Industri di Batam Pasok Pipa Bawah Laut untuk Pengembangan Kilang Minyak Balikpapan
Untuk pertama kalinya, industri dalam negeri dipercaya memproduksi infrastruktur pipa minyak bawah laut. Sebanyak 1.200 batang pipa baja diproduksi Citramas Group untuk pengembangan kilang minyak di Balikpapan.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Grup industri Citramas di Batam, Kepulauan Riau, menyelesaikan produksi 1.200 batang pipa bawah laut untuk proyek terminal minyak Lawe-Lawe di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Ini adalah pertama kalinya pipa minyak bawah laut diproduksi oleh industri dalam negeri.
Chairman Citramas Group Kris Taenar Wiluan, Kamis (24/11/2022), mengatakan, PT Dwi Sumber Arca Waja (DSAW), anak perusahaan Citramas, butuh waktu 8 bulan untuk menyelesaikan pembuatan pipa pesanan PT Pertamina tersebut. Nilai proyek itu 15 juta dollar AS atau sekitar Rp 234 miliar.
Pipa yang diproduksi PT DSAW itu masing-masing berdiameter 52 inci (132,09 cm) dengan tebal 1 inci (2,54 cm). Itu merupakan pipa terbesar yang pernah diproduksi industri dalam negeri. Bahan pelat baja untuk pembuatan pipa diproduksi oleh PT Krakatau Posco, Cilegon, Banten. Adapun pelapisan permukaan pipa dilakukan PT Bredero Shaw Indonesia, Batam.
Menurut Kris, ini adalah pertama kalinya industri dalam negeri dipercaya membuat pipa bawah laut untuk mendukung industri minyak dan gas. Padahal, sebagai negara kepulauan, peluang industri pendukung infrastruktur migas sangat besar di Indonesia.
”Sebetulnya sudah lama industri dalam negeri mampu membuat pipa bawah laut. Kendalanya itu kalau proyek migas dipegang kontraktor asing, biasanya mereka maunya mendatangkan pipa dari luar negeri,” kata Kris.
Ini adalah pertama kalinya industri dalam negeri dipercaya membuat pipa bawah laut untuk mendukung industri minyak dan gas.
Vice President Project Delivery Excellence PT Kilang Pertamina Internasional Agung Eka Purnawan mengatakan, 1.200 batang pipa itu akan digunakan untuk menyalurkan minyak dari lepas pantai ke dua tangki minyak di Terminal Lawe-Lawe yang berkapasitas 2 juta barrel. Total panjang infrastruktur pipa bawah laut tersebut 14 kilometer.
Pembangunan Terminal Lawe-Lawe merupakan bagian dari proyek besar program pengembangan kilang minyak (refinery development master plan/RDMP) Balikpapan. Dengan RDMP Balikpapan, Pertamina menargetkan kapasitas produksi dapat bertambah 38 persen dari 260.000 barrel per hari menjadi 360.000 barrel per hari.
”Dari Batam, pipa ini dikirim dulu ke Surabaya untuk dilapisi dengan semen. Gunanya untuk melindungi pipa dari air laut saat nanti dipasang di Teluk Balikpapan,” ujar Agung.
Ia menambahkan, pemasangan pipa bawah laut Terminal Lawe-Lawe ditargetkan rampung pada akhir 2023. Adapun proyek strategis nasional RDMP Balikpapan ditargetkan rampung pada akhir 2024.