Sebanyak 20 Investor Dalam dan Luar Negeri Bakal Berinvestasi di Jateng
Berbagai upaya menarik investasi dilakukan di Jateng, salah satunya melalui Central Java Investment Business Forum. Dari kegiatan itu, sekitar 20 calon investor dengan nilai investasi Rp 19 triliun menyatakan berminat.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Investasi dalam dan luar negeri terus digenjot untuk mendongkrak perekonomian di Jawa Tengah di tengah dinamika geopolitik global. Berbagai kegiatan untuk menarik investasi terus digencarkan. Sedikitnya 20 calon investor dalam dan luar negeri berminat berinvestasi di Jateng.
Sejumlah upaya menarik investasi dilakukan berbagai pihak di Jateng. Pada Rabu-Kamis (9-10/11/2022), misalnya, Pemerintah Provinsi Jateng bersama Bank Indonesia menggelar Central Java Investment Business Forum (CJIBF). Dalam kegiatan itu, para calon investor dipertemukan dengan pengelola kawasan industri dan pemerintah kabupaten/kota di Jateng.
Mereka diajak berdiskusi terkait peluang investasi di Jateng. Para calon investor juga akan diajak tur berkeliling kawasan industri untuk melihat langsung fasilitas dan aneka kemudahan yang ditawarkan jika mereka berinvestasi di kawasan industri.
Pada penyelenggaraan hari pertama, 20 calon investor menyatakan minatnya berinvestasi di Jateng. Calon investor asing berasal dari Perancis, Australia, dan Singapura. Nilai investasi yang bakal ditanamkan jika terealisasi diperkirakan sekitar Rp 19,43 triliun.
”Kami mencoba mencari format menawarkan potensi investasi di Jateng, termasuk fasilitasnya apa saja dan tempatnya bagaimana. Hal itu akan berdampak pada serapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang baik,” kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, di Kota Semarang, Rabu.
Salah satu tantangan yang harus dihadapi Jateng, menurut Ganjar, adalah menyiapkan tenaga kerja terampil. Hal itu akan dilakukan dengan menambah jumlah sekolah vokasi dan mengubah kurikulum sekolah vokasi sesuai kebutuhan dunia industri.
”Kalau misalnya nanti tidak bisa terserap di tempat kita, tenaga kerja yang terampil ini bisa kita kirim ke luar negeri. Masih banyak negara yang potensinya bagus, tapi kekurangan tenaga kerja, itu bisa kita ambil peluangnya dengan mengirimkan pekerja migran kita yang terampil,” tutur Ganjar.
Ganjar menambahkan, pihaknya juga memanfaatkan berbagai kegiatan internasional yang diselenggarakan saat ini, misalnya G20 untuk mempromosikan Jateng. Di sela-sela kunjungannya ke Indonesia dalam rangka G20, sejumlah duta besar dari Amerika dan Uni Eropa menyempatkan bertemu Ganjar di Semarang. Dalam pertemuan itu, mereka membahas peluang kerja sama dan investasi di Jateng.
Berdasarkan catatan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, realisasi investasi sampai dengan kuartal III sebesar Rp 44,99 triliun yang terdiri dari Rp 18,17 triliun penanaman modal dalam negeri dan Rp 26,82 triliun dari penanaman modal asing. Sepanjang 2022, sebanyak 170.757 tenaga kerja terserap dalam investasi itu.
”Investasi dari penanaman modal asing paling banyak pada sektor yakni energi listrik, gas, dan air. Sementara itu, pada penanaman modal dalam negeri, investasi paling banyak pada sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi," ucap Kepala DPMPTSP Jateng Ratna Kawuri.
Menurut Ratna, Jateng memiliki keunggulan berupa kelengkapan infrastruktur, seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, dan stasiun. Selain itu, Jateng juga memiliki banyak tenaga kerja dengan upah yang kompetitif.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan, pihaknya turut membantu mendongkrak investasi di Jateng dengan cara menciptakan iklim yang kondusif untuk investasi. Hal itu dilakukan dengan cara menjaga stabilitas makroekonomi, menjaga inflasi, menciptakan stabilitas nilai tukar, dan menyiapkan sistem pembayaran yang andal.
”Di tengah ancaman resesi, kita perlu menjaga daya beli masyarakat karena hal itu adalah salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di Jateng. Cara mendorong daya beli, antara lain, dengan membagikan bantuan sosial dan menarik investasi sebanyak-banyaknya. Melalui investasi, tenaga kerja yang terserap diharapkan semakin banyak, jadi daya beli masyarakat bisa terjaga,” tuturnya.
Kemudahan
Selain karena lokasinya strategis dan kelengkapan infrastrukturnya baik, sejumlah investor tertarik untuk menanamkan modal di Jateng karena mendapatkan sejumlah kemudahan. Direktur PT Hua Hong Home Art Share Indonesia Yan Zi Zhong, misalnya, mengaku diberi kemudahan dalam pengurusan perizinan.
”Dari segi pajak juga bagus, kami banyak mendapatkan insentif. Hal itu membuat kami merasa tertarik untuk membuka cabang baru di wilayah lain di Jateng,” ujar Zhong.
Saat ini, perusahaan yang dikelola Zhong bergerak dalam bidang produksi bingkai kayu. Perusahaan itu sudah memiliki tempat produksi di Kaligawe, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, di atas lahan sekitar 2.000 hektar. Ke depan, Zhong berencana membuka tempat produksi baru di Kawasan Industri Terpadu Batang. Menurut rencana, mereka akan menyewa lahan seluas 20.000 hektar di kawasan tersebut.