Kalbar Waspada di Tengah Kasus Covid-19 yang Berfluktuasi
Perkembangan kasus Covid-19 di Kalimantan Barat dalam beberapa bulan terakhir cenderung berfluktuasi. Meskipun demikian, masyarakat diminta tetap waspada dan menjadikan protokol kesehatan sebagai kebiasaan hidup sehat.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Perkembangan kasus Covid-19 di Kalimantan Barat dalam beberapa bulan terakhir cenderung berfluktuasi. Meski demikian, masyarakat diminta tetap waspada dan terus meningkatkan kekebalan tubuh melalui vaksinasi penguat serta menjadikan protokol kesehatan bagian dari budaya hidup sehat.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Barat Hary Agung Tjahyadi, Jumat (25/11/2022), menuturkan, mulai Juni hingga November ketika muncul subvarian dari Omicron, kasus Covid-19 di Kalbar berfluktuasi. Jika dilihat secara mingguan dari Juni hingga akhir Oktober, kasus Covid-19 juga fluktuatif. Namun, angka kepositifan masih di bawah 5 persen atau sangat rendah.
Sejak akhir Oktober saat terjadi penyebaran subvarian baru lagi, ada kecenderungan kenaikan, tetapi kasusnya masih kategori fluktuatif. ”Tidak bisa juga dikatakan terus naik, tetapi berfluktuasi naik-turun tiga minggu terakhir. Memang angka kepositifan berkisar 5-10 persen. Namun, jika dilihat jumlah tes yang rendah sulit mengatakan ada kenaikan kasus,” tutur Hary.
Tingkat penularannya masih kategori rendah, tidak ada pelonjakan secara signifikan. Dari Juni-November, pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit 10-20 persen, sisanya isolasi mandiri sehingga tingkat hunian rumah sakit rendah. ”Kalaupun ada warga terpapar Covid-19, tingkat keparahannya rendah,” ujarnya.
Hal itu terkait semakin banyaknya masyarakat yang divaksin dan memiliki kekebalan tubuh. Sejak Agustus hingga kini, tidak ada kasus kematian di Kalbar karena Covid-19. Meskipun demikian, Covid-19 tetap memiliki risiko kesakitan dan kematian karena di Pulau Jawa juga ada laporan kasus kematian karena Covid-19.
Hary mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan memperpanjang rentang waktu kekebalan antibodi terhadap Covid-19. Masyarakat tetap disarankan melakukan vaksinasi. Bagi warga yang sudah melaksanakan vaksinasi lengkap pertama dan kedua, segera melakukan vaksinasi penguat (booster).
Tenaga kesehatan dan warga lansia yang tergolong kelompok berisiko saat ini sudah diperbolehkan menerima vaksinasi penguat kedua, enam bulan setelah vaksinasi penguat pertama. Apalagi, masih ada kesenjangan antara vaksinasi kedua dan penguat.
Tercatat saat ini vaksinasi penguat baru mencapai 23 persen, sedangkan vaksinasi kedua 66 persen, dan vaksinasi pertama 79 persen. Catatan Kompas, sasaran vaksinasi di Kalbar 3,8 juta penduduk. Hary mengimbau masyarakat tetap menjaga kehati-hatian. Jadikan protokol kesehatan perilaku budaya sehat.
Vaksinasi penguat baru mencapai 23 persen, sedangkan vaksinasi kedua 66 persen, dan vaksinasi pertama 79 persen hampir 80 persen.
Agapitus (41), warga Pontianak, menuturkan, protokol kesehatan sudah menjadi kebisaaan terutama di tengah kerumunan dan pusat perbelanjaan serta rumah ibadah. Anak-anaknya juga ketika bepergian atau ke sekolah selalu mambawa masker karena sudah terbiasa sejak awal pandemi.
”Jika kami mau ke rumah keluarga, sebelum berangkat mencari masker. Itu sudah menjadi kebiasaan. Masker bagian dari kelangkapan bepergian,” ujarnya.
Sekarang, Agapitus sudah tidak terlalu khawatir melihat perkemangan Covid-19, tetapi tetap waspada. Apalagi, ia dan keluarga menjalankan protokol kesehatan dan sudah vaksinasi lengkap hingga penguat.
Senada dengan itu, Deman (46), warga lainnya, menuturkan, ia juga menjalankan protokol kesehatan, khususnya menggunakan masker. Hal itu berawal dari pandemi dua tahun lalu yang dalam perkembangannya menjadi kebiasaan sehari-hari.
”Apalagi, dengan menggunakan masker, saya merasa lebih nyaman dalam bepergian,” ujar Deman.
Terkait perkembangan kasus aktif Covid-19 di Kalbar, berdasarkan data Dinkes Kalbar pada 21 November, kasus aktif di Kalbar mencapai 234 orang. Pada 24 November, kasus aktif 248 orang dan pada 23 November kasus aktif Kalbar mencapai 273 orang.