Hingga Akhir Tahun 2022, Tiga Kapal Pesiar Dijadwalkan Berlabuh di Surabaya
Hingga akhir tahun 2022, paling tidak ada tiga lagi kapal pesiar dari luar negeri yang mampir di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Tiga kapal itu membawa lebih dari 1.500 turis,
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sampai akhir tahun 2022, tak kurang tiga kapal pesiar bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. Masing-masing kapal pesiar tersebut membawa minimal 500 wisatawan dari mancanegara.
Kapal Pesiar Viking Mars sandar di Tanjung Perak pada Jumat (9/12/2022), membawa 570 wisatawan mancanegara dari Australia. Ini merupakan kapal pesiar pertama yang berlabuh di Tanjung Perak, sejak pandemi Covid-19 pada Maret 2020 lalu.
Artinya, hampir 2,5 tahun, Kota Surabaya tak dikunjungi kapal pesiar. Sebelumnya, setiap tahun ada 10-15 kapal pesiar yang singgah dan membawa sekitar 2.000 turis.
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya Wiwiek Widayati, Senin (12/12/2022), mengatakan, turis mancanegara itu diajak mengunjungi obyek wisata di Kota Pahlawan. Sepanjang hari selama 8 jam, rombongan wisatawan diajak mengunjungi Balai Kota Surabaya, Jalan Tunjungan, Gedung Siola, serta menikmati wisata lain. Mereka juga disuguhi beragam seni dan budaya, seperti tarian reog dan belanja produk UMKM Kota Surabaya.
Kehadiran rombongan turis dari luar negeri, meski tak lama, menurut pelaku UMKM ”Witrove” Wiwit Manfaati, sangat berarti. Wisatawan umumnya membeli apa saja yang ditawarkan pelaku UMKM Surabaya. Mereka tidak hanya belanja kerajinan tangan, tetapi juga kuliner dan batik khas Suroboyo.
Bagi saya yang besar di Australia, kami tidak pernah kenal dengan gaya tari semacam itu, mereka bisa menggerakkan tangan dan badan dan terlihat mudah, juga sangat indah. (Jennifer)
Turis asal Australia tampak menikmati atraksi para penari reog, dan tarian Lenggak Lenggok Surabaya ketika mampir di Balai Kota Surabaya.
Mengikuti irama musik, Jennifer, wisatawan asal Australia, mencoba menari dengan disaksikan oleh wisatawan yang lainnya. Tanpa ragu, ia menirukan gerak-gerik para penari.
Meskipun gerakannya terlihat kaku, ia sangat senang saat menirukan para penari membawakan tarian Lenggak-Lenggok Surabaya.
”Bagi saya yang besar di Australia, kami tidak pernah kenal dengan gaya tari semacam itu, mereka bisa menggerakkan tangan dan badan dan terlihat mudah, juga sangat indah,” katanya.
Serasi
Dengan menampilkan gerakan yang serasi dan menawan itu, menurut dia, penari membutuhkan latihan yang serius dan bertahun-tahun. ”Saya suka sekali melakukannya, menyenangkan untuk merasakan dan mencoba budaya lain,” ungkap Jennifer.
Menurut perempuan setengah baya ini, Surabaya adalah kota yang indah. Ia terkesan dengan taman-taman hijau yang asri dan tertata dengan baik.
Dari perjalanan singkatnya saat berkeliling di Kota Surabaya, ia mengaku sangat terpesona dengan suasana kota berpenduduk 3,1 juta jiwa ini. Kehidupan berkesenian dan keberadaan kampung-kampung masih terjaga baik di Surabaya.
”Sayang kami di sini hanya sebentar walau bisa tahu bahwa kota ini indah dan sepertinya enak kalau tinggal lebih lama. Saya juga suka bagaimana warga berinteraksi satu dengan yang lain. Dan saya ingin datang lagi ke Surabaya,” ujarnya.
Senada dengan Jennifer, Christopher wisatawan asal Australia mengatakan, kawasan wisata Kota Tua sangat menarik baginya. Saat berkunjung ke kawasan Pecinan, ia terpesona dengan salah satu destinasi wisata andalan di Surabaya itu.
”Saya sangat terkesan dan suka dengan tarian yang ditampilkan dan juga suara gamelan dan musiknya,” kata Christopher.
Ada 27 bus yang membawa penumpang kapal pesiar itu ke beberapa destinasi wisata. Mereka ditawarkan 4 paket destinasi, yakni paket Sparkling, paket Heritage of Surabaya, paket Culture of Surabaya, Temple of Surabaya, dan Surabaya Your Own yang lebih untuk belanja. Sejumlah destinasi wisata, seperti Tugu Pahlawan, Pura Jagat Karana, HOS Tjokroaminoto, Balai Kota Surabaya, Rumah Abuhan, Kembang Jepun, dan Kebun Binatang, juga dikunjungi.
”Surabaya melalui Tanjung Perak itu adalah pintu yang mereka bisa masuki bahwa pelabuhan dan Surabaya memiliki infrastruktur yang bagus. Di samping itu juga ada destinasi wisata yang bisa ditawarkan,” ujar Wiwiek.
Meskipun jumlah kunjungan para wisatawan berbeda dari sebelum pandemi Covid-19, ia melihat para wisatawan mancanegara antusias mengunjungi Kota Surabaya. Kunjungan itu sangat penting untuk mendorong pemulihan ekonomi di Kota Pahlawan.
”Pemkot Surabaya menguatkan lagi destinasi wisata sehingga semakin stabil secara kualitas. Kenyamanan, kebersihan, keramahantamahannya, dan sumber daya manusia yang menangani kegiatan terus ditingkatkan,” katanya.
Di samping itu, Pemkot Surabaya juga memiliki tambahan destinasi wisata baru, antara lain Tunjungan Romansa, Kya-kya, dan Wisata Perahu Air Kalimas, serta menawarkan paket destinasi wisata baru lain, yakni Surabaya Kriya Galeri (SKG) Reborn.
Kapal pesiar Amsterdam Rotterdam membawa turis dari sejumlah negara bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (13/11/2018). Tahun 2018 sebanyak 24 kapal pesiar dengan rata-rata 1.500 wisatawan asing singgah di Pelabuhan Tanjung Emas untuk berkunjung ke sejumlah obyek wisata, terutama Candi Borobudur.
”Upaya mempromosikan ini, untuk menguatkan kembali jejaring. Di tur operator pun terus memelihara hubungan kerja sama untuk menawarkan seluruh destinasi di Surabaya,” pungkasnya