Gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 6,8 mengguncang pantai barat Sumatera, tepatnya di Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu, Jumat (18/11/2022). Sampai saat ini, belum ada laporan kerusakan ataupun korban akibat gempa.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
BENGKULU, KOMPAS – Gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 6,8 mengguncang pantai barat Sumatera, tepatnya di Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu, Jumat (18/11/2022). Sampai saat ini, belum ada laporan kerusakan ataupun korban akibat gempa. Gempa pun tidak menyebabkan potensi tsunami.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryoni melalui siaran pers mengatakan, hasil analisis menunjukkan pusat gempa berlokasi di laut pada jarak 186 kilometer (km) ke arah barat laut Enggano, Bengkulu, pada kedalaman 15 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Dampak gempa dirasakan di beberapa wilayah. Di daerah Enggano gempa bumi dirasakan dengan skala intensitas IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah).
Gempa juga dirasakan di daerah Muko-muko, daerah Bengkulu Utara, dan daerah Kota Bengkulu dengan skala intensitas III-IV MMI. Getaran gempa juga dirasakan di daerah Liwa dengan skala intensitas II MMI ( getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
”Meski begitu, gempa ini tidak menyebabkan tsunami,” kata Daryono.
Setelah gempa itu, terjadi beberapa kali gempa susulan. Hingga Jumat pukul 21.20 WIB, hasil pemantauan BMKG menunjukkan adanya aktivitas dua gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar 5,6. Berdasarkan informasi dari Stasiun Geofisika Kepahiang, terhitung ada enam kali gempa susulan sampai pukul 21.47 WIB.
Daryono mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak termakan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, masyarakat juga diminta menghindari bangunan yang sudah retak atau rusak akibat gempa.
”Periksa kondisi bangunan tempat tinggal dan pastikan bangunan dalam kondisi stabil dan tidak membahayakan,” ujar Daryono.
Kepala Bidang Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Darah (BPBD) Provinsi Bengkulu Khristian Hermansyah menyatakan, sampai saat ini belum ada laporan kerusakan atau korban jiwa. ”Sampai malam ini kondisi Enggano masih aman,” ucapnya, Jumat.
Meskipun begitu, lanjut Khristian, pihaknya akan tetap waspada mengingat potensi gempa susulan masih mungkin terjadi.
”Yang terpenting saat ini adalah tetap membangun komunikasi antarsektor,” ujarnya. Masyarakat pun diminta untuk tetap waspada dan memantau peringatan dini dari BMKG.