 pelari kategori Kids Dash.
Aswito memaparkan, Semarang 10K diharapkan bisa menjadi lomba penutup tahun bagi komunitas lari di Indonesia. Dia menuturkan, rute lomba itu juga tergolong datar sehingga para peserta sangat berpotensi meraih personal best.
”Kami bekerja sama dengan Pemkot Semarang, dinas perhubungan, dan kepolisian untuk membuat rute lomba Semarang 10K menjadi steril,” kata Aswito.
Pelaksana Tugas Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu berharap lomba lari Semarang 10K bisa menimbulkan efek berganda bagi perekonomian di Kota Semarang. Para pelari dari luar kota pun diharapkan tak hanya datang untuk berlomba, tetapi juga menikmati wisata, kuliner, dan berbelanja oleh-oleh di Kota Semarang.
”Kami berharap pelari bisa tinggal lebih lama untuk menikmati Kota Semarang sehingga pelaku usaha di sini, mulai dari usaha wisata, kuliner, hingga penginapan, bisa mendapatkan berkah dan ekonominya bisa ikut terdongkrak,” tutur Hevearita.