Prioritas Evakuasi Korban dan Penanganan Pengungsian di Cianjur
Evakuasi dan penyelamatan korban gempa yang masih tertimbun material menjadi prioritas penanganan bencana gempa Cianjur. Selain itu, pembukaan akses yang terkena longsor, serta penanganan puluhan ribu pengungsi.
Oleh
Tim Kompas
·4 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Para korban gempa dirawat di selasar RSUD Sayang, Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022). Gempa berkekuatan magnitude M 5,6 ini berdampak pada sejumlah tempat di wilayah Kabupaten Cianjur. Gempa ini menyebabkan 162 orang tewas dan ratusan luka-luka.
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah 151 korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, diduga masih tertimbun reruntuhan. Selain itu, puluhan ribu warga juga mengungsi. Presiden Joko Widodo menginstruksikan jajarannya untuk membantu korban, terutama mengevakuasi dan menyelamatkan korban yang masih tertimbun.
Hingga Selasa (22/11/2022) pukul 17.00, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 268 orang meninggal dan 151 orang masih dalam pencarian pascagempa bumi magnitudo 5,6 di Cianjur, Senin (21/11/2022). Sejumlah 1.083 orang terluka dan 58.300 orang mengungsi. Selain itu, sebanyak 6.570 rumah rusak berat, 2.071 rumah rusak sedang, dan 12.641 rusak ringan.
Daerah terdampak gempa di Cianjur meliputi 12 kecamatan, yaitu Cianjur, Karangtengah, Warungkondang, Cugenang, Cilaku, Cibeber, Sukaresmi, Bojongpicung, Cikalong Kulon, Sukaluyu, Pacet, dan Gembrong.
Pantauan di Kampung Selaerih, Desa Genjot, Cugenang, sebagian rumah warga luluh lantak. Petugas gabungan dan sukarelawan terus berupaya mengevakuasi korban yang masih tertimbun reruntuhan bangunan. Sebagian korban ditemukan meninggal.
Di Kampung Longkewang, Desa Gasol, Cugenang, kondisi puluhan warga di posko pengungsi cukup memprihatinkan. Menempati tenda darurat, sebagian pengungsi belum mendapatkan bantuan.
”Sangat butuh sekali (bantuan). Ada banyak anak-anak. Kita orang dewasa enggak apa-apa, tapi anak-anak perlu minyak angin, popok, dan pakaian layak. Bantuan makanan juga penting, lalu obat-obatan, dan tenda,” kata Hadi (31), penyintas.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Foto aerial longsor yang memutus jalur Cipanas-Cianjur di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Proses pembersihan material longsor di jalur utama yang menghubungkan Kabupaten Bogor menuju Kabupaten Cianjur tersebut dilakukan dengan menggunakan alat berat. Kini jalur tersebut telah bisa dilintasi dengan sistem buka tutup karena proses pembersihan yang masih berlangsung.
Warga di Kampung Salaerih, Desa Genjot, juga sangat membutuhkan logistik untuk mereka bertahan di posko pengungsian. ”Bantuan mulai datang, tapi masih sangat terbatas, masih kurang untuk warga, terutama untuk anak-anak kami. Bantuan kesehatan sudah datang,” kata Dedi (56), warga setempat.
Sementara itu, ratusan korban yang terluka dirawat di tenda darurat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang dan RSUD Cimacan. Sebanyak 460 korban dirawat di tenda-tenda darurat RSUD Sayang Cianjur dan 237 korban dirawat di RSUD Cimacan.
Keterbatasan ruang perawatan dan tenda darurat di RSUD Cimacan membuat pihak rumah sakit memberlakukan kebijakan hanya merawat korban gempa yang terluka sedang hingga berat. Bahkan, sebagian korban luka berat dan berisiko kematian dirujuk ke rumah sakit di Bogor, Ciawi, dan Jakarta.
Untuk korban yang luka ringan akan dirawat di tempat pengungsian dengan menurunkan tim petugas kesehatan RSUD Cimacan ke tenda-tenda pengungsian warga.
Koordinator Lapangan Bencana RSUD Cimacan Rizky Utama mengatakan, pihaknya juga kekurangan tenaga medis untuk perawatan dan pengantaran korban menggunakan ambulans. Tenaga kesehatan yang tersedia telah bekerja sejak proses evakuasi. Banyaknya korban yang harus dirawat membuat petugas di RSUD tersebut kelelahan.
