Meski kondisi relatif melandai, Gunung Semeru masih mengeluarkan letusan-letusan kecil dan guguran lava pijar dengan jarak pendek sekitar 500 meter dari puncak.
Oleh
DAHLIA IRAWATI, BAHANA PATRIA GUPTA, DEFRI WERDIONO
·4 menit baca
LUMAJANG, KOMPAS — Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, masih mengeluarkan letusan-letusan kecil dan guguran lava pijar dengan jarak pendek sekitar 500 meter dari puncak. Sementara warga saat ini fokus menyelamatkan barang-barang yang disimpan di rumah lama mereka sebelum relokasi.
Aktivitas Gunung Semeru, Selasa (6/12/2022), kian melandai. Pada pemantauan Selasa pukul 00.00-06.00 WIB, terjadi 22 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 10-23 milimeter dengan lama gempa 60-155 detik, 5 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-12 mm dan lama gempa 45-115 detik, 4 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 4-16 mm, dan 1 kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 28 mm. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan sehari sebelumnya.
Jika dibandingkan dua hari sebelumnya, kondisi Semeru relatif melandai. Meski begitu, masyarakat diminta tetap waspada. ”Masih ada letusan-letusan kecil dan guguran lava pijar sejauh 500 meter dari puncak. Hingga kini, status Semeru masih Awas sehingga masyarakat terus diminta tetap waspada akan segala potensi ancaman yang mungkin terjadi,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan, Selasa.
Rekomendasi PVMBG adalah agar masyarakat tetap tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan hingga jarak 17 kilometer dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat diharapkan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 km dari puncak.
Selain itu, masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 8 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Juga mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
PVMBG juga mengeluarkan volcano observatory notice for aviation (VONA) atau peringatan gangguan penerbangan akibat abu vulkanik Semeru.
Hingga dua hari usai erupsi dan guguran awan panas Semeru, warga di sekitar lereng Semeru yang sempat mengungsi masih sibuk menyelamatkan barang-barang di rumah lama mereka. Selain itu, juga dilakukan pengerukan material vulkanik yang menimbun jalan, misalnya di Dusun Kajarkuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
Andika, warga Desa Curahkobokan, Pronojiwo, sejak pagi sudah berada di rumahnya yang tersapu material vulkanik. Ia sibuk mengumpulkan barang-barang yang masih bisa diselamatkan.
”Saya sudah mendapatkan hunian tetap. Namun, saya tetap menjaga rumah lama yang selamat dari erupsi 2021. Rumah ini untuk menaruh sebagian perabot rumah tangga karena tidak muat jika ditaruh di hunian tetap,” kata Andika.
Tidak jauh berbeda dengan Ponidi, korban erupsi Semeru 2021. Ia juga sudah mendapatkan hunian sementara atau hunian tetap. Namun, ia juga masih berusaha datang ke rumahnya untuk menyelamatkan barang yang tersisa.
”Rumah saya hancur total terendam material vulkanik dan hanya menyisakan bagian dapur yang atapnya juga hancur. Di sini letak sepeda motor terakhir saya parkir. Ini mencoba mencari apakah masih ada barang yang bisa diselamatkan,” kata warga Dusun Kajarkuning tersebut.
Adapun Kepala Seksi Operasional Basarnas Surabaya Haris Supardi menjelaskan, tim SAR gabungan masih melakukan pemantauan dan penyusuran di tiga titik kawasan sekitar Semeru. Tiga titik tersebut adalah lokasi di Kajar Kuning, Kamar Kajang, dan Jembatan Jugosari. Tim juga bersiaga di pos pengamatan gunung Semeru di Gunung Sawur.
Kami mengimbau mereka untuk meninggalkan lokasi. Itu yang dilaksanakan teman-teman, memberikan imbauan-imbauan. Ini karena warga mulai berani kembali ke lokasi-lokasi zona merah,
”Tim dibagi dalam tiga regu dan tiga titik yang kami tindak lanjuti. Hari ini masih tindak lanjut dari yang kemarin,” katanya. Tim yang terlibat antara lain 15 organisasi SAR, gabungan dari Surabaya, Jember, Lumajang, serta TNI-Polri.
Penyisiran, menurut Haris, salah satunya untuk mendeteksi adakah kemungkinan korban jiwa dalam erupsi Semeru dua hari lalu. Ia mengatakan, mereka tetap berjaga-jaga atas kemungkinan itu. Selain itu, tim juga bertugas mengingatkan warga agar menjauhi zona merah rawan bencana Semeru. Saat ini, mulai banyak warga kembali beraktivitas, bahkan di daerah Kajar Kuning, area terdekat dari puncak kawah.
”Kami mengimbau mereka untuk meninggalkan lokasi. Itu yang dilaksanakan teman-teman, memberikan imbauan-imbauan. Ini karena warga mulai berani kembali ke lokasi-lokasi zona merah,” katanya.