BPBD Jatim Kirim Bantuan Personel dan Logistik untuk Penyintas Erupsi Semeru
BPBD Jawa Timur mengirim bantuan personel dan logistik untuk mempercepat penanganan bencana awan panas guguran Gunung Semeru di Lumajang. Sebaran abu vulkanik belum berdampak pada aktivitas penerbangan di Bandara Juanda.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur mengirimkan bantuan personel dan logistik untuk masyarakat penyintas erupsi Semeru di Lumajang, Jatim, Minggu (4/12/2022).
SIDOARJO, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur mengirimkan bantuan personel dan logistik untuk mempercepat penanganan bencana awan panas guguran Gunung Semeru di Lumajang. Sejauh ini, sebaran abu vulkanik belum berdampak pada aktivitas penerbangan di Bandar Udara Juanda Surabaya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim Sriyono mengatakan telah berkoordinasi dengan BPBD Lumajang. Berdasarkan laporan sementara, erupsi pada Minggu (4/12/2022) dini hari itu menyebabkan warga yang berada di dekat kawasan rawan bencana di lereng sisi tenggara mengevakuasi diri secara mandiri.
BPBD Lumajang juga menyiapkan lokasi pengungsian, seperti di gedung sekolah. Namun, jumlah pengungsi dan sebarannya masih didata petugas di lapangan.
Warga lanjut usia dari Dusun Umbulan mengungsi di SD Negeri Supiturang 4 pascaerupsi Gunung Semeru di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (4/12/2022).
Untuk itu, Sriyono mengatakan, pihaknya mengirimkan 15 personel. Mereka akan disebar di Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro. Alasannya, Jembatan Gladak Perak yang menghubungkan Lumajang-Malang masih rusak.
”Tim akan mendata ke berbagai lokasi pengungsian warga penyintas,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga akan mengirimkan bantuan logistik. Beberapa di antaranya berupa 1 ton beras dan 200 liter minyak goreng.
Pengungsi juga akan mendapat masker, 100 selimut, 50 terpal, dan perlengkapan logistik lain.
Warga Dusun Umbulan mengungsi di SD Negeri Supiturang 4 pascaerupsi Gunung Semeru di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (4/12/2022).
Gunung Semeru kembali mengalami erupsi dan memuntahkan awan panas guguran pada Minggu sejak pukul 02.46. Kolom abunya setinggi lebih kurang 1.500 meter di atas puncak. Aktivitas erupsi Gunung Semeru itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 35 milimeter.
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), awan panas guguran itu berasal dari tumpukan material vulkanik di ujung lidah lava yang berada sekitar 800 meter dari puncak atau Kawah Jonggring Seloko.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menyatakan, berdasarkan pantauan CCTV Semeru, fenomena awan panas guguran terus berlangsung hingga Minggu pukul 07.42 dengan jarak luncur 5-7 kilometer.
Setelah erupsi, tim BPBD Kabupaten Lumajang langsung turun ke lapangan untuk melakukan kajian cepat dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Sebagai antisipasi dampak risiko abu vulkanik, tim BPBD Kabupaten Lumajang juga membagikan masker gratis kepada warga.
PVMBG meminta warga tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak. Warga juga diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Alasannya, hal itu berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Warga mengamati Besuk Kobokan yang dipenuhi material vulkanik yang mengeluarkan asap pascaerupsi Gunung Semeru di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (4/12/2022).
Masyarakat juga direkomendasikan tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru. Hal itu rawan memicu bahaya akibat lontaran batu pijar.
Sementara itu, dari Bandara Juanda Surabaya dilaporkan, sebaran abu vulkanik Gunung Semeru belum berdampak terhadap aktivitas penerbangan domestik ataupun internasional. Hal itu dipastikan oleh Stakeholder Relation Manager Bandara Juanda Surabaya Yuristo Ardhi Hanggoro.
”Berdasarkan hasil monitoring, hingga saat ini tidak ada penerbangan yang terdampak. Bandara Juanda Surabaya beroperasi normal,” ujar Yuristo.