Warga Pegunungan Bintang Diminta Waspada Pascaserangan KKB
Aparat kepolisian di Kabupaten Pegunungan Bintang meningkatkan kesiagaan setelah aksi kelompok kriminal bersenjata menewaskan tiga warga. Mereka mengimbau masyarakat agar menghindari lokasi yang rawan gangguan keamanan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pihak kepolisian meminta warga meningkatkan kewaspadaan pascaserangan kelompok kriminal bersenjata yang menewaskan tiga orang di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, Senin (5/12/2022). Aparat pun telah meningkatkan patroli di seluruh lokasi yang rawan gangguan keamanan.
Kepala Kepolisian Resor Pegunungan Bintang Ajun Komisaris Besar Cahyo Sukarnito, saat dihubungi dari Jayapura, Papua, Rabu (7/12/2012), mengatakan, pihaknya telah bersiaga untuk mengantisipasi serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Lamek Taplo tersebut. Sekitar 500 personel kepolisian kini berada di Pegunungan Bintang.
Ia memaparkan, jenazah ketiga korban serangan KKB telah diterbangkan dari Bandara Oksibil ke Jayapura pada Rabu. Identitas ketiga korban adalah La Aman (39), La Usu (40), dan La Ati (23). La Aman tewas akibat dipukul di kepala dengan besi. Sementara La Usu dan La Ati tewas karena terkena tembakan di kepala.
”Ketiga korban berasal dari Sulawesi Tenggara. Pihak keluarga telah membawa jenazah ketiga korban ke kampung halamannya dengan pesawat pada Rabu ini,” kata Cahyo.
KKB menyerang ketiga korban bersama tiga orang lainnya saat melintas di Kampung Mangabib, Distrik Oksebang. Adapun tiga orang lainnya itu berhasil melarikan diri dari serangan tersebut. Keenam orang itu berprofesi sebagai pengojek sepeda motor.
Cahyo pun meminta masyarakat Pegunungan Bintang agar tidak beraktivitas di lokasi yang rawan serangan KKB. Kelompok Lamek Taplo diketahui berasal dari daerah Oksop. Sebelumnya, kelompok ini juga menyerang kamp pekerja jalan Trans-Papua di Kampung Mangibab dan membakar enam unit ekskavator pada 12 September 2022. Sebanyak 10 pekerja selamat dalam insiden ini.
Bupati Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana menyampaikan rasa dukacita mendalam atas tewasnya ketiga warga tersebut. Ia mewakili masyarakat Pegunungan Bintang menyampaikan permintaan maaf bagi keluarga ketiga warga yang menjadi korban kejahatan KKB itu.
”Peristiwa ini merupakan tindakan kriminal. Kami meminta pihak kepolisian untuk memproses hukum semua pelaku yang telah membunuh tiga warga yang tidak bersalah,” ujar Spei.
Kepala Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Perwakilan Wilayah Papua Frits Ramandey juga menyesalkan penyerangan terhadap warga yang terus terjadi di wilayah Papua hingga akhir tahun ini. Ia menyatakan, Komnas HAM terus berkomunikasi dengan kelompok tersebut untuk mengupayakan dialog damai sehingga mengeliminasi aksi kekerasan.
Teror KKB yang menyerang warga sipil dan aparat keamanan terus terjadi setiap tahun di wilayah Papua. Berdasarkan catatan Kompas dan data TNI-Polri telah terjadi 48 kasus serangan KKB di Papua sejak Januari hingga 5 Desember 2022.
Serangan KKB terjadi di sejumlah kabupaten di Provinsi Papua Tengah dan Provinsi Papua Pegunungan. Daerah-daerah ini, antara lain, adalah Yahukimo, Intan Jaya, Puncak, Paniai, Puncak Jaya, Nduga, Pegunungan Bintang, Yalimo, dan Deiyai.
Serangan-serangan tersebut mengakibatkan jatuh korban, baik dari aparat TNI, Polri, maupun warga. Dari aparat TNI, sebanyak 7 personel gugur dan 12 personel luka-luka, sedangkan anggota Polri yang gugur satu personel dan 2 personel mengalami luka-luka. Sementara warga yang meninggal sebanyak 31 orang dan 7 orang luka-luka.