Kejenuhan Masih Jadi Tantangan Elite Race Borobudur Marathon 2022
Lomba lari Elite Race Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng akan kembali memakai rute dengan karakter memutar atau ”looping”. Oleh karena itu, kejenuhan masih menjadi salah satu tantangan para peserta.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Lomba lari Elite Race Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng akan kembali memakai rute dengan karakter memutar atau looping. Oleh karena itu, kejenuhan masih menjadi salah satu tantangan yang akan dihadapi peserta. Meski begitu, dibandingkan dengan tahun lalu, rute tahun ini bakal lebih variatif karena melewati kawasan perdesaan di sekitar Candi Borobudur.
Menurut rencana, Borobudur Marathon 2022 akan diselenggarakan di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (12/11/2022) dan Minggu (13/11). Terdapat tiga kategori dalam ajang itu, yakni Elite Race, Bank Jateng Young Talent, dan Bank Jateng Tilik Candi. Dua nomor pertama, yaitu Elite Race dan Bank Jateng Young Talent, digelar pada Sabtu. Adapun kategori Bank Jateng Tilik Candi akan diadakan pada Minggu.
Kategori Elite Race dengan jarak 42,195 kilometer (km) atau maraton akan diikuti 26 pelari putra dan 11 pelari putri yang telah diseleksi panitia Borobudur Marathon serta rekomendasi dari Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Bank Jateng Young Talent dengan jarak 10 km akan diikuti 30 pelari muda yang telah diseleksi. Sementara itu, Bank Jateng Tilik Candi sejauh 21,097 km atau half marathon diikuti sekitar 5.000 pelari umum.
”Untuk Elite Race, tantangan utamanya tetap sama (dengan tahun lalu). Karena larinya itu looping, bukan satu lap (putaran) penuh, jadi akan ada faktor kejenuhan meski lebih jauh putarannya. Oleh karena itu, para pelari harus bisa menjaga konsentrasi,” kata Race Director Borobudur Marathon 2022, Andreas Kansil, saat dihubungi, Kamis (10/11).
Model looping juga diterapkan untuk kategori Elite Race Borobudur Marathon 2021. Saat itu, jumlah putarannya mencapai 12 kali. Rute lari juga hanya hanya berada di dalam lingkungan Candi Borobudur.
Untuk tahun ini, satu putaran rute Elite Race Borobudur Marathon dibuat lebih panjang sehingga pelari hanya memutari rute yang sama sebanyak lima kali. Rutenya juga tidak hanya berada di dalam kompleks Candi Borobudur. Para pelari turut diajak mengelilingi perkampungan di sekitar kompleks candi tersebut.
Terdapat tiga kategori dalam ajang itu, yakni Elite Race, Bank Jateng Young Talent, dan Bank Jateng Tilik Candi.
”Rutenya lebih variatif karena dari dalam taman wisata candi lalu keluar. Termasuk ada Pasar Borobudur yang akan mereka lewati. Mereka juga akan masuk ke perdesaan. Jadi, akan lebih variatif daripada sekadar di dalam lingkup candi,” kata Andreas.
Di sisi lain, elevasi rute juga cukup merata. Total jalan menanjak yang bakal ditempuh sepanjang 253 meter. Adapun titik ketinggian tanjakan lari dimulai dari 249 meter dari permukaan laut (mdpl) hingga 269 mdpl.
Untuk kategori Bank Jateng Tilik Candi, Andreas menuturkan akan menggunakan rute half marathon yang pernah digunakan pada Borobudur Marathon 2019. Pesertanya ialah pelari umum yang berasal dari berbagai daerah. Pemandangan hijau nan menyegarkan bakal disuguhkan kepada pelari sepanjang rute.
Sebab, mereka akan melalui area perdesaan dan ladang sawah. Itu masih ditambah lagi dengan cheering yang ditampilkan warga dan sekolah-sekolah setempat untuk menyemangati pelari.
”Tilik Candi akan menyajikan view yang paling cantik. Sejak kilometer awal sudah melewati area perdesaan. Mereka juga akan mendapat pemandangan Bukit Menoreh di pagi hari. Mudah-mudahan cuacanya cerah,” kata Andreas.
Dalam lomba tahun ini, kata Andreas, terdapat satu kategori baru, yaitu Bank Jateng Young Talent. Lomba tersebut akan diikuti pelari muda yang berasal dari berbagai daerah. Mereka merupakan pelari dengan kategori usia 15 tahun hingga 18 tahun.
Pada kategori tersebut, lanjut Andreas, pelari akan memutari kompleks Candi Borobudur. Jumlah putaran yang harus mereka lakukan sebanyak tiga kali agar genap menempuh jarak 10 km. Untuk itu, kejenuhan juga bakal menjadi tantangan utama mereka.
”Buat adik-adik dari Bank Jateng Young Talent, ini satu kesempatan langka. Jadi, gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya. Apa yang sudah dilatih supaya kiranya bisa keluar secara optimal. Ini kesempatan kalian untuk belajar dengan ketemu para senior pelari elite,” kata Andreas.
Secara terpisah, Manajer Event Harian Kompas Aswito mengharapkan agar Bank Jateng Young Talent benar-benar bisa dimanfaatkan sebagai wadah penjaringan pelari masa depan. Pasalnya, para pelari muda tidak hanya diajak berlomba. Mereka juga diajarkan menyusun rencana untuk bisa benar-benar menjadi pelari profesional. Itu ditunjukkan lewat mekanisme pembekalan, pendampingan kesehatan, dan psikologis yang diberikan sebelum mengikuti lomba.
”Ini adalah edukasi bahwa menjadi atlet elite itu tidak gampang. Ada proses dan tahapannya. Maka, kami menggandeng pula medical director. Ini akan melihat dari segi fisik hingga nutrisinya. Edukasi ini juga diberikan kepada pelatih dan orangtua pelari,” tutur Aswito.