Kenali Topografi Daerah untuk Mengantisipasi Potensi Bencana
BMKG memprediksi tiga hari ke depan masih berpotensi hujan ringan hingga lebat di sebagian besar wilayah Kalimantan Barat.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Hujan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di Kalimantan Barat. Potensi banjir, tanah longsor, dan genangan perlu diwaspadai. Kabupaten/kota hendaknya mengenali topografi daerahnya agar bisa mengantisipasi potensi bencana.
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, Kamis (10/11/2022), menuturkan, semua kabupaten/kota harus mengetahui topografi daerah masing-masing. Sebagai contoh, Kota Pontianak, ibu kota Kalbar, letaknya 0,2-1,2 di atas permukaan laut.
”Perlu dipahami juga daerah cekungannya di mana saja. Ketika hujan daerah cekungan ini berpotensi tergenang,” ujarnya.
Kota Singkawang, misalnya, perlu memperhatikan sistem drainase. Kota Singkawang sebetulnya telah mulai membenahi drainase, tetapi menurut Sutarmidji perlu ditingkatkan pula konektivitasnya.
Sutarmidji mengatakan, konektivitas drainase penting agar tak ada genangan air. Untuk mencegah genangan air, topografi harus diperhatikan agar bisa melihat mana daerah yang tinggi dan rendah. Saluran tersier harus lebih tinggi dari saluran sekunder. Saluran sekunder pun harus lebih tinggi dari saluran primer agar air bisa mengalir.
Adapun Kota Pontianak, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sanggau, dan lainnya masih sangat tergantung dari kedalaman sungai. Saat ini sedimentasi Sungai Kapuas dinilai parah.
Ketika surut, muara Sungai Kapuas bisa berkedalaman 7 meter, tetapi kini tinggal 4,4 meter-4,6 meter. Artinya, lapisan sedimentasi di sungai sudah mencapai 2,4 meter-2,6 meter. Pengerukan terakhir dilakukan 5 tahun lalu oleh pemerintah pusat dan hingga kini belum ada lagi.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Supadio Pontianak Dina Ike, Kamis pagi, menuturkan, tiga hari kedepan, yakni 10-12 November, masih berpotensi hujan ringan hingga lebat di sebagian besar wilayah Kalbar. Hujan masih disertai petir serta angin kencang berdurasi singkat terutama siang hingga sore hari. Dengan kondisi cuaca seperti itu, harus diwaspadai potensi dampak dari hujan, antara lain potensi banjir, tanah longsor, dan genangan.
Dari pantauan Kompas, sepekan terakhir sejumlah wilayah di Kalbar dilanda banjir. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar, per 9 November terdapat 52.337 warga terdampak banjir di lima kabupaten/kota di Kalbar.
Daerah yang dilanda banjir per 9 November adalah Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Ketapang, dan Kota Singkawang. Banjir juga merendam 9.339 rumah warga. Jumlah pengungsi 248 jiwa. Selain itu, terdapat 140 fasilitas umum terdampak banjir.
Bahkan, pada Oktober lalu, banjir melanda delapan kabupaten di Kalbar. Banjir kala itu sempat memutus transportasi di jalur trans-Kalimantan di Kecamatan Nanga Tayap, sekitar 300 kilometer dari Pontianak.