Hingga kemarin, empat mobil ambulans RSUD Cimacan bolak-balik di jalan nasional Cipanas menuju Cianjur mengantar korban gempa di sekitar Pacet dan Cugenang ke RSUD Cimacan.
Ela (58) bersama keluarganya duduk di depan rumahnya yang runtuh akibat gempa di Kampung Longkewang, Desa Gasol, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Kondisi kerusakan akibat gempa yang melanda Cianjur pada Senin (22/11/2022) terlihat di sejumlah wilayah desa yang terdampak.
Akses jalan putus
Lebih dari 24 jam pascagempa, akses jalan yang menghubungkan Kabupaten Bogor menuju Cianjur di Jalan Cugenang masih tertimbun tanah longsor sepanjang 300 meter. Hingga Selasa sore, akses tersebut belum berhasil dibuka kembali. Hal ini mengakibatkan arus lalu lintas baik orang maupun barang belum dapat melewati jalan itu.
Presiden menginstruksikan jajarannya agar mengutamakan evakuasi dan penyelamatan korban gempa yang masih tertimbun material. Sejumlah langkah yang juga mendesak dilakukan, antara lain, pembukaan akses yang terkena longsor dan penanganan pengungsi.
Kemarin siang, Presiden Joko Widodo meninjau lokasi longsor bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy; Kepala BNPB Suharyanto; Kepala Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati; Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman; Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil; dan Bupati Cianjur Herman Suherman.
”Pertama-tama atas nama pribadi, atas nama pemerintah, saya ingin menyampaikan dukacita yang mendalam, belasungkawa atas terjadinya musibah gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat,” kata Presiden seusai peninjauan.
Presiden menginstruksikan jajarannya agar mengutamakan evakuasi dan penyelamatan korban gempa yang masih tertimbun material. Sejumlah langkah yang juga mendesak dilakukan, antara lain, pembukaan akses yang terkena longsor, serta penanganan pengungsi.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Suasana di tempat pengungsian warga korban gempa bumi di lapangan di Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022) malam. Ratusan warga bertahan di tempat pengungsian tersebut pascagempa bumi bermagnitudo 5,6.
Ke depan, pemerintah juga membantu pembangunan rumah yang rusak. Warga yang rumahnya rusak berat akan diberikan bantuan Rp 50 juta. Adapun warga yang rumahnya rusak sedang akan dibantu Rp 25 juta dan yang rusak ringan Rp 10 juta.
Pembangunan kembali rumah yang terdampak gempa nantinya wajib memakai standar bangunan antigempa dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. ”(Hal ini) karena tadi disampaikan BMKG bahwa gempa ini adalah gempa 20 tahunan sehingga pembangunan (kembali) rumahnya kita arahkan untuk rumah antigempa,” ujar Presiden.
Guna mempercepat penanganan bencana, BNPB menempatkan satu helikopter dan menyiapkan dana sebesar Rp 1,5 miliar, serta bantuan logistik senilai Rp 500 juta.
”Untuk desa terisolasi, selain membuka jalan dari darat, juga disiapkan satu heli untuk distribusi logistik,” ujar Suharyanto.
Kendaraan yang tertimpa beton di Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, akibat gempa, Selasa (22/11/2022). Kondisi kerusakan akibat gempa yang melanda Cianjur pada Senin (22/11/2022) terlihat pada sejumlah wilayah desa yang terdampak.
Potensi bencana ikutan
BMKG meminta warga Cianjur mewaspadai potensi bencana ikutan berupa tanah longsor dan banjir bandang. Ancaman bencana hidrometeorologi ini terutama perlu diwaspadai masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai dan perbukitan atau lembah.
Dwikorita mengatakan, besar kemungkinan lereng perbukitan di Cianjur menjadi rapuh setelah terjadi gempa bumi. Hal ini dapat semakin diperparah dengan tingginya intensitas hujan yang berpotensi mengguyur Cianjur.
Warga juga diimbau menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Bangunan yang rusak itu dikhawatirkan tidak kuat menopang dan ambruk jika terjadi gempa susulan.