Ekonomi Bali triwulan III-2022 bertumbuh sebesar 8,09 persen secara tahunan. Pertumbuhan ekonomi Bali didorong membaiknya kinerja sektor pariwisata. Optimisme membaiknya ekonomi Bali pun terjaga.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Ekonomi Bali dalam triwulan III-2022 tumbuh sebesar 8,09 persen secara tahunan. Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan III-2022 didorong kenaikan kinerja lapangan usaha terkait pariwisata, yaitu transportasi dan penyediaan akomodasi, makan dan minum, serta perdagangan besar dan eceran.
Kondisi ekonomi Bali tersebut disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho dalam siaran pers Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali, Selasa (8/11/2022).
Tingginya realisasi pertumbuhan ekonomi Bali di triwulan III-2022 itu tidak terlepas dari penyelenggaraan kegiatan menjelang KTT G20, di antaranya kegiatan pertemuan side event KTT G20, selain meningkatnya aktivitas pariwisata di Bali.
”Realisasi peningkatan pertumbuhan ekonomi Bali triwulan III-2022 ini sejalan dengan arah proyeksi dan hasil survei Bank Indonesia,” ujar Trisno, yang juga Direktur Eksekutif BI Provinsi Bali, Selasa.
Gambaran serupa mengenai kondisi ekonomi Bali itu juga dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali dalam Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Bali mengenai Indikator Strategis Provinsi Bali, yang dirilis pada Senin (7/11).
Indikator strategis itu meliputi pertumbuhan ekonomi Bali triwulan III-2022 dan kondisi ketenagakerjaan Bali periode Agustus 2022.
Dari rilis BPS Provinsi Bali tentang pertumbuhan ekonomi Bali triwulan III-2022 disebutkan, ekonomi Bali di triwulan III-2022 tercatat tumbuh sebesar 8,09 persen secara tahunan (year on year/yoy), atau dibandingkan kondisi ekonomi Bali triwulan III-2021.
Ekonomi Bali pada triwulan III-2022 tercatat tumbuh sebesar 0,60 persen dibandingkan dengan kondisi ekonomi Bali di triwulan II-2022.
Secara umum, gambaran indikator tersebut menunjukkan kondisi ekonomi Bali sudah mengalami perbaikan, tetapi belum kembali seperti masa sebelum pandemi Covid-19.
Jikalau dikalkulasikan pertumbuhan ekonomi Bali mulai triwulan I 2022 sampai triwulan III 2022, ekonomi Bali selama Januari 2022 sampai September 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 4,19 persen.
Optimisme
Optimisme akan membaiknya ekonomi Bali diungkapkan kalangan pelaku usaha kepariwisataan di Bali. Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana, Rabu (2/11), mengungkapkan, kunjungan wisatawan ke Bali terus naik meskipun belum sepenuhnya normal seperti masa sebelum pandemi Covid-19.
Kegiatan wisata konvensi atau MICE di Bali, termasuk penyelenggaraan acara serangkaian KTT G20 2022, dinyatakan berdampak positif terhadap bisnis makanan dan minuman (food and beverage) serta hotel.
Bertumbuhnya ekonomi Bali pada masa pemulihan pandemi Covid-19 juga berdampak terhadap kondisi ketenagakerjaan Bali. Bergeliatnya sektor-sektor ekonomi di Bali mendorong penyerapan tenaga kerja.
Dalam laporan BPS Provinsi Bali mengenai ketenagakerjaan di Bali periode Agustus 2022 disebutkan, jumlah penduduk di Bali yang bekerja tercatat sebanyak 2,61 juta orang. Jumlah itu bertambah sekitar 165.220 orang dibandingkan dengan kondisi ketenagakerjaan di Bali periode Agustus 2021.
Dari sisi ketenagakerjaan itu menunjukkan terjadinya perbaikan, yang ditandai terjadinya peningkatan jumlah pekerja penuh, menurunnya jumlah pekerja paruh waktu, atau orang yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu, dan menurunnya tingkat pengangguran atau setengah pengangguran di Bali.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Bali periode Agustus 2022 sebesar 4,80 persen, turun sebesar 0,57 persen poin dibandingkan TPT di Bali periode Agustus 2021. Adapun jumlah penduduk usia kerja di Provinsi Bali mencapai 3,56 juta orang.
Dihubungi pada Selasa (8/11), Kepala BPS Provinsi Bali Hanif Yahya menyatakan, pertumbuhan ekonomi Bali mencapai 8,09 persen yoy pada triwulan III-2022 adalah dampak dari melandainya pandemi Covid-19 dan dibukanya aktivitas masyarakat serta menggeliatnya pariwisata Bali.
Kondisi itu memengaruhi aktivitas lapangan usaha pendukung, di antaranya lapangan usaha penyediaan akomodasi, makan, dan minum serta lapangan usaha transportasi dan pergudangan.
”Secara umum, gambaran indikator tersebut menunjukkan kondisi ekonomi Bali sudah mengalami perbaikan, tetapi belum kembali seperti masa sebelum pandemi Covid-19,” kata Hanif.