Separuh Jasad Korban Gempa Cianjur Hasil Identifikasi Kepolisian Berusia Anak-anak
Sebanyak 59 jasad dari 124 jenazah korban gempa di Cianjur yang diidentifikasi kepolisian merupakan anak-anak. Masyarakat yang kehilangan keluarga akibat gempa ini pun diharapkan segera melapor agar data korban akurat.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
AGUIDO ADRI
Petugas mengangkat jenazah anak Yayan (40), di RT 003 RW 001, Kampung Selaerih, Desa Genjot, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Selasa (22/11/2022).
CIANJUR, KOMPAS — Tim identifikasi jenazah dari Kepolisian telah menerima 131 kantong jenazah akibat gempa di Cianjur pada Senin (21/11/2022) lalu. Separuh jenazah yang berhasil diidentifikasi merupakan anak-anak. Pos pelaporan masih terbuka sehingga warga yang kehilangan keluarganya diminta untuk melapor.
Kepala Bidang Disaster Victim Identification (DVI) Biro Kedokteran Kepolisian Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Rodokpol Pusdokkes) Polri Komisaris Besar Ahmad Fauzi menjelaskan, dari total 131 jenazah yang diterima, pihaknya telah mengidentifikasi 124 jenazah hingga Kamis (24/11/2022). Korban terakhir yang teridentifikasi kali ini bernama Nining (64), warga Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat.
”Enam jenazah lainnya masih menunggu kelengkapan data antemortem (sebelum kematian). Satu kantong berisi potongan tubuh masih menunggu pemeriksaan lebih lanjut dari DNA,” ujarnya di Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Cianjur, Jabar.
Dari jumlah jenazah yang sudah diidentifikasi, lanjut Ahmad, 59 orang di antaranya anak-anak berusia di bawah 15 tahun, dan 64 orang lainnya merupakan orang dewasa. Sementara itu, tim DVI terus membuka posko laporan warga yang hilang sehingga bisa memudahkan petugas untuk mengidentifikasi korban.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Para korban gempa yang dirawat di halaman RSUD Sayang, Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022).
”Berdasarkan data yang kami terima dari Rumah Sakit Cimacan dan Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur, ada 59 anak yang ditemukan, atau separuh dari jumlah korban yang kami identifikasi. Untuk yang dalam pencarian, masih kami data ada berapa anak-anaknya,” papar Ahmad.
Penemuan jasad Nining ini menambah jumlah korban jiwa akibat gempa Cianjur. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto menyebut, jumlah korban meninggal dari bencana ini mencapai 272 orang.
Sementara itu, terdapat korban luka sebanyak 2.046 orang dan 62.545 lainnya mengungsi. Suharyanto menyebut, pihaknya juga mengerahkan pencarian 39 orang yang dilaporkan hilang di Kecamatan Cugenang dan titik lainnya.
”Dari jumlah tersebut, 32 warga dari Cijedil, Kecamatan Cugenang, dan 7 warga lainnya yang melintas. Saat ini kami mengerahkan tim pencari gabungan hingga 6.000 orang untuk mencari yang hilang,” ujarnya.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Seorang anak yang menjadi korban gempa yang mendapat perawatan di halaman RSUD Sayang, Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022).
Menurut Suharyanto, dari 272 jenazah yang ditemukan, 107 jasad di antaranya belum teridentifikasi. Karena itu, dia berharap masyarakat untuk menginformasikan kehilangan atau temuan dari anggota keluarganya yang hilang pascagempa.
”Kalau keluarga yang meninggal dan sudah dikuburkan, segera lengkapi surat kematian di layanan kesehatan. Kepala desa harus membantu karena ini penting terkait santunan, bantuan, hingga asuransi jiwa,” ujarnya.
Pencarian korban hilang, lanjut Suharyanto, terhambat oleh medan berat dan cuaca ekstrem di lapangan. Tidak hanya hujan deras, ancaman longsor pun dikhawatirkan bisa memperlambat pencarian korban di antara reruntuhan rumah.
Berdasarkan data BNPB, hingga Kamis (24/11) pukul 17.00, sebanyak 56.311 unit rumah rusak yang tersebar di 130 desa dari 16 kecamatan. Dari jumlah tersebut, 22.208 unit rumah mengalami rusak berat. Selain itu, sebanyak 136 sarana peribadatan dan 35 sarana pendidikan rusak.