Komitmen Bersama Melahirkan Pelari Nasional Masa Depan
Regenerasi pelari maraton membutuhkan komitmen bersama. Itulah yang coba dilakukan lewat Bank Jateng Young Talent pada Borobudur Marathon 2022.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Regenerasi pelari nasional dengan prestasi mentereng berjalan lamban. Itu tak sejalan dengan banyaknya platform lomba lari jarak jauh yang ada. Pembinaan terpadu membutuhkan komitmen bersama dari berbagai pihak. Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng menjajakinya dengan menginisiasi program Bank Jateng Young Talent.
Bank Jateng Young Talent adalah salah satu program lomba yang bakal digelar dalam Borobudur Marathon 2022. Dalam lomba tersebut, pesertanya pelari muda berusia 15 tahun hingga 18 tahun. Nama-nama pelari muda diperoleh lewat mekanisme seleksi tertentu. Dari 100 orang pendaftar, terdapat 30 nama akhir yang terseleksi untuk selanjutnya berlomba dalam nomor lari 10 Kilometer.
Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo menjelaskan, program tersebut berawal dari keresahan jajaran penyelenggara Borobudur Marathon atas minimnya regenerasi pelari nasional. Padahal, ajang lari begitu banyak terselenggara di Indonesia. Olahraga lari juga diminati banyak orang secara antusias. Namun, pelari muda yang mampu memecahkan rekor nasional juga tak kunjung muncul.
Pemegang rekor maraton nasional ialah Eduardus Nabunome, atau Edu. Ia membukukan waktu 2 jam 19 menit dan 18 detik untuk nomor maraton dalam gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XIII di Jakarta pada 1993. Sejak saat itu, belum muncul pelari yang mampu memecahkan rekor tersebut.
Pelari jarak jauh yang bersinar dalam nomor maraton juga masih didominasi nama-nama senior. Salah satunya adalah Agus Prayogo yang juga menjadi pemuncak pada Borobudur Marathon 2021.
”Ternyata persoalannya adalah pembinaan. Butuh motivasi dan komitmen yang kuat untuk menciptakan pelari hebat. Perlu disiplin dan determinasi yang luar biasa. Jika demikian, kita perlu menciptakan ajang yang berkualitas,” kata Budiman.
Budiman menyatakan, mustahil menciptakan pelari-pelari hebat tanpa adanya pembinaan. Itu menjadi satu-satunya cara agar regenerasi bisa terwujud. Itulah yang coba dilakukan Borobudur Marathon 2022 melalui program teranyarnya, yaitu Bank Jateng Young Talent.
Pada ajang itu, pelari diberi kesempatan menunjukkan talentanya. Talenta-talenta baru yang nantinya unjuk gigi bisa dilanjutkan pembinaannya kemudian oleh pemerintah daerah atau pihak-pihak lain yang mempunyai perhatian khusus pada hal tersebut.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno mengungkapkan, pembinaan atlet memerlukan banyak dukungan, tak terkecuali dari kalangan industri dan perbankan. Pihaknya tak memungkiri jika pembinaan memerlukan banyak biaya.
Mustahil menciptakan pelari-pelari hebat tanpa adanya pembinaan. Itu menjadi satu-satunya cara agar regenerasi bisa terwujud. (Budiman Tanuredjo)
Lewat Bank Jateng Young Talent, pihaknya ingin menunjukkan komitmen untuk turut serta dalam hal pembinaan atlet meski masih ada banyak keterbatasan. Penjaringan atlet juga bakal dilakukan secara lebih giat lagi.
”Ini adalah inspirasi. Tidak hanya untuk sesama perbankan, tetapi juga industri. Biar tidak hanya mementingkan laba usaha, tetapi juga investasi dalam bidang lain yang bisa dituai di masa depan,” kata Supriyatno.
Ia meyakini, kelak akan muncul atlet-atlet berprestasi jika semakin banyak pihak yang memberikan dukungan pada pembinaan atlet muda. Oleh karena itu, pihaknya mengajak pemangku kepentingan lainnya agar punya kesadaran tinggi untuk bergerak dalam sektor tersebut. Itu sekaligus bentuk kontribusi dalam mengembangkan prestasi olahraga nasional.
Di sisi lain, Borobudur Marathon 2022 juga akan lebih meriah dibandingkan tahun sebelumnya. Kuota pelari umum ditambah. Itu dilakukan pada kategori ”Tilik Candi”.
Tahun lalu, jumlah pesertanya hanya sekitar 100 orang. Jumlahnya ditambah hingga 5.000 orang pada tahun ini. Semakin riuhnya pergelaran tersebut dipercaya membawa dampak positif bagi masyarakat setempat.
Ketua Yayasan Borobudur Marathon Liem Chi An mengharapkan adanya kebangkitan ekonomi yang bisa dirasakan lewat acara tersebut. Ia juga menginginkan agar ajang lari jarak jauh itu bisa kian mendunia. Terlebih lokasi penyelenggaraannya berada di kawasan Borobudur yang memang sudah punya reputasi internasional.
”Harapan saya ke depan, Borobudur Marathon ini lebih mendunia. Keberadaan Borobudur sangat membantu. Modalnya sudah ada. Hanya tinggal kita memanfaatkannya. Semoga semua pihak punya visi sama untuk menyukseskan gelaran ini,” kata Liem.