Perbaikan Pipa Pembangkit Listrik Mikrohidro Cirompang Berpotensi hingga Dua Bulan ke Depan
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Cirompang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengalami kebocoran pada Senin (28/11/2022). Meskipun tidak berdampak pada warga, kondisi ini perlu diwaspadai di tengah kerawanan bencana.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Perbaikan pipa Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro atau PLTMH Cirompang, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, masih berlangsung. Berpotensi diperbaiki hingga dua bulan ke depan, perbaikannya dijamin tidak mengganggu ketersediaan listrik warga.
Sebelumnya, pipa PLTMH Cirompang bocor pada Senin (28/11/2022) siang. Manajer PLTMH Cirompang PT Tirta Gemah Ripah (TGR) Gandung Suroso saat dihubungi di Bandung, Rabu (30/11/2022), mengatakan, kebocoran terjadi sekitar pukul 14.20 siang karena pergerakan tanah ekstrem.
Dia menjelaskan, penahan pipa bergeser menyamping 40 sentimeter dan turun 30 sentimeter. ”Ada pergerakan tanah sehingga penahan pipa bergeser. Kalau dilihat dari arah atas, penahan bergerak ke kanan dan ke bawah. Ini karena kondisi alam. Pergerakan beberapa kali terjadi, tapi belum pernah ekstrem seperti ini,” ujarnya.
Tekanan air dari saluran pipa berdampak pada semburan yang terekam kamera warga. Dari berbagai unggahan di media sosial, semburan terlihat tinggi dan besar. Gandung memprediksi, ketinggian semburan mencapai 40 meter dengan jarak semburan hingga 200 meter.
”Semburan ini memang cukup jauh, dari titik kebocoran bisa sampai 200 meter ke depannya. Kalau ketinggiannya, dari yang saya lihat di video, itu sekitar 30-40 meter. Pergerakan tanah ini belum diketahui kapan terjadinya. Namun, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 14.20,” ujarnya.
Akibat kejadian ini, PLTMH yang ada di aliran Sungai Cirompang, Kabupaten Garut, ini belum bisa beroperasi. Gandung berujar, pihaknya membutuhkan waktu hingga satu minggu untuk melakukan investigasi terkait struktur fondasi yang cocok dengan kondisi tanah.
Sementara itu, perbaikan sistem bisa memakan waktu berbulan-bulan. Menurut Gandung, butuh waktu maksimal dua bulan jika terdapat perubahan sistem. Namun, jika sistem yang ada hanya perlu dikembalikan seperti semula, hanya butuh waktu satu bulan.
”Untuk perbaikannya, kami harus lebih berhati-hati lagi karena struktur tanah seperti ini. Namun, perbaikan ini tidak mengganggu ketersediaan listrik warga karena kami hanya menyuplai ke sistem 20 kilovolt yang sudah ada di PLN (Perusahaan Listrik Negara),” ujarnya.
Dalam keterangan resminya, Senior Manager Komunikasi dan Umum PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jabar Gunawan menyebut, sistem kelistrikan PLN aman dan tidak mengganggu pelayanan. Dia berujar, petugas bergerak cepat untuk melakukan pengecekan dan berkoordinasi dengan pihak pengelola.
”PT PLN memastikan pelayanan tidak terganggu pascakejadian alam yang mengakibatkan kerusakan pipa di PLTM Cirompang 2 x 4 megawatt (MW) milik PT TGR di Garut, Jabar. Kejadian ini tidak berdampak pada sistem PLN sehingga pelayanan berlangsung aman,” ucap Gunawan.
Camat Bungbulang Budi Sihabudin menyebut, kejadian ini belum berdampak terhadap kehidupan masyarakat sekitar. Permukiman terdekat berjarak lebih dari 300 meter dari semburan air dan langsung mengarah ke aliran sungai.
Meski demikian, Budi tetap meminta masyarakat waspada terhadap ancaman bencana di sekitar lokasi kejadian, terutama potensi pergerakan tanah. Masyarakat juga diminta berhati-hati, apalagi di kawasan tersebut kerap turun hujan deras.
”Saat kejadian, hujan deras melanda sekitarnya dari siang hingga sore. Karena itu, potensi bencana seperti ini patut diwaspadai, tidak hanya di sana, tetapi juga di daerah lainnya,” ujar Budi.