Berakhir 2025, Program Citarum Harum Butuh Keberlanjutan
Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum berakhir 2025. Sejumlah pihak berharap program Citarum Harum berkelanjutan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
TANGKAPAN LAYAR
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (tengah) hadir dalam acara Bela Negara Menjaga Alam, Sinergi Pentahelix Sukseskan Citarum Harum” di Bandung, Jabar, Kamis (17/11/2022). Program Citarum Harum untuk membenahi DAS Citarum akan berakhir 2025. Sejumlah pihak mendorong keberlanjutan program.
BANDUNG, KOMPAS —Sejumlah pihak berharap program Citarum Harum terus berjalan meski Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum berakhir 2025. Tanpa keberlanjutan dan kolaborasi berbagai pihak, Sungai Citarum dapat kembali tercemar berat.
Citarum Harum merupakan program pemulihan daerah aliran Sungai Citarum dengan komando pemerintah pusat serta dibantu Gubernur Jabar, Pangdam III/Siliwangi, dan Kapolda Jabar. Perwira berpangkat kolonel dari Kodam III/Siliwangi memimpin penanganan di 23 sektor. Adapun DAS Citarum sepanjang 297 kilometer melintasi 13 kabupaten/kota.
Melalui Perpres No 15/2018, pemerintah pusat mempercepat pembenahan Citarum dengan membentuk tim pengendalian, pencemaran, dan kerusakan DAS Citarum. Tim itu melibatkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, sejumlah menteri, gubernur, hingga jajaran TNI dan Polri.
Empat tahun berjalan, Citarum Harum membuahkan hasil. Pernah tercemar berat oleh limbah rumah tangga dan industri, kini Citarum tergolong tercemar ringan. ”Tidak sedikit kawasan di Citarum sudah menjadi taman, kafe, hingga tempat olahraga,” ujar Doni Monardo, mantan Pangdam III/SIliwangi, salah satu penggagas Citarum Harum, Kamis (17/11/2022).
Doni menyampaikan hal itu dalam acara Bela Negara Menjaga Alam, Sinergi Pentahelix Sukseskan Citarum Harum, di Bandung, Jabar. Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, Kepala Staf Kodam III/Siliwangi Brigadir Jenderal (TNI) Jodi Widjanarko, hingga Rektor Universitas Pasundan Eddy Jusuf turut hadir dalam acara yang disiarkan daring tersebut.
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA
Presiden Joko Widodo (kanan) menanam pohon manglid di kawasan hulu Sungai Citarum, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/2/2018). Penanaman pohon menjadi bagian dari rehabilitasi Citarum yang ditargetkan selesai dalam waktu tujuh tahun.
Menurut Doni, meskipun wajah Citarum telah berubah lebih baik, upaya pembenahan kawasan itu belum tuntas. ”Mohon Pak Wagub beserta tokoh-tokoh masyarakat memikirkan masa depan penanganan Citarum setelah berakhirnya Perpres No 15/2018 pada 2025. Saya menyarankan mulai ada pembicaraan lewat pertemuan, seminar, dan berbagai macam langkah,” ujarnya.
Terlebih lagi, lanjutnya, keterlibatan TNI dan Polri dalam program Citarum Harum tidak lagi seperti dulu jika Perpres tersebut berakhir. ”Jangan sampai ada yang mencuri-curi melepaskan limbah (ke DAS Citarum) ketika tidak ada pengawasan, terutama musim hujan. Citarum Harum ini untuk generasi yang akan datang. Kalau kita jaga alam, alam jaga kita,” tutur Doni.
Kasdam III/Siliwangi Brigjen (TNI) Jodi Widjanarko mengatakan, sekitar 1.350 prajurit kodam dan satuan lainnya terjun langsung menjalankan program Citarum Harum. Pihaknya juga mengajak 1.050 warga yang tinggal di sekitar Citarum. Mereka berupaya menangani persoalan lahan kritis sekitar 199.514 hektar, pengelolaan sampah, hingga keramba jaring apung.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Anak-anak bermain di atas endapan sampah di aliran Sungai Citarum lama di Rancamanyar, Bandung, Jawa Barat, Jumat (19/1). Permasalahan sampah di sepanjang aliran Sungai Citarum, baik Citarum lama maupun aliran pelurusan Citarum, menjadi salah satu faktor terbesar kerusakan DAS tersebut.
Kepala Bidang Hukum Polda Jabar Komisaris Besar Tony Binsar mengatakan, penegakan hukum terhadap tindak pidana lingkungan di DAS Citarum terus berjalan. Hingga kini, polisi menangani 48 kasus di wilayah Citarum. Sebanyak 25 kasus telah selesai dan 23 lainnya masih proses penyelidikan dan penyidikan. ”Ini komitmen kami untuk Citarum,” katanya.
Rektor Unpas Eddy Jusuf akan mendukung program Citarum Harum. Selain melaksanakan kuliah kerja nyata di wilayah Citarum, pihaknya juga telah menanam sekitar 30.000 bibit alpukat di kawasan itu. ”Program Citarum Harum ini harus berkesinambungan. Saya khawatir kalau Perpres No 15/2018 selesai tujuh tahun, nanti (Citarum) akan kembali (rusak) lagi,” ujarnya.
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum berjanji menjalankan program Citarum Harum. Sekretaris daerah di 13 kabupaten/kota yang dilintasi Citarum memimpin penanganan program itu. ”Yang diperlukan adalah kesinambungan pemeliharaan Citarum. Jangan sampai setelah Perpresnya selesai, terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.