Universitas Brawijaya Dinobatkan sebagai Salah Satu Kampus Ramah Disabilitas
Saat ini, Universitas Brawijaya memiliki 111 mahasiswa difabel aktif dan mereka mendapat layanan di bawah Pusat Layanan Disabilitas.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Universitas Brawijaya dinobatkan sebagai salah satu kampus ramah disabilitas. Hal itu berdasarkan pemeringkatan Unesa-Dimetric (Disability Inclusion Metrics).
Penganugerahan penghargaan dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa)-Dimetric tersebut diberikan pada Kamis (8/12/2022) di Gedung Rektorat Kampus Lidah Wetan, Surabaya. Dalam penganugerahan tersebut, Universitas Brawijaya (UB) masuk dalam peringkat keempat dunia kategori universitas ramah disabilitas.
Unesa-Dimetric merupakan pemeringkatan kampus ramah disabilitas yang diikuti 125 perguruan tinggi dunia. Tujuannya, untuk mewujudkan lingkungan pendidikan yang ramah bagi penyandang disabilitas. Selain itu, untuk mengupayakan terciptanya inovasi program dan pertukaran ide dalam mendukung pendidikan yang berkelanjutan, setara, akuntabel, dan bertanggung jawab.
”UB berkomitmen untuk terus mewujudkan lingkungan kampus yang ramah bagi penyandang disabilitas,” kata Rektor Universitas Brawijaya Widodo, Jumat (9/12/2022), dalam siaran persnya. Dengan penghargaan yang diterima itu, Widodo berharap UB akan semakin konsisten mewujudkan kampus inklusif.
UB sejak 2012 telah menerima mahasiswa jalur disabilitas dan terus berusaha melengkapi sarana dan prasarana agar aman dan nyaman bagi penyandang disabilitas.
Saat ini, UB memiliki 111 mahasiswa difabel aktif dan mereka mendapat layanan di bawah Pusat Layanan Disabilitas (PLD). Hasilnya, pada 2020, UB mendapat penghargaan Zero Award dari sebuah lembaga di bawah PBB. Salah satu keunggulan PLD UB adalah bahwa setiap mahasiswa disabilitas akan disediakan ”teman” dalam mengikuti aktivitas kemahasiswaan di kampus.
Adapun menurut Nadi Suprapto, Ketua Satuan Klasterisasi dan Pemeringkatan Unesa, program itu merupakan langkah awal untuk menciptakan kampus ramah disabilitas. ”Dimetric ini merupakan aksi nyata dari komitmen Unesa untuk sama-sama mewujudkan aksesibilitas dan kualitas layanan untuk mereka yang disabilitas,” katanya.
Nadi menambahkan, tercatat 125 perguruan tinggi di dunia yang menjadi partisipan Unesa-Dimetric 2022. Mereka melalui tahapan registrasi mulai 15 Agustus hingga 2 November 2022. Kemudian, kampus akan masuk dalam tahap penilaian pada periode 7 November 2022.
”Ada 10 indikator yang digunakan dalam penilaian, meliputi kepemimpinan, perencanaan strategis, kebijakan khusus inklusi, kelembagaan, kerja sama organisasi disabilitas, sarana-prasarana, akomodasi yang layak, siswa-karyawan, pendidikan, dan penelitian-pengabdian masyarakat,” kata Ketua Unesa-Dimetric tersebut.
Hasil penilaian secara berurut-turut adalah Open University (Inggris) dengan skor 90,94, University of Alicante (Spanyol) dengan skor 90,28, Unesa (Surabaya) dengan skor 89,56, dan Universitas Brawijaya (Malang) dengan skor 82,89.
Kemudian, The University of Sydney (Australia) dengan skor 81,00, University of Tsukuba (Jepang) dengan skor 79,00, Universitas Jember (Jember) dengan skor 73,61, Universitas Multimedia Nusantara (Tangerang) dengan skor 71,94, dan Universitas Negeri Semarang (Semarang) dengan skor 70,61.
Selanjutnya, Universitas Nahdlatul Ulama (Surabaya) dengan skor 55,44, Selcuk University (Turki) dengan nilai 29,78, University of Yangon (Myanmar), UIN Sulthan Thaha Saifuddin (Jambi) dengan nilai 28,78, The University of Faisalabad (Pakistan) dengan skor 27,94, UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta) dengan perolehan skor 26.06, Persian Gulf University (Iran) dengan skor 24,44, dan seterusnya.