Kerusakan Hutan di Lereng Kendeng Picu Banjir Bandang di Pati
Kerusakan hutan di lereng pegunungan Kendeng, Kabupaten Pati, Jateng, menyebabkan longsor dan banjir bandang, Rabu (30/11/2022). Aktivitas yang merusak hutan, seperti penambangan dan alih fungsi lahan, perlu dihentikan.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Area permukiman warga yang tergenang lumpur dan merusak bangunan rumah setelah banjir bandang menerjang Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kamis (1/12/2022).
PATI, KOMPAS — Banjir bandang melanda tiga kecamatan di lereng pegunungan Kendeng, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pada Rabu (30/11/2022). Bencana itu menimbulkan kerusakan infrastruktur, menyebabkan lebih dari 100 orang mengungsi dan menelan satu korban jiwa. Kerusakan hutan disebut menjadi sebab bencana tersebut.
Pada Rabu, siang hingga sore, hujan dengan intensitas sedang turun di kawasan lereng pegunungan Kendeng yang masuk Kecamatan Winong. Hujan di wilayah itu memicu tanah longsor. Material longsor lantas masuk ke Sungai Godo dan Sungai Gono. Sungai-sungai yang penuh dengan material longsor ditambah debit air yang tinggi itu limpas menerjang permukiman warga.
Banjir dengan ketinggian 1-3 meter itu melanda permukiman warga tiga kecamatan, yakni Kecamatan Winong, Kecamatan Tambakromo, dan Kecamatan Gabus. Akibatnya, rumah-rumah rusak, puluhan ekor hewan ternak hanyut, dan jalan-jalan desa ambrol.
”Pada Rabu malam hingga Kamis (1/12/2022) dini hari, ketinggian air di permukiman sekitar 1 meter - 1,5 meter sehingga tim SAR (pencarian dan penyelamatan) mengevakuasi 147 warga Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, dan Desa Gunungpanti, Kecamatan Winong. Dari jumlah tersebut, satu orang meninggal dunia diduga akibat hipotermia,” kata Kepala Kantor SAR Semarang Heru Suhartanto.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Kondisi permukiman warga yang masih tergenang lumpur setelah banjir bandang menerjang Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kamis (1/12/2022).
Warga terdampak banjir bandang sempat mengungsi ke sejumlah masjid di Desa Sinomwidodo dan Gunungpanti. Selain itu, warga juga mengungsi di Balai Desa Tanjunganom di Kecamatan Gabus. Pada Kamis siang, mereka sudah mulai kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan rumah dan lingkungan mereka dari material banjir bandang.
”Banjir di wilayah Kecamatan Winong dan Tambakromo sudah surut, tetapi masih ada endapan lumpur. Sementara itu, di Kecamatan Gabus masih ada beberapa wilayah yang tergenang air dengan ketinggian 20-80 sentimeter,” kata Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng Dikki Rulli Perkasa.
Kepala BPBD Pati Martinus Budi Prasetya menyebut, banjir bandang di lereng Kendeng sudah berulang-ulang terjadi. Sebabnya, hutan di lereng Kendeng yang seharusnya bisa menjadi daerah resapan air hujan tidak berfungsi optimal karena rusak.
Warga di depan rumahnya yang hancur setelah banjir bandang menerjang Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kamis (1/12/2022).
”Hutan di lereng Kendeng yang seharusnya ditanami tanaman keras kini telah beralih fungsi. Pohon-pohon ditebangi, kemudian lahannya dimanfaatkan untuk menanam tanaman semusim, seperti jagung,” ujar Martinus.
Di samping itu, kerusakan di lereng Kendeng juga terjadi akibat adanya penambangan batu kapur yang massif. Menurut Martinus, perlu ada upaya serius untuk mencegah kejadian serupa pada masa yang akan datang. Upaya itu bisa dimulai dari pengembalian fungsi hutan dengan cara menanam tanaman keras dan menghentikan aktivitas penambangan yang merusak lingkungan.
Hutan di lereng Kendeng yang seharusnya ditanami tanaman keras kini telah beralih fungsi.
Selama ini, banyak tanah yang terbawa air saat hujan. Kondisi itu membuat sungai-sungai yang berhulu di wilayah lereng Kendeng mengalami pendangkalan. Normalisasi juga, dinilai Martinus, untuk menambah daya tampung sungai.