Antisipasi Kemacetan di Lokasi Bencana, Polres Cianjur Terapkan ”One Way”
Polisi menerapkan sistem ”one way” atau satu arah dari Bogor menuju Cianjur, Jawa Barat, dan sebaliknya pada Sabtu (3/12/2022). Rekayasa ini untuk mencegah kemacetan di lokasi pengungsian korban gempa.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIANJUR, KOMPAS — Jajaran Kepolisian Resor Cianjur menerapkan sistem one way atau satu arah dari Bogor menuju Cianjur, Jawa Barat, dan sebaliknya pada Sabtu (3/12/2022). Rekayasa lalu lintas itu untuk mencegah kemacetan. Pemerintah juga mengimbau masyarakat menyalurkan bantuan korban gempa ke lokasi yang telah ditentukan.
Hari Sabtu mulai pukul 07.30 hingga pukul 11.00, polisi memberlakukan sistem satu arah dengan memprioritaskan kendaraan dari Bogor menuju Cianjur. Polisi juga menyiapkan jalur alternatif di Limbangansari.
”Kami sudah koordinasi dengan Polres Bogor. Rekayasa ini untuk antisipasi kemacetan,” ujar Kepala Polres Cianjur Ajun Komisaris Besar Doni Hermawan.
Menurut Doni, jalur Puncak di Bogor merupakan kawasan wisata yang kerap padat saat akhir pekan. Kepadatan bisa meningkat karena masyarakat dari arah Jakarta ingin mengunjungi lokasi gempa Cianjur.
”Kami juga tidak ingin beban lalu lintasnya terlalu berat di Puncak dengan masyarakat yang lalu lalang mendistribusikan bantuan logistik,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya memprioritaskan pengendara dari arah Bogor menuju ke Cianjur. Adapun kendaraan dari Cianjur yang ingin ke Bogor dan Jakarta akan melintasi jalur alternatif via Jonggol, Sukabumi, dan lintas timur. Pada pukul 12.30 hingga pukul 15.00, polisi juga menerapkan sistem satu arah bagi kendaraan yang menuju Bogor.
Polisi akan menutup Bundaran Gentur jika terjadi kepadatan kendaraan yang masuk ke lokasi episentrum gempa, seperti Gasol dan Cugenang. Pengendara dari Sukabumi, misalnya, bisa melintasi jalur Warungkondang.
”Rekayasa ini situasional. Bisa diperpanjang, bisa diperpendek sesuai kondisi di lapangan. Kalau hari Minggu padat, kami lakukan one way,” katamya.
Doni mengimbau masyarakat yang ingin membantu korban gempa agar menyalurkannya ke pusat pengumpulan logistik. Posko itu berada di kantor Bupati Cianjur, Polres Cianjur, dan Komando Distrik Militer 0608/Cianjur. Ketiga institusi itu memiliki kantor yang tersebar di kecamatan sampai desa sehingga distribusi bantuan bisa secara bertahap.
Dengan begitu, masyarakat tidak lagi perlu menyalurkan bantuan ke lokasi yang jalurnya sempit, hanya 4-6 meter. Kondisi ini dapat menyebabkan kemacetan dan penyaluran bantuan yang tidak merata. ”Polisi bersama satpol PP dan lainnya juga akan menyisir informasi warga yang meminta uang di lokasi tertentu,” ujarnya.
Bupati Cianjur Herman Suherman mengakui, birokrasi penyaluran bantuan beberapa hari sebelumnya rumit. Warga yang ingin mendapatkan logistik harus membawa surat beserta tanda tangan ketua RT, RW, dan kepala desa. Sulitnya mengakses bantuan itu, katanya, sempat viral sehingga mendorong warga menyalurkan logistik langsung ke tenda pengungsian.
”Birokrasi yang rumit kemarin sudah tidak ada lagi. Yang mengambil bantuan tidak usah tanda tangan RT sampai kepala desa,” ungkapnya. Warga dapat mengakses logistik di Gedung Wanita Bale Rancage di Jalan Siliwangi dan kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Cianjur. Meski demikian, pihaknya akan mengawasi penyaluran bantuan agar tidak disalahgunakan.
Sebelumnya, gempa bermagnitudo 5,6 mengguncang Cianjur pada Senin (21/11/2022). Hingga Sabtu, gempa itu menyebabkan 331 warga meninggal dan 11 orang masih dalam pencarian. Korban luka berat tercatat 593 orang, termasuk 59 korban yang menjalani perawatan di rumah sakit. Sebanyak 114.683 warga juga mengungsi setelah sekitar 30.000 rumah rusak.