Longsor Tambang Pasir di Agam, Tiga Warga Tewas dan Satu Kritis
Tiga warga tewas dan satu lainnya kritis dalam longsor tambang pasir di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Tiga warga tewas dan satu lainnya kritis dalam longsor tambang pasir di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (8/11/2022). Sampai hari ini, polisi menutup sementara lokasi yang merupakan lahan milik masyarakat itu.
Kepala Pelaksana BPBD Agam Bambang Warsito, Rabu (9/11/2022), mengatakan, peristiwa itu terjadi di Jorong Koto Gadang, Nagari Salareh Aia Utara, Kecamatan Palembayan, sore kemarin.
”Pada hari pertama kejadian (Selasa), ditemukan tiga korban, yaitu Fauzan (22) kritis, Agung (25) meninggal, dan Isuf (40) meninggal. Hari kedua (Rabu) ditemukan satu korban lagi, Dodi (28) meninggal,” kata Bambang.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Basarnas Padang Octavianto mengatakan, korban terakhir, Dodi, ditemukan Rabu ini sekitar pukul 10.30. Proses pencarian korban memakan waktu relatif lama dari Selasa sore karena tertimbun relatif dalam.
”Posisi korban saat ditemukan paling belakang, sekitar 10 meter dari korban lainnya. Kedalamannya 5-10 meter tertimbun material pasir,” kata Octavianto.
Octavianto menjelaskan, kejadian bermula saat keempat korban sedang mengambil material pasir untuk bahan bangunan, Selasa sore. Dengan sekop dan cangkul, mereka memuat pasir ke truk. Cuaca saat itu cerah. Tiba-tiba tebing di sekitar lokasi runtuh menimpa mereka.
”Keempat korban langsung tertimbun. Tiga korban bisa segera ditemukan. Satu korban di antaranya bisa diselamatkan, dirujuk ke Rumah Sakit Yarsi di Pasaman Barat,” ujar Octavianto.
Adapun korban terakhir, kata Octavianto, ditemukan Rabu menjelang siang. Tim SAR gabungan mencari korban secara maraton dari Selasa sore hingga tengah malam, kemudian dilanjutkan Rabu pagi.
Mereka berkegiatan di lahan sendiri. Selama ini usahanya batu bata. Saat kejadian, mereka sedang mengambil tanah dan pasir dengan cangkul dan sekop.
Secara terpisah, Kepala Kepolisian Resor Agam Ajun Komisaris Besar Ferry Ferdian mengatakan, peristiwa bermula saat korban Dodi menggali tebing dan memuatnya ke truk. Tiba-tiba tebing setinggi 10 meter longsor, disusul tebing setinggi 20 meter.
”Mereka berkegiatan di lahan sendiri. Selama ini usahanya batu bata. Saat kejadian, mereka sedang mengambil tanah dan pasir dengan cangkul dan sekop. Tiba-tiba longsor, empat orang terkubur,” katanya.
Ferry melanjutkan, untuk sementara, lokasi itu ditutup. Sejak Selasa, polisi telah memasang garis polisi di sekitar lokasi kejadian. ”Untuk sementara tidak boleh ada aktivitas karena situasi tanah rawan, apalagi sekarang sedang musim hujan,” ujarnya.
Ditambahkan Ferry, ia sudah berkoordinasi dengan wali nagari agar memperhatikan keselamatan aktivitas serupa. ”Rata-rata mereka berusaha di lahan sendiri dengan alat manual. Kami belum bisa melakukan tindakan,” ujarnya.