Beroperasi di Kepulauan Mentawai, Kapal Cepat Antarpulau Permudah Warga
Kapal cepat antarpulau MV Mentawai Fast mulai beroperasi di Kepulauan Mentawai, Sumbar, dan diharapkan mempermudah akses warga dan menggerakkan perekonomian daerah.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Kapal cepat antarpulau mulai beroperasi di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Kehadiran kapal cepat ini diharapkan mempermudah akses warga Mentawai dan menggerakkan perekonomian daerah.
Pengoperasian kapal cepat antarpulau itu diluncurkan Pejabat (Pj) Bupati Kepulauan Mentawai Martinus Dahlan di Dermaga Tuapejat, Senin (28/11/2022) kemarin. Pelayaran dilayani MV Mentawai Fast, yang sebelumnya telah melayani rute Padang-Kepulauan Mentawai.
”Kemarin kami luncurkan layanan kapal cepat antarpulau. Kapal ini melayani rute Tuapejat-Siberut Selatan (Siberut)-Siberut Utara (Sikabaluan) dan Tuapejat-Sikakap. Kami kerja sama dengan MV Mentawai Fast,” kata Martinus ketika dihubungi melalui telepon seluler dari Kota Padang, Selasa (29/11/2022).
Martinus melanjutkan, keberadaan kapal cepat antarpulau ini diharapkan mempermudah akses transportasi masyarakat karena jadwalnya lebih banyak dan waktu tempuhnya lebih efisien. Sebagai contoh, jika biasanya rute Tuapejat-Siberut Selatan sekitar 2,5 jam dengan speedboat, sekarang bisa 1 jam.
Dijelaskan Martinus, selama ini pelayaran antarpulau dilayani kapal pemda, yaitu KM Nade dan KM Simasin. Waktu tempuh dengan kapal kayu ini ke pusat kabupaten bisa mencapai 6-8 jam.
”Tidak nyaman dengan kapal kayu, sempit, panas. Kalau (MV Mentawai Fast) ini, nyaman, cepat sampai, kapal layak, dan di dalamnya nyaman,” ujar Martinus.
Semakin baiknya akses antarpulau ini, kata Martinus, diharapkan pula merangsang pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Mentawai. Warga akan semakin mudah menjual produk atau hasil bumi ke pusat kabupaten.
Selain itu, Pemkab Kepulauan Mentawai juga memberikan tiket gratis bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang memasarkan produknya dan pasien rujukan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mentawai di pusat kabupaten.
”Kami gratiskan tiketnya. UMKM syaratnya sudah terdaftar di Dinas Koperindag (Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perindustrian dan Perdagangan Kepualauan Mentawai). Bagi warga yang sakit, syaratnya menunjukkan surat rujukan,” ujar Martinus.
Martinus menyebutkan, pemkab memberikan subsidi dalam pelayanan kapal cepat antarpulau ini. Skemanya adalah bila tingkat keterisian penumpang (load factor) kapal mencapai 60 persen, tidak ada subsidi. Namun, apabila kurang dari 60 persen, selisih kekurangan itu akan disubsidi oleh pemkab.
”Untuk tahun ini, mulai November, kami sediakan anggaran Rp 1 miliar. Kami juga melanjutkan untuk 2023, sudah disiapkan anggarannya,” ujar Martinus.
Adapun untuk KM Nade dan KM Simasin, kata Martinus, rencananya akan difokuskan untuk melayani rute yang tidak terlayani oleh MV Mentawai Fast. Pemkab sedang membuat skema dan pengaturan jadwalnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kepulauan Mentawai Tohap Nababan, dalam siaran pers, mengatakan, skema subsidi kapal cepat antarpulau MV Mentawai Fast menghitung biaya produksi dan pendapatan.
”Ketika ada selisih, baru disubsidi yang dituangkan dalam jumlah kursi. Kursi terisi 60 persen dari 200 kursi. Ketika penumpangnya 120 orang, tidak disubsidi lagi. Jika misalnya 110 kursi terisi, 10 kursi disubsidi sesuai tarif dan rute transportasinya per sekali jalan,” kata Tohap.
Berdasarkan jadwal yang dirilis MV Mentawai Fast, kapal cepat antarpulau ini melayani tiap rute dua kali sepekan. Rute Tuapejat-Siberut (Siberut Selatan)-Sikabaluan dan sebaliknya dilayani setiap Senin dan Kamis. Sementara itu, rute Tuapejat-Sikakap dan sebaliknya dilayani setiap Selasa dan Jumat.
Adapun harga tiket rute Tuapejat-Sikakap Rp 200.000 per penumpang reguler, Rp 120.000 per penumpang anak, dan Rp 250.000 per penumpang warga negara asing (WNA). Rute Tuapejat-Siberut Rp 125.000 reguler, Rp 75.000 anak, dan Rp 175.000 WNA.
Kemudian, rute Siberut-Sikabaluan Rp 110.000 reguler, Rp 65.000 anak, dan Rp 160.000 WNA. Rute Tuapejat-Sikabaluan Rp 235.000 reguler, Rp 140.000 anak, dan Rp 285.000 WNA.
”Batas berat bagasi penumpang maksimal 20 kilogram. Jika ada kelebihan, diberi kelonggaran, tetapi jangan sampai kebanyakan dan mengganggu kenyamanan penumpang lainnya,” kata William Iskandar, Direktur Mentawai Fast, seusai peluncuran.
Disambut baik
Irsyad Andusnang (31), Sekretaris Desa Muara Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara, menyambut baik keberadaan kapal cepat antarpulau di Kepulauan Mentawai ini. Layanan ini memudahkan warga yang hendak berangkat menuju pusat kabupaten.
”Akses kapal cepat ini mempersingkat perjalanan dari daerah asal ke tempat tujuan. Biasanya berangkat pagi dari Sikabaluan sampai di Tuapejat pukul 20.00. Sekarang dengan kapal cepat ini bisa tiba siang (jadwal Sikabaluan-Siberut dan Siberut-Tuapejat pukul 11.30-12.30 dan 13.30-14.40),” katanya.
Menurut Irsyad, jadwal kapal cepat ini juga lebih banyak dibandingkan KM Nade dan KM Simasin. Kapal cepat MV Mentawai Fast melayani tiap rute dua kali sepekan, sedangkan dua kapal pemda tersebut hanya melayani sekali sepekan.
Adapun dari segi biaya, sebagai aparatur desa, ia tidak mempermasalahkan. Kapal cepat antarpulau ini justru bisa menghemat anggaran desa. Biasanya perangkat desa menuju pusat kabupaten dengan kapal (boat) desa dan menghabiskan anggaran Rp 7 juta untuk sekali keberangkatan.
”Sekarang dipermudah dengan kapal cepat ini, biaya (relatif) lebih murah. Belum lagi untuk urusan pribadi, tidak harus menunggu kapal antarpulau (milik pemda) atau tumpangan boat dari sini ke Tuapejat. Kami berharap layanan itu terus ada untuk selanjutnya,” katanya.
Bartolomeus, penumpang dari Desa Malancan, Siberut Utara, yang berangkat saat peluncuran, sangat bersyukur dengan layanan kapal cepat antarpulau ini.
”Masyarakat yang hendak dirujuk ke RSUD bisa cepat sampai ke Tuapejat dan urusan penting juga bisa cepat aksesnya ke Tuapejat,” katanya.