Kinerja Membaik, Industri Keramik Indonesia Siap Ekspansi
Industri keramik Indonesia optimistis dan siap meneruskan ekspansi tahun mendatang. Asaki mencatat tingkat utilisasi kapasitas produksi keramik mencapai 79 persen pada 2022 dan menargetkan 80-85 persen pada 2023.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Industri keramik Indonesia mencatatkan tingkat utilisasi kapasitas produksi nasional mencapai 79 persen dari target 80 persen pada 2022. Dengan kinerja bertumbuh positif dan utilisasi diproyeksikan meningkat pada 2023, Asosiasi Aneka Industri Keramik menatap dengan optimistis dan siap meneruskan ekspansi.
Optimisme produsen keramik di Tanah Air disampaikan Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto serangkaian pertemuan ke-29 World Ceramic Tiles Forum (WCTF) di Nusa Dua, Badung, Senin (12/12/2022). Dalam pertemuan WCTF 2022, Indonesia tuan rumah forum yang dihadiri delegasi dari 12 negara.
Edy menyatakan, optimisme industri aneka keramik Indonesia juga didukung program percepatan pemanfaatan produk dalam negeri melalui tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan substitusi impor untuk proyek infrastruktur yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dicanangkan pemerintah.
”Dengan adanya kebijakan safeguard dan kepastian harga gas bumi tertentu, kami dari industri keramik bersyukur karena industri keramik Indonesia saat ini sudah masuk fase ekspansi,” kata Edy di Nusa Dua, Badung, Senin (12/12). ”Kami memandang 2023 bukan sebagai tantangan, tetapi sebagai peluang baru, meskipun ada situasi ketidakpastian dan ancaman resesi,” ujar Edy.
Adapun Ketua WCTF Jose Luis Lanuza menyatakan produsen keramik dunia juga masih optimistis menatap masa depan. Dalam pembukaan pertemuan ke-29 World Ceramic Tiles Forum (WCTF) di Nusa Dua, Senin (12/12), Jose menyebutkan, dukungan pemerintah kepada industri keramik seperti yang ditunjukkan Indonesia menjadi penting bagi kalangan produsen keramik.
Ditemui serangkaian acara WCTF 2022, Jose mengatakan, meskipun kawasan Eropa sedang menghadapi tantangan tingginya harga gas, tetapi pihak industri keramik masih optimistis dan menilai pasar masih terbuka. ”Keramik ini sudah dihasilkan sejak ribuan tahun yang lalu,” kata Jose. ”Kami optimistis dengan pembangunan yang masih berlangsung di sejumlah kawasan, termasuk di Indonesia,” ujar Jose menambahkan.
Kami memandang 2023 bukan sebagai tantangan, tetapi sebagai peluang baru, meskipun ada situasi ketidakpastian dan ancaman resesi,
Asaki mencatatkan kinerja industri aneka keramik nasional membaik dengan pencapaian utilitasi kapasitas produk nasional mencapai 79 persen dari target 80 persen pada 2022. Ini pencapaian tertinggi sejak 2014, menyusul kebijakan pemerintah menetapkan harga gas bumi tertentu (HGBT) 6 dollar AS per million british thermal unit (MMBTU).
Asaki memproyeksikan tingkat utilisasi kapasitas produksi pada 2023 akan mencapai 80 persen sampai 85 persen pada 2023. Perkiraan kapasitas produksi total akan mencapai 470 juta meter persegi pada tahun depan. Pada 2021, produksi ubin keramik nasional mencapai 410 juta meter persegi. Secara global, Indonesia termasuk dalam 10 besar produsen ubin keramik di dunia.
Lebih lanjut Edy menyebutkan kinerja ekspor industri keramik Indonesia juga masih tumbuh positif meskipun pasar global mengalami situasi resesi. Sebaliknya, impor industri keramik mengalami penurunan sekitar 2 persen. Menurut Edy, dengan dukungan dan sinergitas dari pemerintah, Asaki optimistis, fase ekspansi industri keramik nasional akan berlanjut.
”Dengan kepastian harga gas bumi sebesar 6 dollar AS membuat kami percaya menjadi bisa ekspansi dan tidak hanya melihat market Indonesia dengan 270 juta penduduk, tetapi juga melihat market Asia Tenggara dengan 600 juta penduduk,” kata Edy. ”Sementara itu, saat ini produsen keramik di Eropa sedang mengalami krisis energi sehingga ini menjadi peluang industri keramik bisa berekspansi,” ujar Edy.
Mewakili Menteri Perindustrian, Ignatius Warsito dari Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian menyatakan industri aneka keramik Indonesia menumbuhkan optimisme dengan pencapaian utilisasi kapasitas produk nasional mencapai 79 persen pada 2022. Pencapaian itu menunjukkan pertumbuhan positif, yakni dari 74 persen pada 2021. Warsito menambahkan, produk ubin keramik Indonesia yang diproduksi industri nasional juga berkualitas karena mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan juga memasok kebutuhan pasar internasional.
”Pemerintah sudah melakukan upaya-upaya dalam pemulihan industri secara umum,” kata Warsito, yang ditemui serangkaian pertemuan ke-29 WCTF di Nusa Dua, Badung, Senin (12/12). Warsito menambahkan, pemerintah mengeluarkan kebijakan regulasi dalam upaya mempertahankan utilisasi industri nasional dan sekaligus meningkatkan kinerja industri manufaktur di Tanah Air.
”Dalam menghadapi tantangan ke depan, di antaranya, ancaman resesi dan krisis energi serta krisis keuangan, pemerintah tetap hadir dan mengingatkan agar harus berhati-hati dan waspada,” ujar Warsito. ”Pemerintah juga melakukan antisipasi dan mitigasi demi menjaga kinerja industri pada 2023,” kata Warsito lebih lanjut.