Kelompok kriminal bersenjata menyerang aparat kepolisian di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Rabu sore. Satu anggota gugur dan dua rekannya mengalami luka berat.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Dua peristiwa berdarah terjadi di Distrik Deikai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Papua, dalam dua hari terakhir. Dua polisi tewas dan pelakunya belum ditangkap.
Selasa (29/11/2022), Brigadir Muhammad Yusdhar gugur ditembak orang tidak dikenal pukul 23.09 WIT. Hal itu terjadi saat korban yang bertugas di Kepolisian Resor Yahukimo hendak mengambil uang di anjungan tunai mandiri di Deikai.
Sehari kemudian, Brigadir Dua Gilang Aji Prasetya gugur. Dia diduga ditembak kelompok kriminal bersenjata. Dalam kejadian yang sama, Brigadir Satu Fazuarsyah dan Bripda Dona Bagaskara terluka parah.
Para korban tewas dan terluka adalah bagian dari personel Operasi Damai Cartenz. Operasi itu fokus pada pelayanan kesehatan, pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat di Papua.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, para pelaku menghadang delapan personel Satgas Damai Cartenz yang hendak pulang ke pos satuannya di daerah Logpon, pukul 15.10 WIT. Saat itu, semua personel baru usai patroli di Distrik Deikai.
Para pelaku kemudian melepaskan tembakan. Bripda Gilang tertembak di pipi bagian kiri. Sementara Briptu Fazuarsyah tertembak di punggung bagian kiri dan Bripda Dona Bagaskara terkena rekoset atau serpihan peluru di punggung.
”Ketiganya dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Deikai. Dua korban luka berat telah mendapatkan penanganan tim medis di rumah sakit tersebut,” kata Ahmad di Jayapura, Rabu (30/11/2022).
Ia menambahkan, personel gabungan TNI dan Polri telah diterjunkan menjaga sekitar lokasi kejadian. ”Saat ini, tim gabungan TNI dan Polri sementara masih melacak para pelaku,” ujar Ahmad.
Juru Bicara Jaringan Damai Papua Yan Christian Warinussy sangat menyesalkan rentetan penembakan itu. Ia menyatakan semuanya sebagai perbuatan kriminal.
Yan berharap pihak keamanan menangkap para pelaku. Penegakan hukum harus menjadi komitmen pemerintah untuk mencegah aksi serupa tidak berulang di Papua.
”Situasi keamanan yang tidak kondusif akan menjadi kendala bagi Wakil Presiden Ma’ruf Amin, yang kini mengemban misi sebagai Ketua Badan Pengarah Percepatan Otonomi Khusus Papua. Program pembangunan di Papua akan terhambat karena faktor keamanan yang tidak kondusif,” ucap Yan.