Setelah Pembangunan 6 Tahun, Bendungan Kuwil Kawangkoan Mulai Dioperasikan
Bendungan Kuwil Kawangkoan di Minahasa Utara, Sulut, mulai difungsikan mula-mula dengan proses penampungan air. Menurut rencana, bendungan yang mulai dibangun pada 2016 itu akan diresmikan pada akhir Desember 2022.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Bendungan Kuwil Kawangkoan di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, mulai difungsikan mula-mula dengan proses penampungan air. Menurut rencana, bendungan yang mulai dibangun pada 2016 itu akan diresmikan pada akhir Desember 2022.
Melalui siaran pers yang diterima Kompas, Selasa (29/11/2022), Gubernur Sulut Olly Dondokambey menyatakan rasa terima kasihnya kepada Presiden Joko Widodo atas pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan. Proyek infrastruktur tersebut menyerap dana tahun jamak dari APBN sebesar Rp 1,9 triliun.
”Terima kasih kepada Pak Presiden Joko Widodo yang begitu perhatian sehingga proses pembangunan bisa berlangsung cepat. Terima kasih dan apresiasi juga saya sampaikan kepada Balai Wilayah Sungai Sulawesi I. Semoga manfaat Bendungan Kuwil Kawangkoan segera dirasakan warga, terlebih dalam pengendalian banjir,” kata Olly.
Operasionalisasi bendungan tersebut ditandai dengan dimulainya penampungan air (impounding) dari Sungai Tondano pada Jumat (25/11/2022). Pelaksanaan impounding ini terlambat setengah tahun dari target yang ditetapkan awal 2022, yaitu pada bulan Mei.
Bendungan Kuwil Kawangkoan berkapasitas 23,4 juta meter kubik dengan luas genangan 139 hektar. Setiap detik, bendungan tersebut dapat menampung 470 meter kubik air. Angka tersebut adalah debit banjir 40 tahunan yang selama ini mengalir langsung ke Manado dan kerap menyebabkan banjir bandang.
Bendungan tersebut juga akan menjadi penyedia air baku untuk diolah menjadi air minum dengan debit 4.500 liter per detik. Direktur Bendungan dan Danau Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Airlangga Wardjono mengatakan, air baku tersebut akan memenuhi kebutuhan masyarakat di Manado, Minahasa Utara, Bitung, serta Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung.
”Impounding ini adalah suatu milestone (capaian) dalam template (cetak biru) pembangunan bendungan. Pengisiannya bisa lambat, bisa cepat, tergantung cuaca. Ke depan, pembangunan bendungan ini kami harap dapat memenuhi pilar sumber daya air, yaitu pendayagunaan air serta pengendalian daya rusak air,” kata Airlangga.
Air dari Bendungan Kuwil Kawangkoan juga akan menjadi tenaga pembangkit listrik berkapasitas 2 x 0,7 megawatt. Di samping itu, bendungan tersebut juga akan menjadi destinasi pariwisata. Gardu pandang tersedia di tepian waduk, sedangkan jajaran kubur batu atau waruga berada di taman sekitar gardu.
Setelah bendungan terisi air, lanjut Airlangga, para personel Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) I akan senantiasa mencatat dan menganalisis data instrumental bendungan. Data tersebut meliputi tekanan pori air tanah, tekanan tanah, rembesan air, temperatur, hingga guncangan gempa.
Sebuah alat yang disebut accelograph atau pengukur getaran tanah telah tersedia di bendungan demi mendeteksi gempa yang terasa di sekitar bendungan. Dengan begitu, diharapkan proses evakuasi masyarakat di sekitar bendungan dapat dilakukan sebelum terjadi dampak bencana yang fatal.
Kami juga mengacu pada peta gempa nasional terbaru. Semoga masih bisa tahan gempa.
Kendati begitu, ia menegaskan, bendungan cukup kuat untuk menahan gempa bumi. Pada tahap perencanaan, berbagai risiko telah diperhitungkan dan dituangkan dalam, antara lain, pemilihan material serta bentuk dan struktur bendungan. ”Kami juga mengacu pada peta gempa nasional terbaru. Semoga masih bisa tahan gempa,” katanya.
Sementara itu, I Komang Sudana, Kepala BWSS I, telah menginstruksikan pelaksana proyek, yaitu PT Wijaya Karya, PT Indra Karya, dan PT Nindya Karya, untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan. Hal ini dilakukan dengan menambah jam kerja.
Sudana juga meminta kepala satuan kerja serta penjabat pembuat komitmen terkait untuk mengawasi pembangunan dengan ketat. Hal ini agar pembangunan sesuai target dan mutu yang ditetapkan di awal.
Kendati begitu, pelaksanaan impounding tetap molor lima hari dari target awal Minggu (20/11/2022). Ia menyatakan akan berupaya menyelesaikan sisa pekerjaan, terutama pola operasi bendungan, agar peresmian bisa dilaksanakan sesuai jadwal, yaitu 20 Desember 2022.