Pesisir Pulau Batam tercemar limbah minyak hitam. Masyarakat nelayan mengeluhkan kerusakan lingkungan.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
KOMPAS/PANDU WIYOGA
Limbah minyak hitam menggenang di galangan kapal PT Pax Ocean, Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis (1/12/2022).
BATAM, KOMPAS — Tumpahan minyak hitam mencemari pesisir barat Pulau Batam, Kepulauan Riau. Pencemaran tersebut diduga berasal dari salah satu perusahaan galangan kapal di Tanjung Uncang, Kecamatan Batu Aji, Kota Batam.
Salah satu nelayan, Mohammad Sapet (45), Kamis (1/12/2022), mengatakan, tumpahan minyak hitam terpantau di pesisir barat Pulau Batam sejak Rabu (30/11) siang. Sebagian besar minyak hitam itu terdapat di wilayah galangan kapal PT Pax Ocean.
”Saat ini, tumpahan minyak sudah menyebar ke pulau-pulau kecil di sebelah barat Pulau Batam. Minyak itu menutupi keramba nelayan dan pohon-pohon bakau di pesisir,” kata Sapet.
KOMPAS/PANDU WIYOGA
Nelayan mengambil sampel limbah minyak hitam yang mencemari pesisir Kecamatan Batu Aji, Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis (1/12/2022).
Berdasarkan pantauan di lapangan, tumpahan minyak hitam juga mengotori Pulau Lima yang terletak di depan galangan PT Pax Ocean. Minyak hitam yang lengket dan pekat itu menempel di hutan bakau dan pasir pantai di pulau tersebut.
Selain membuat hutan bakau dan pasir pantai berubah warna menjadi hitam, tumpahan minyak hitam juga mengeluarkan bau yang menyengat. Di beberapa lokasi perairan, tumpahan minyak hitam juga menggumpal dan menganggu aktivitas nelayan.
”Tumpahan minyak hitam ini membuat pohon bakau yang masih kecil mati. Selain itu, ikan dan biota laut lain yang bersarang di hutan bakau pun banyak yang mati. Hancur sudah laut ini,” ujar Sapet.
KOMPAS/PANDU WIYOGA
Limbah minyak hitam mencemari hutan bakau di Pulau Lima, Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis (1/12/2022).
Selain di pesisir barat Pulau Batam, dampak tumpahan minyak hitam juga dirasakan sebagian warga di pesisir utara Pulau Batam. Salah satu nelayan di Pulau Pelampung, Mim (43), mengatakan, tumpahan minyak hitam terlihat sejak Rabu (30/11) malam.
”Minyak hitam itu lengket sekali. Hari ini kami tidak bisa ke laut. Perahu kami penuh minyak hitam, susah sekali untuk membersihkannya,” kata Mim.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Bidang Keselamatan Berlayar dan Penegakan Hukum Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas pelabuhan (KSOP) Khusus Batam Amir Makbul mengatakan, pihaknya telah menurunkan petugas untuk mengecek tumpahan minyak hitam di kawasan industri galangan kapal tersebut.
”Sampai saat ini, sumber tumpahan minyak belum diketahui. Kami masih mencari siapa pelakunya,” kata Amir melalui pesan Whatsapp.
Pekerja mengamati limbah minyak hitam yang menggenang di galangan kapal PT Pax Ocean, Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis (1/12/2022).
Pada saat yang sama, Komisi III DPRD Kota Batam melakukan sidak ke galangan kapal PT Pax Ocean. Anggota Komisi III DPRD Kota Batam, Arlon Veristo, mengatakan, pihak perusahaan mengaku tidak mengetahui dari mana asal tumpahan minyak tersebut.
”Namun, faktanya, kami menemukan banyak minyak hitam berceceran di dermaga PT Pax Ocean. Untuk mendapat penjelasan, besok, Jumat (2/12), kami memanggil pihak perusahaan dan warga untuk rapat dengar pendapat di Gedung DPRD Kota Batam,” kata Arlon.
Sampai saat ini, sumber tumpahan minyak belum diketahui. Kami masih mencari siapa pelakunya.
Muhammad Syukri dari bagian Health, Safety, and Environment (HSE) PT Pax Ocean mengatakan, pihaknya telah melaporkan pencemaran minyak hitam itu ke Polair dan KSOP Khusus Batam. ”Tumpahan (minyak hitam) tersebut sumbernya bukan dari Pax Ocean,” ucapnya.