29 Kasus Subvarian XBB Terdeteksi di Papua dan Papua Tengah
Telah ditemukan 29 kasus Covid-19 subvarian XBB di Papua dan Papua Tengah. Disiplin protokol kesehatan masyarakat yang kendur harus ditingkatkan lagi.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua memeriksa 48 sampel usap untuk mendeteksi pemicu meningkatnya kasus Covid-19 di wilayah Papua selama sebulan terakhir. Hasilnya, ditemukan 29 kasus positif Covid-19 subvarian XBB di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, dan Kota Jayapura, Papua.
Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Papua Antonius Oktavian, di Jayapura, Kamis (1/12/2022), mengatakan, pihaknya memeriksa 48 sampel usap di laboratorium milik Litbangkes Papua pada pekan lalu. Kasus positif Covid-19 subvarian XBB yang ditemukan Litbangkes Papua terdiri dari 22 kasus di Kota Jayapura dan tujuh kasus di Mimika.
Antonius memaparkan, pemeriksaan 48 sampel ini menggunakan metode whole genome sequencing (WGS) atau pengurutan genom menyeluruh. Metode ini untuk mendeteksi mutasi baru virus korona. ”Sampel yang diperiksa harus memiliki nilai CT (cycle threshold) atau tingkat keparahan di bawah angka 25,” ujarnya.
Ia pun mengimbau pemerintah kabupaten dan kota di wilayah Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, hingga Papua Selatan yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 segera mengirimkan sampel usap ke Litbangkes Papua. Ini untuk mendeteksi secara dini penyebaran Covid-19 subvarian XBB.
XBB merupakan mutasi dari varian Omicron yang memiliki tingkat penularan tinggi. Penderita subvarian XBB akan mengalami gejala flu, batuk, tidak enak badan, mual, muntah, hingga gangguan pencernaan.
Berdasarkan data terkini dari Satgas Covid-19 Papua pada Rabu (30/11/2022), terdapat tambahan 22 kasus harian di Mimika, 4 kasus di Kota Jayapura, dan 2 kasus di Merauke. Sementara tambahan 1 kasus masing-masing dilaporkan di Dogiyai, Puncak Jaya, Mappi, Boven Digoel, Nabire, dan Biak Numfor.
”Kami berharap pemda di kabupaten dan kota segera mengirimkan sampel ke Laboratorium Litbangkes Papua. Kami telah memiliki alat untuk pemeriksaan dengan metode WGS,” ujar Antonius.
Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Wilayah Papua Hasmi mengatakan, masyarakat Kota Jayapura saat ini rentan terpapar Covid-19 karena kendurnya penerapan protokol kesehatan saat beraktivitas di luar rumah. Terkesan ada euforia masyarakat menganggap Covid-19 tidak lagi menular meskipun tanpa melaksanakan protokol kesehatan.
”Dari hasil pantauan sekarang, banyak tempat usaha yang melonggarkan protokol kesehatan, seperti tidak menyiapkan fasilitas untuk mencuci tangan. Kegiatan sosial masyarakat juga terlaksana tanpa protokol kesehatan,” katanya.
Pemkot Jayapura juga harus memetakan daerah yang masuk zona merah penularan Covid-19.
Ia pun merekomendasikan Pemkot Jayapura meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19 di ibu kota Papua itu karena masih di bawah standar nasional, yakni 75 persen. Masih banyak warga yang tidak mau menerima vaksin Covid-19.
”Pemkot Jayapura juga harus memetakan daerah yang masuk zona merah penularan Covid-19. Tujuannya, untuk memperketat pengawasan di kawasan tersebut dan meningkatkan pemeriksaan Covid-19 secara lebih dini di kawasan tersebut,” tutur Hasmi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura Ni Nyoman Sri Antari ketika dikonfirmasi mengatakan telah mendapatkan informasi temuan kasus subvarian XBB di Kota Jayapura. Ia mengungkapkan, meningkatnya kasus baru Covid-19 dipicu rendahnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan. Banyak warga mengikuti kegiatan di ruang terbuka atau tertutup tanpa menggunakan masker.
Sri mengimbau masyarakat Kota Jayapura tidak kendur melaksanakan protokol kesehatan saat beraktivitas di luar rumah dan segera mendapatkan vaksin Covid-19 minimal hingga dosis ketiga. Hanya dengan dua cara inilah masyarakat dapat mencegah terpapar Covid-19 subvarian XBB.
Adapun cakupan vaksinasi Covid-19 dosis pertama di Kota Jayapura mencapai 73,40 persen. Sementara cakupan vaksinasi dosis kedua hanya 57,57 persen, dosis ketiga 24,3 persen, dan dosis keempat 9,01 persen.
”Kami juga mengimbau warga segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat apabila mengalami gejala Covid-19. Kami telah menyiapkan alat untuk tes cepat Covid-19 di 13 puskesmas,” kata Sri.