Cuaca Ekstrem, BBPJN Jatim Tingkatkan Patroli Lubang Jalan
Untuk mencegah jatuhnya korban jiwa, upaya strategis yang dilakukan, antara lain, meningkatkan patroli lubang jalan dan mempercepat proses perbaikannya.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Cuaca ekstrem yang terjadi pada awal musim hujan telah memicu peningkatan kerusakan infrastruktur jalan nasional di wilayah selatan Jawa Timur. Untuk mencegah jatuhnya korban jiwa, upaya strategis yang dilakukan, antara lain, meningkatkan patroli lubang jalan dan mempercepat pekerjaan perbaikan.
Berdasarkan data Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jatim, kerusakan jalan banyak dijumpai di Kabupaten Trenggalek, Tulungagung, dan Kediri. Di Trenggalek, misalnya, panjang jalan yang rusak 25,23 kilometer (km) dengan jumlah lubang sebanyak 73 titik.
Ruas jalan nasional di Tulungagung yang rusak sepanjang 10 km dengan jumlah lubang sebanyak 59 titik. Adapun panjang jalan di Kabupaten Kediri yang rusak sepanjang 44,99 km dengan jumlah lubang 79 titik.
Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah 3 Provinsi Jawa Timur Syifa Udukha mengatakan, kerusakan terparah terjadi di Trenggalek karena ada banjir rob yang menggenang selama beberapa hari. Selain jumlah titik lubangnya banyak, tingkat kerusakannya juga signifikan.
”Curah hujan kali ini cukup tinggi sehingga kondisi permukaan jalan tergenang air dalam waktu cukup lama dan sering. Kondisi itu diperparah dengan beban lalu lintas yang tinggi,” ujar Syifa, di Sidoarjo, Kamis (9/11/2022).
Syifa mengaku telah melakukan upaya strategis untuk mencegah jatuhnya korban jiwa yang diakibatkan oleh kerusakan infrastruktur jalan nasional di wilayah selatan Jatim. Upayanya, antara lain, meningkatkan patroli untuk mendata kerusakan jalan, termasuk jumlah titik lubang. Data kerusakan jalan tersebut sangat dinamis karena hujan masih terus terjadi.
Tim patroli menyisir jalan secara terus-menerus setiap hari, terutama saat malam karena tingkat kerawanan kecelakaan lalu lintas tinggi. Pihaknya menyiapkan jumlah personel lebih banyak untuk bersiaga, terutama saat hujan deras dan terjadi bencana banjir.
Pejabat Pembuat Komitmen 2.1 Provinsi Jatim Satiya Wardhana menambahkan, peningkatan patroli dan pengawasan jalan juga bertujuan mendeteksi kerusakan sejak dini. Kerusakan jalan itu harus segera diperbaiki agar kondisinya tidak semakin parah karena semakin lama terendam air ditambah beban muatan dari kendaraan yang melintas.
”Perbaikan jalan dilakukan dengan cara menambal permukaan yang berlubang atau patching. Pekerjaan overlay (perkerasan jalan) tidak bisa dilakukan karena butuh anggaran besar sehingga harus dialokasikan sejak jauh hari,” kata Satiya.
Dia menambahkan upaya strategis lain yang dikerjakan adalah membuat sudetan untuk mengalirkan air hujan agar tidak menggenangi permukaan aspal. Untuk jalan yang sudah memiliki saluran drainase, dilakukan normalisasi agar aliran airnya lancar sehingga permukaan aspal cepat kering.
Satiya mengatakan, pekerjaan perbaikan kerusakan jalan nasional di wilayah kerjanya, yakni Trenggalek, Tulungagung, dan Kediri, saat ini telah mencapai 80 persen. Untuk menuntaskan pekerjaan yang tinggal 20 persen lagi, pihaknya telah menurunkan tiga tim dan menambah jumlah personel.
Adapun tantangan signifikan yang dihadapi saat ini adalah hujan yang masih terus mengguyur deras sehingga menghambat penambalan lubang jalan. Selain itu, arus lalu lintas yang tinggi seiring meningkatnya aktivitas masyarakat.
Meski banyak tantangan, pihaknya tetap optimistis pekerjaan perbaikan jalan nasional bisa diselesaikan tepat waktu. Menurut dia, saat ini masyarakat bersiap menghadapi momen Natal dan menyambut Tahun Baru 2023. Perayaan tersebut memerlukan dukungan infrastruktur terutama jalan yang baik dan aman dilalui kendaraan.