Cari Peluang Investasi, Duta Besar AS dan Kanada Kunjungi Batam
Duta Besar AS dan Duta Besar Kanada mengunjungi Batam. Mereka diajak melihat peluang investasi di bidang teknologi digital dan perawatan pesawat.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia dan Duta Besar Kanada untuk Indonesia mengunjungi sejumlah kawasan industri di Batam, Kepulauan Riau, untuk melihat peluang investasi. Investasi di bidang teknologi digital dan perawatan pesawat menjadi prioritas utama dalam kesempatan itu.
Dalam kunjungan itu, Duta Besar AS dan Duta Besar Kanada didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad, dan Wali Kota Batam Muhammad Rudi. Mereka mengunjugi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam Aero Technic, KEK Nongsa, dan pabrik perakitan telepon seluler PT Sat Nusapersada, Jumat (4/11/2022).
Airlangga mengatakan, Batam memiliki kelebihan sebagai daerah investasi karena telah tersedia tenaga kerja berpengalaman dan industri yang siap. Pemerintah Indonesia mendorong AS dan Kanada untuk menanam investasi di Batam.
”Oleh karena itu, menjelang (Konferensi Tingkat Tinggi) G20 di Bali, Duta Besar AS dan Duta Besar Kanada kami bawa untuk melihat fasilitas di Batam,” kata Airlangga saat konferensi pers di KEK Nongsa Digital Park.
Menurut Airlangga, ada sejumlah kerja sama yang bisa dilakukan perusahaan di Batam dengan perusahaan di AS dan Kanada. Yang pertama adalah kerja sama di bidang perawatan mesin pesawat.
”Saat ini, kami sedang berbicara dengan General Electric (GE). Kami mengarahkan GE untuk kerja sama di bidang perawatan mesin (pesawat) dengan Batam Aero Technic,” ujar Airlangga.
Batam Aero Technic dibentuk oleh kerja sama Lion Group dan Garuda Indonesia Group. Perusahaan itu telah memiliki lima hanggar yang mampu menampung 19 pesawat dan tengah berencana membangun hanggar tambahan dengan kapasitas 24 pesawat.
Selain bisnis perawatan pesawat, menurut Airlangga, Batam juga memiliki potensi industri digital dengan adanya KEK Nongsa. Realisasi invenstasi di kawasan itu nilainya telah mencapai Rp 2,6 triliun.
Di KEK Nongsa, terdapat pusat data milik perusahaan Singapura, Data Centre First, yang berkapasitas 30 megawatt. Selain itu, terdapat juga pusat data milik perusahaan China, GDS Holdings Ltd, yang berkapasitas 28 MW.
”Pemerintah terus mendorong KEK (Nongsa) ini agar bisa menarik lebih banyak investasi asing terutama di bidang digital. Di Batam, tersedia listrik yang mencukupi untuk mendukung kebutuhan energi pusat data dan ke depan juga akan disiapkan sumber energi terbarukan,” ucap Airlangga.
Menanggapi hal itu, Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Y Kim mengatakan, pengusaha AS memiliki hubungan yang erat dengan dunia usaha di Batam. Investasi AS yang telah terealisasi di Batam adalah PT Mc Dermott. Perusahaan di bidang pembuatan instalasi tambang minyak dan gas lepas pantai itu telah menyerap lebih kurang 10.000 pekerja.
”Kami sangat antusias melihat potensi penanaman investasi di Batam sangat luar biasa. Saya yakin kerja sama AS dan Indonesia dapat berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi global,” ujar Kim.
Adapun Duta Besar Kanada untuk Indonesia Nadia Burger mengatakan, relasi Kanada dengan Indonesia sudah erat sejak lama. Kedua negara memiliki kerja sama dalam berbagai bidang. Tahun ini juga menandai 70 tahun hubungan diplomatik Kanada dan Indonesia.
”Meskipun relasi kedua negara sudah erat, tetapi kita masih bisa bekerja sama dalam banyak bidang yang lain, terutama dalam hal mengelola potensi ekonomi,” kata Burger.