Belasan Puskesmas di Garut Sulit Dijangkau Masyarakat

Name: Belasan Puskesmas di Garut Sulit Dijangkau Masyarakat
Uploaded: 2022-11-04T13:30:33Z
Duration: 20 min 32 s
Description: Sekitar 20 persen dari 67 puskesmas di Garut, Jawa Barat, berada di lokasi yang sulit diakses. Tidak hanya jarak yang jauh, warga juga terkendala jalan yang sempit dan berbatu sehingga memakan waktu untuk menjangkaunya.

Sekitar 20 persen dari 67 puskesmas di Garut, Jawa Barat, berada di lokasi yang sulit diakses. Tidak hanya jarak yang jauh, warga juga terkendala jalan yang sempit dan berbatu sehingga memakan waktu untuk menjangkaunya.

Oleh

MACHRADIN WAHYUDI RITONGA

· 3 menit baca

GARUT, KOMPAS — Sebanyak 20 persen pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas di Kabupaten Garut, Jawa Barat, berada di daerah yang sulit diakses. Kapasitas dari fasilitas kesehatan di daerah ini perlu ditingkatkan untuk melayani masyarakat dengan optimal.

Bupati Garut Rudy Gunawan dalam kunjungannya ke Puskesmas Tegalgede, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jabar, Jumat (4/11/2022), menyatakan, pihaknya tengah meningkatkan aksesibilitas untuk fasilitas kesehatan tersebut. Apalagi, warga dengan penyakit tertentu, seperti diabetes melitus, memerlukan kontrol rutin di fasilitas kesehatan untuk memastikan kesehatan mereka.

”Dari 67 puskesmas di Garut, sekitar 20 persen atau lebih kurang 13 di antaranya berada di lokasi yang sulit untuk diakses. Namun, sekarang sudah agak bagus karena kami tengah meningkatkan aksesibilitas di daerah-daerah terpencil,” ujarnya di sela-sela pemantauan kegiatan pemeriksaan diabetes melitus oleh PT Novo Nordisk Indonesia di Puskesmas Tegalgede.

Puskesmas ini menjadi salah satu fasilitas kesehatan di lokasi yang sulit diakses. Jarak puskesmas ini mencapai 57 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Garut dengan waktu tempuh lebih dari dua jam dengan kendaraan roda empat.

Kepala Puskesmas Tegalgede Herman memaparkan, fasilitas ini menjangkau lima desa di sekitarnya. Wilayah ini antara lain Desa Neglasari, Tegalgede, Tanjungjaya, Tanjungmulya, dan Karangsari.

Setiap hari, lanjut Herman, pihaknya menerima lebih dari 30 pasien dari sejumlah desa. Namun, hanya warga dari dua desa yang kerap mengakses Puskesmas Tegalgede, yakni Desa Tegalgede dan Desa Neglasari.

Dari 67 puskesmas di Garut, sekitar 20 persen atau lebih kurang 13 di antaranya berada di lokasi yang sulit untuk diakses.

Sementara itu, tiga desa lain jarang mengakses fasilitas kesehatan ini secara rutin. Karena itu, lanjut Herman, petugas mendatangi setiap desa dalam jangka waktu tertentu.

”Akses menuju desa ke sini kurang bagus. Jadi, warga kesulitan jika ingin berniat ke Puskesmas Tegalgede. Akhirnya kami jemput bola, langsung menghampiri warga di desa-desa tersebut,” paparnya.

Dadi (56), salah seorang warga di Desa Tanjungjaya, menggunakan ambulans milik desa bersama lima warga lain menuju Puskesmas Tegalgede. Mereka menempuh waktu hingga dua jam melewati jalan kecil dan berbatu.

”Kalau naik ojek bisa bayar Rp 100.000 sekali jalan. Uang itu lebih baik saya pakai untuk beli beras. Tapi, saya juga perlu pemeriksaan rutin untuk diabetes ini. Jadi, saya mengandalkan bantuan dari desa,” ujarnya.

Herman pun berharap adanya bantuan berbagai pihak untuk melakukan pelayanan kesehatan, seperti yang dilakukan PT Novo Nordisk Indonesia di Puskesmas Tegalgede ini. Perusahaan farmasi asal Denmark tersebut melaksanakan Affordability Project yang diselenggarakan di 46 puskesmas di wilayah terpencil dan sangat terpencil.

Puskesmas dengan layanan ini tersebar di empat kabupaten di Jabar, yakni Cianjur, Garut, Tasikmalaya, dan Bandung Barat. Target pemeriksaan diabetes dari program tersebut mencapai 230.000 orang atau 40 persen dari populasi orang dewasa yang dijangkau oleh 46 puskesmas tersebut. Selain itu, 6.000 pasien akan mendapatkan penanganan yang komprehensif.

”Kami berambisi mendekatkan akses layanan kesehatan terhadap orang-orang yang hidup dengan diabetes. Kami memberikan dukungan sepenuhnya untuk meningkatkan edukasi dan pemahaman semua pihak mengenai diabetes,” kata Market Access & Public Affairs Director PT Novo Nordisk Indonesia Banarsono Trimandojo.

Editor:

SIWI YUNITA CAHYANINGRUM

jawa barat fasilitas kesehatan garut regional berita aktual