Dana Rp 3 Triliun Diprioritaskan untuk Penanganan Gedung Mangkrak
Tahun ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengalokasikan dana Rp 3 triliun untuk penanganan dan pembangunan gedung sarana-prasarana pendidikan. Prioritas pertama untuk ditangani adalah gedung mangkrak.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun ini mengalokasikan dana APBN sebesar Rp 3 triliun untuk perbaikan dan pembangunan gedung-gedung sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi. Dalam hal ini, pekerjaan fisik diprioritaskan untuk sarana dan prasarana pendidikan yang mangkrak.
Direktur Prasarana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Essy Asiah mengatakan, selain untuk kembali mengoptimalkan fungsi gedung, penanganan gedung mangkrak memang sengaja diprioritaskan dengan tujuan menyelamatkan dana investasi yang telah ditanamkan.
”Mempertimbangkan dana investasi pembangunan yang pasti bernilai besar, maka gedung-gedung mangkrak ini menjadi prioritas pertama untuk segera ditangani dan dibangun kembali oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,” ujarnya saat ditemui di sela-sela acara peresmian gedung kuliah baru Universitas Tidar, Magelang, di daerah Sidotopo, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah, Selasa (22/11/2022).
Dana pendidikan sebesar Rp 3 triliun tersebut dialokasikan untuk pembangunan dan perbaikan sarana-prasarana pendidikan di sekolah, madrasah, dan perguruan tinggi negeri.
Selain penanganan gedung mangkrak, Essy mengatakan, pihaknya juga intens membangun gedung-gedung baru. Untuk Universitas Tidar, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membangun tambahan dua gedung baru dengan dana hibah dari APBN sebesar Rp 67,4 miliar. Adapun dari total dana tersebut, dana APBN sebesar Rp 65,6 miliar dialokasikan untuk pembangunan fisik, sedangkan Rp 1,8 miliar sisanya untuk pembayaran jasa konsultan.
Total luas lahan yang dipakai untuk pembangunan dua gedung itu mencapai sekitar 7.500 meter persegi. Satu gedung yang menjadi gedung kuliah terpadu dibangun menjadi lima lantai, sedangkan satu gedung lainnya disediakan untuk gedung kuliah fakultas ilmu sosial dan ilmu politik. Adapun di setiap gedung tersebut, satu lantai di lantai terbawah di basement disediakan sebagai ruang parkir dan sisa lantai yang lain difungsikan sebagai tempat kuliah.
Dengan alokasi dana APBN yang terbilang cukup besar, Essy mengingatkan pihak kampus untuk memperhatikan betul perihal operasional perawatan dua gedung tersebut.
”Tidak lagi terbawa dengan euforia pembangunan dan pembangunan gedung baru, kami berharap kampus pun benar-benar memperhatikan perawatan gedung sehingga setidaknya gedung ini masih bisa difungsikan, berdiri hingga sedikitnya 50 tahun lagi,” ujarnya.
Di lingkup Jawa Tengah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga membangun gedung-gedung kuliah baru serupa di sejumlah perguruan tinggi, seperti di Universitas Diponegoro, Semarang, dan Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Tidak lagi terbawa dengan euforia pembangunan dan pembangunan gedung baru, kami berharap kampus pun benar-benar memperhatikan perawatan gedung sehingga setidaknya gedung ini masih bisa difungsikan, berdiri hingga sedikitnya 50 tahun lagi.
Rektor Universitas Tidar Mukh Arifin mengatakan, pihaknya sangat bersyukur bisa mendapatkan dana hibah untuk pembangunan dua gedung baru.
”Dengan adanya tambahan gedung baru, maka tahun ini kami tidak perlu lagi menambah ruang kuliah dengan menyewa gedung kelas salah satu SD di Kota Magelang,” ujarnya.
Dengan jumlah mahasiswa yang terus bertambah dan kurangnya ruang kuliah yang tersedia, Universitas Tidar terpaksa menyewa gedung kelas SD untuk tempat kuliah mahasiswa fakultas pertanian dan hukum.
Dua gedung kuliah tersebut baru diresmikan pada Selasa (22/11/2022). Namun, karena sudah mendesaknya kebutuhan, dua gedung baru tersebut sudah mulai difungsikan sebagai tempat kuliah sejak September 2022.
Total jumlah mahasiswa Universitas Tidar saat ini terdata mencapai 12.000 orang dan tersebar di lima fakultas. Kampus di daerah Sidotopo menjadi kampus kedua, sedangkan kampus pertama berlokasi di Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara.
Tambahan dua gedung baru tersebut, menurut dia, sebenarnya belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan. Namun, menyesuaikan dengan fasilitas yang tersedia, aktivitas kuliah di dua gedung baru tersebut tetap dioptimalkan berlangsung sejak pagi hingga pukul 21.00.
”Kami masih membutuhkan tambahan gedung baru sehingga aktivitas kuliah bagi semua mahasiswa bisa berlangsung maksimal cukup hingga pukul 17.00 saja,” ujarnya.