Pembaca ”Kompas” melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas membangun rumah bagi korban badai Seroja di NTT.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN, KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Menteri Sosial Tri Rismaharini (tengah) bersama Ketua Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) Tomy Trinugroho (kiri) meninjau rumah yang dibangun bagi korban badai Seroja di Kelurahan Baubau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa (13/12/2022). Rumah itu dibangun oleh Yayasan DKK yang mengelola donasi para pembaca Kompas.
OELAMASI, KOMPAS — Para pembaca Kompas melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas membangun delapan rumah bagi korban badai Seroja di Kelurahan Baubau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pemerintah dan penerima bantuan berterima kasih atas kerja kemanusiaan yang ditujukan bagi kaum papa.
Acara penyerahan rumah pada Selasa (13/12/2022) pagi dihadiri oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini, Ketua Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) Antonius Tomy Trinugroho, serta sejumlah pejabat setempat. Momen tersebut diwarnai tangis haru sejumlah penerima bantuan.
Risma menuturkan, ide pembangunan rumah bermula ketika dirinya bersama sejumlah perwakilan lembaga amal, termasuk Yayasan DKK, melakukan perjalanan darat dari Kota Kupang ke Kabupaten Timor Tengah Utara. Saat melintasi tempat yang terletak di sisi Jalan Timor Raya itu, mereka mendapati korban badai Seroja yang hampir satu tahun tinggal di tenda darurat.
Mereka kemudian mencari jalan keluar untuk membantu para korban. ”Waktu itu, Yayasan DKK bersedia membangun rumah untuk bapak/ibu para korban. Terima kasih DKK sudah berpartisipasi untuk meringankan beban para korban,” kata Risma.
Kondisi rumah bagi korban badai Seroja di Kelurahan Baubau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa (13/12/2022). Penerima bantuan sangat bergembira mendapat rumah yang dibangun oleh Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas itu.
Risma yang berulang kali mengunjungi korban Seroja itu berharap para penerima bantuan segera bangkit untuk menata hidup agar lebih baik ke depan. Banjir yang dipicu badai Seroja pada awal April 2021 menghanyutkan rumah serta harta benda mereka. Hampir semua korban menyelamatkan diri hanya dengan membawa pakaian di badan.
Ketinggian air yang meluap dari sungai tak jauh dari rumah mereka hampir mencapai 10 meter. Risma sempat meninjau sungai yang berpotensi meluap jika terjadi hujan deras selama 24 jam itu. Risma pun berjanji akan berkomunikasi dengan lembaga berwenang dalam penataan sungai mengingat hal itu bukan kewenangan Kementerian Sosial.
Biaya yang digunakan untuk pembangunan tersebut bersumber dari donasi para pembaca Kompas.
Sementara itu, Tomy mengatakan, Yayasan DKK berterima kasih telah diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan rumah bagi korban badai Seroja. Biaya yang digunakan untuk pembangunan tersebut bersumber dari donasi para pembaca Kompas.
Secara simbolis, Tomy menyerahkan kunci rumah kepada para penerima. Beberapa di antara mereka menahan haru, bahkan ada yang sampai menitikkan air mata. Rumah yang dibangun Yayasan DKK berukuran 36 meter persegi. Konstruksi rumah didesain tahan gempa.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Ketua Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) Tomy Trinugroho menyerahkan kunci rumah bagi korban badai Seroja di Kelurahan Baubau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa (13/12/2022). Yayasan DKK membangun delapan rumah.
Yayasan DKK berpartisipasi membantu korban badai Seroja mulai dari masa tanggap darurat hingga rekonstruksi pascabencana. Saat tanggap darurat, tim DKK menyerahkan bantuan di daerah terdampak paling parah, yakni Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Kupang, dan Kabupaten Malaka.
Untuk rekonstruksi pascabencana, selain delapan rumah di Kabupaten Kupang, DKK juga terlibat dalam pembangunan pusat belajar di Desa Hamusu Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara. Wini merupakan desa terluar yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Pada saat peresmian pusat belajar, DKK menggelar operasi katarak bagi ratusan warga di sana.
Dalam catatan Kompas, badai Seroja merupakan bencana hidrometeorologi terburuk yang pernah terekam dalam sejarah kebencanaan di NTT. Sebanyak 181 orang meninggal, 47 orang hilang, dan 49.512 jiwa lainnya terdampak. Selain itu, sebanyak 250 orang luka-luka. Rumah rusak berat sebanyak 17.124 unit, rusak sedang 13.652 unit, dan rusak ringan 35.733 unit.
Natanael Tambani (72), salah seorang penerima bantuan, menyampaikan terima kasih kepada Yayasan DKK atas pembangunan rumah tersebut. ”Kami tidak menyangka dapat bantuan ini. Kami percaya, Tuhan menggerakkan hati mereka datang ke sini untuk membantu kami,” ujarnya.
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA
Warga menari seusai peresmian rumah bagi korban badai Seroja di Kelurahan Baubau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa (13/12/2022). Rumah itu dibangun oleh Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas.
Ketika banjir datang, Natanael bersama anak dan cucunya keluar dari rumah yang beberapa menit kemudian hanyut tanpa bekas. Mereka hanya membawa pakaian di badan. Mereka tak menyangka, sungai di belakang rumah meluap. Dalam peristiwa itu, seorang anak Natanael hanyut dan kemudian ditemukan tidak bernyawa.
Hampir semua rumah yang berada di sekitarnya hanyut tanpa bekas. Natanael berharap pemerintah daerah menormalisasi sungai tersebut sehingga tidak lagi meluap jika hujan turun dengan intensitas tinggi seperti saat terjadi badai Seroja pada April 2021 lalu.