Warga Tinggalkan Pengungsian, BNPB: Tidak Masalah, Selama Mereka Bisa Memenuhi Kebutuhan
BNPB mengizinkan warga pulang ke rumah selama bisa memenuhi kebutuhan harian dan memastikan tempat tinggalnya aman.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIANJUR, KOMPAS — Sejumlah warga terdampak gempa bermagnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mulai kembali ke rumah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengizinkan warga pulang selama bisa memenuhi kebutuhan harian dan memastikan tempat tinggalnya aman.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, sepekan setelah gempa, warga yang mengungsi mulai kembali ke rumah seiring dengan berkurangnya gempa susulan. ”Masih kami data (jumlah warga yang pulang),” katanya, Minggu (27/11/2022).
Sebelumnya, Senin (21/11/2022) pukul 13.21, gempa bumi merusak setidaknya 58.049 rumah di 16 kecamatan. Korban meninggal tercatat 318 orang dan 14 jiwa masih dalam pencarian. Pemerintah setempat juga melaporkan 73.693 warga mengungsi.
Setelah memverifikasi 224 titik di lapangan hingga Minggu sekitar pukul 10.45, BNPB mengidentifikasi 126 titik pengungsian terpusat yang setiap titiknya lebih dari 20 orang. Pengungsian mandiri yang diisi sejumlah keluarga tercatat 118 titik. Adapun jumlah pengungsi saat ini yang terdata sebanyak 53.723 jiwa.
”Jumlahnya akan terus bertambah karena tim masih survei,” ucap Abdul. Menurut dia, sebagian besar warga tetap memilih mengungsi karena masih trauma dan kondisi rumahnya rusak parah. Adapun warga yang rumahnya masih aman memilih meninggalkan pengungsian.
”Jadi tidak masalah kalau mereka kembali selama masih bisa memenuhi kebutuhannya. Dropping (penyaluran) bantuan juga tidak dilakukan lagi karena kebutuhannya sudah terpenuhi,” ungkapnya.
Warga yang kembali ke rumah, lanjutnya, akan mengurangi jumlah pengungsian terpusat sehingga kebutuhan logistik dan lainnya pun bisa berkurang. ”Karena makin berjalan waktu aktivitas ekonomi juga mulai terbuka. Buat mereka yang sudah kembali ke rumah, artinya mereka sudah bisa memenuhi kebutuhan masing-masing,” papar Abdul.
Seiring dengan berjalannya waktu, aktivitas ekonomi di pasar dan warung yang berada di pusat kota juga telah beroperasi. Pekan lalu sebagian besar pengungsi masih kesulitan logistik. ”Situasi darurat tidak akan seperti ini seterusnya. Mulai minggu ini kami sudah mendorong aktivitas ekonomi masyarakat bisa berjalan kembali,” ujarnya.
Abdul juga mengimbau masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan agar datang ke posko terpusat di Kantor Bupati Cianjur. Dengan begitu, distribusi logistik bisa tepat sasaran. Apalagi, sejumlah posko pengungsian berada di tempat terpencil yang hanya bisa diakses dengan sepeda motor.
Hingga Minggu siang bantuan dari berbagai pihak terus berdatangan ke posko pusat. Selain mendistribusikan logistik, petugas masih mencari 14 korban yang belum diketahui keberadaannya. Area pencarian juga masih tersebar di Warung Sate Shinta, Cijedil, dan Kampung Cicadas.
Kepala Kantor SAR Bandung Jumaril selaku SAR Mission Coordinator mengatakan, petugas memaksimalkan seluruh personel dan potensi SAR serta anjing pelacak untuk mencari korban. Pihaknya juga menurunkan alat berat untuk mencari korban. ”Kendala yang dihadapi tim selama enam hari itu terkait cuaca di lapangan serta gempa susulan,” ungkapnya.