BPBD Jabar: 59 Orang Tewas akibat Gempa di Cianjur
Korban gempa Cianjur terus bertambah. Selain 59 orang tewas, ada 86 korban luka, dan 5.079 warga mengungsi. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil asumsikan jumlah korban jiwa akan terus bertambah.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI, MACHRADIN WAHYUDI RITONGA, CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
·3 menit baca
CIANJUR, KOMPAS — Hingga Senin (21/11/2022) pukul 20.00 WIB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat mencatat, 59 warga di Kabupaten Cianjur tewas akibat gempa dengan magnitudo 5,6. Sebanyak 86 jiwa lainnya luka-luka dan 5.079 warga mengungsi. Petugas BPBD Jabar juga masih mendata korban akibat gempa di Kabupaten Sukabumi dan Bogor.
Gempa dengan kedalaman 10 kilometer itu juga merusak rumah dan fasilitas umum di sejumlah daerah. Di Cianjur, gempa merusak 2.277 rumah, 4 fasilitas kesehatan, 8 gedung pemerintah, 10 fasilitas pendidikan, 3 sarana ibadah, 1 toko, 1 kafe, 2 jembatan, dan 1 jalan provinsi di sekitar Tapal Kuda yang tertimbun material longsor.
Di Sukabumi, data sementara menunjukkan, 127 unit rumah, 4 fasilitas pendidikan, dan 1 sarana ibadah rusak. Petugas juga melaporkan sebanyak 11 rumah rusak di Bogor dan 1 rumah rusak di Bandung Barat. Petugas hingga kini masih mendata dampak gempa di Kabupaten Bandung, Garut, Kota Bogor, Kota Bekasi, dan Kota Sukabumi.
Adapun data sementara Kantor SAR Bandung mencatat 68 orang meninggal, 139 korban luka berat, dan 42 korban luka ringan akibat gempa. Korban dievakuasi ke RSUD Cianjur dan RSUD Cimacan. ”(Ini) Data ter-update pukul 19.30, hasil koordinasi dengan Dinkes Cianjur,” tulis analis Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Joshua Banjarnahor.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat memantau kondisi di Rumah Sakit Umum Daerah Sayang, Cianjur, menyatakan, petugas terus mendata korban karena di sejumlah titik masih ada warga yang terjebak. Selain itu, dia melihat warga masih ketakutan sehingga kegiatan yang ada, termasuk penanganan pasien, berlangsung di luar ruangan.
Saya juga meminta tim dari Rumah Sakit Hasan Sadikin untuk menyiagakan jika fasilitas kesehatan di sini (Cianjur) tidak memungkinkan. Tidak boleh ada warga yang tidak tertangani secara medis.
”Karena masih banyak warga yang di tempat-tempat kejadian, kami asumsikan yang luka dan meninggal terus bertambah seiring waktu. Suasana juga masih dilanda ketakutan karena itu kegiatan dilakukan di luar ruangan untuk mengantisipasi gempa susulan yang terjadi setelah kejadian,” ujar Emil, sapaan Ridwan Kamil.
Untuk menangani bencana ini, pihaknya tengah berkoordinasi dengan aparat kewilayahan, termasuk petugas kepolisian di setiap desa untuk memberikan data terkini dari wilayah masing-masing. Selain itu, alat berat juga dikerahkan untuk membersihkan jalan yang longsor akibat gempa.
”Rumah sakit di seputar Cianjur juga dikondisikan. Saya juga meminta tim dari Rumah Sakit Hasan Sadikin untuk menyiagakan jika fasilitas kesehatan di sini (Cianjur) tidak memungkinkan. Tidak boleh ada warga yang tidak tertangani secara medis,” ujarnya.
Sebelumnya, gempa tektonik dengan M 5,6 terpusat di Cianjur, Senin pukul 13.21. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, kekuatan gempa yang diukur dengan skala MMI (Modified Mercalli Intensity) menunjukkan skala beragam.
Di wilayah Cianjur, gempa dirasakan dengan skala V-VI MMI; Garut dan Sukabumi IV-V MMI; Cimahi, Lembang, Kota Bandung Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor, dan Bayah III MMI; sedangkan di Rancaekek, Tangerang Selatan, DKI Jakarta, dan Depok II-III MMI.