Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu di Magelang Lakukan Berbagai Upaya
Menghadapi kenaikan harga kedelai, para perajin tahu di Kabupaten Magelang melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan usaha. Selain memperkecil ukuran dan mengurangi ketebalan tahu, mereka juga menaikkan harga.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Menghadapi kenaikan harga kedelai, para perajin tahu di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, melakukan berbagai upaya agar bisa terus menjalankan usaha. Selain memperkecil ukuran dan mengurangi ketebalan tahu, mereka juga mulai menaikkan harga.
Slamet (60), perajin tahu di Desa Tanjungsari, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, mengatakan, sejak sekitar sebulan lalu, harga kedelai naik dari Rp 13.000 menjadi Rp 14.000 per kilogram (kg). Setelah kenaikan itu, dia berupaya mengurangi biaya produksi dengan memperkecil ukuran dan ketebalan tahu.
Satu papan tahu berukuran sekitar 50 cm x 30 cm yang biasa dipotong menjadi 60 potong tahu, kini dipotong menjadi 80 potong tahu. Ukuran tahu makin diperkecil dengan mengurangi ketebalannya sekitar 0,5 cm dari ketebalan sebelumnya. Hal itu dilakukan dengan mengurangi pemakaian bahan baku kedelai saat memasak adonan tahu.
”Saat ini, takaran kedelai saya minimalkan. Kalau dulu 50 kg kedelai dipakai untuk 13 kali memasak adonan tahu, sekarang 50 kg kedelai saya paksakan untuk 14 kali memasak,” ujar Slamet, Selasa (15/11/2022). Setiap hari, Slamet menggunakan bahan baku 1 kuintal kedelai.
Selain itu, Slamet juga menaikkan harga jual tahunya. Jika sebelumnya satu papan tahu dijual dengan harga Rp 25.000, sekarang harga dinaikkan menjadi Rp 35.000.
Slamet mengatakan, berbagai upaya itu harus dilakukan agar usahanya dapat bertahan. ”Keuntungan saya tetap anjlok hingga 50 persen dari sebelumnya. Tapi, setidaknya saya tetap bisa bersyukur karena usaha ini tetap bisa berjalan,” ujar pria yang menjalankan usaha produksi tahu selama 28 tahun itu.
Kalau dulu 50 kg kedelai dipakai untuk 13 kali memasak adonan tahu, sekarang 50 kg kedelai saya paksakan untuk 14 kali memasak. (Slamet)
Hal serupa diungkapkan Sarasto (52), perajin tahu lainnya di Desa Tanjungsari. Sama seperti Slamet, dia pun ikut memperkecil ukuran tahu.
”Sebelumnya, satu papan tahu hanya dipotong jadi 80 potong, sekarang satu papan tahu bisa dipotong sampai 100 potong,” ujar Sarasto. Dia juga menaikkan harga tahu Rp 50 per potong.
Tatik (45), salah seorang pelaku usaha tahu lain di Desa Mejing, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, juga memperkecil ukuran tahu sebagai siasat menghadapi kenaikan harga kedelai. Meski begitu, dia memutuskan tidak menaikkan harga tahu, yakni Rp 30.000 per papan.
”Memperkecil ukuran tahu adalah solusi agar pelanggan tidak terlalu terbebani dan usaha kami tetap bisa berjalan,” tutur Tatik.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kabupaten Magelang Pantjaraningtyas Putranto mengatakan, pemerintah tidak bisa melakukan intervensi terkait kenaikan harga kedelai. Hal ini karena suplai kedelai berasal dari luar negeri.
”Terkait kedelai, kami tidak bisa melakukan kebijakan lokal dan hanya bisa sepenuhnya mematuhi kebijakan dari pemerintah pusat saja,” katanya.
Pantjaraningtyas menambahkan, berdasarkan rapat koordinasi dengan Kementerian Perdagangan pada Senin (14/11/2022), kenaikan harga kedelai saat ini dinilai masih dalam kondisi aman.