Penemuan satu kasus polio membuat Pemkab Pidie menetapkan status kejadian luar biasa. Kasus ini telah masuk ke Kementerian Kesehatan dan WHO.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
SIGLI, KOMPAS — Anak penderita polio di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Pemerintah Kabupaten Pidie kini berusaha melakukan penelusuran untuk mencegah penyebaran.
Kepala Dinas Kesehatan Pidie Arika Husnayanti dihubungi dari Banda Aceh, Minggu (20/11/2022), mengatakan, korban polio berusia 7 tahun 2 bulan, warga Kecamatan Mane. Hasil uji laboratorium memastikan korban terpapar virus polio.
Tim dari Dinas Kesehatan Pidie melakukan wawancara mendalam dengan keluarga korban. Keluarga mengaku korban tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Korban mengalami polio tipe dua yang menyebabkan kelumpuhan pada kaki kiri.
”Keluarga sangat menyesal karena tidak melakukan imunisasi dasar kepada anaknya,” kata Arika.
Penemuan satu kasus polio membuat Pemkab Pidie menetapkan status kejadian luar biasa (KLB). Kasus ini telah masuk ke Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Arika mengatakan, munculnya kasus polio membuat mereka kaget. Kini tim Dinas Kesehatan Pidie melakukan penelusuran di desa dan kecamatan tempat korban tinggal. Beberapa spesimen anak yang pernah berinteraksi dengan korban diambil untuk diuji di laboratorium.
Kami harus bekerja keras agar tidak ada kasus baru. Kami sangat terpukul, tetapi kami berusaha maksimal untuk menangani.
”Kami harus bekerja keras agar tidak ada kasus baru. Kami sangat terpukul, tetapi kami berusaha maksimal untuk menangani,” ujar Arika.
Polio merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus polio. Virus ini menyerang saraf motorik sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan. Penyakit polio dapat dicegah dengan pemberian imunisasi polio, baik bOPV (polio tetes) maupun IPV (polio suntik).
Arika mengatakan, cakupan imunisasi di Pidie, kasus di Kecamatan Mane, rendah. Kasus polio tersebut merupakan dampak dari rendahnya capaian imunisasi dasar lengkap.
Kabupaten Pidie sejak 2017-2019 menjadi daerah cakupan imunisasi dasar lengkap terendah di Aceh. Pada 2017, cakupan imunisasi dasarnya 23 persen, 2018 sebanyak 28 persen, dan 2019 hanya 13 persen. Angka cakupan provinsi juga menurun dari 61 persen pada 2018 menjadi 49 persen pada 2019.
Dihubungi terpisah, Penjabat Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto mengatakan, penanganan cepat atau jangka pendek dilakukan dengan melakukan penelusuran dan imunisasi polio massal. Menurut rencana, imunisasi massal akan dilakukan pada 28 November 2022 dan 5 Desember 2022.
Wahyudi mengatakan, perilaku hidup tidak sehat seperti buang air besar sembarangan dan sanitasi yang buruk membuat warga kemungkinan terpapar polio.
”Penanganan jangka panjang, kami akan membuat program sanitasi yang sehat,” kata Wahyudi.
Pada Februari 2020, Kompas melakukan liputan mendalam terkait rendahnya capaian imunisasi lengkap di Pidie. Beberapa orangtua mengaku enggan melakukan imunisasi terhadap anaknya karena khawatir terhadap efek samping seperti demam.
Pada Agustus 2018, seorang anak di Pidie mengalami lumpuh setelah imunisasi vaksin Measles Rubella (MR). Kabar anak mengalami lumpuh karena imunisasi menyebar cepat kepada warga sehingga banyak warga ketakutan mengimunisasi anaknya.
Wahyudi mengatakan, untuk mendorong cakupan imunisasi perlu keterlibatan para pihak, terutama tokoh ulama. Sosialisasi diperkuat dengan melibatkan ulama dan tokoh masyarakat.