Empat Rumah Rusak Akibat Gempa Magnitudo 6,4 di Garut
Setidaknya empat rumah di tiga kecamatan di Garut, Jawa Barat terdampak gempa. Warga pun diminta waspada, termasuk mengantisipasi berita bohong.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA, ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIANJUR, KOMPAS – Sebanyak empat rumah rusak pasca gempa yang melanda wilayah Garut, Sabtu (3/12/2022) sekitar pukul 16.49. Belum ada korban jiwa yang tercatat akibat gempa bumi dengan Magnitudo 6,4, namun pendataan dan pemantauan potensi korban masih dilakukan di sekitar daerah terdampak.
Laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyebutkan pusat gempa berada di sekitar koordinat 7.51 LS, 107.52 BT. Titik ini masuk ke dalam wilayah Kecamatan Bungbulang, Garut atau berjarak 52 kilometer barat daya dari pusat pemerintahan Kabupaten Garut.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Suharyanto mengatakan, pihaknya menerima laporan empat rumah rusak ringan dan satu warga luka. "Kami masih menunggu data dari lapangan. Akan terus kami update," ucapnya di Cianjur, Sabtu (3/12) sore.
Berdasarkan data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jabar, rumah yang terdampak berlokasi di Kecamatan Pakenjeng, Kecamatan Cikelat, dan Kecamatan Selaawi. Sementara itu, satu warga luka di Desa Putrajawa, Kecamatan Selaawi, telah mendapatkan perawatan di puskesmas terdekat.
Di Kecamatan Pakenjeng dilaporkan satu rumah di Desa Tanjungjaya dan satu rumah serta satu sekolah di Desa Jatiwangi dilaporkan rusak. Di Kecamatan Cikelet satu rumah rusak terdata di Desa Cigadong. Di Kecamatan Selawi, satu rumah terdata rusak di Desa Putrajawa.
Selain Garut, sejumlah daerah juga terdampak gempa ini. Berdasarkan laporan BMKG, getaran paling kuat dirasakan di Garut dengan skala IV MMI (Modified Mercalli Intensity). Dalam skala ini, getaran gempa mampu dirasakan oleh orang-orang yang berada di dalam rumah.
Sementara itu, sebagian daerah Sukabumi, Ciamis, dan Tasikmalaya merasakan getaran dengan skala III MMI. Gempa juga dirasakan di Kota Bandung dengan skala II MMI. Bahkan, getaran gempa juga terasa hingga Kabupaten Cianjur, yang pekan sebelumnya mengalami kerusakan akibat gempa bumi.
Saat gempat terjadi Sabtu sore, sejumlah awak media dan sejumlah anggota forum pimpinan daerah setempat langsung keluar dari Pendopo Bupati. Gempa itu menggetarkan lampu besar di pendopo.
Hingga kini, Sekretaris Daerah Cianjur Cecep Alamsyah mengatakan, pemkab belum menerima adanya laporan kerusakan di Cianjur selatan, yang berbatasan dengan Garut, terkait gempa di Garut. Pihaknya telah meminta petugas untuk mengecek dampak gempa tersebut.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I BMKG Bandung Teguh Rahayu menyebut, gempa yang terjadi di daratan ini masih masuk dalam rangkaian Megathrust dan tidak berpotensi Tsunami. Laporan gempa susulan juga masih belum tercatatat, namun warga tetap diminta waspada.
Kewaspadaan ini tidak hanya untuk mengantisipasi bencana susulan, tetapi juga menyaring informasi terkait berita bohong yang berhubungan dengan gempa bumi. Teguh pun meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Salah satu klarifikasi daerah Garut masih aman dan belum ada kerusakan berat berasal dari Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Kepolisian Sektor Pameungpeuk, Brigadir Kepala (Bripka) Beddy. Dia menyebut, Kecamatan Pameungpeuk, Garut dalam kondisi aman pasca gempa bumi. Pernyataan ini dia ungkapkan dalam video berdurasi 56 detik.
Dalam video tersebut, Beddy didampingi lima warga lainnya, dengan latar belakang Pantai Sayang Heulang, Garut. Dia menyatakan, tidak terjadi kerusakan apapun di Pameungpeuk pasca gempa bumi pada pukul 16.49 WIB.