Sentra Tapis di Lampung Dikembangkan Menjadi Desa Wisata
Desa wisata menjadi salah satu model pengembangan pariwisata di Indonesia. Pemerintah Provinsi Lampung turut mengembangkan desa wisata berbasis kearifan lokal. Salah satunya desa wisata tapis.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Desa penghasil tapis di Lampung bakal dikembangkan menjadi desa wisata tapis. Selain melestarikan budaya membuat wastra khas Lampung, konsep itu dilakukan untuk makin meningkatkan kesejahteraan warganya.
Dalam beberapa tahun terakhir, desa wisata di Lampung menggeliat. Tahun 2021, Desa Wisata Kopi Rigis Jaya, Kabupaten Lampung Barat, masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia. Desa penghasil kopi itu mengembangkan sekolah dan pariwisata kopi. Tahun ini, giliran Desa Wisata Pulau Pahawang, Kabupaten Pesawaran, meraih juara harapan kedua untuk kategori desa wisata maju ADWI 2022.
”Desa wisata menjadi salah satu model pengembangan pariwisata di Indonesia. Lampung akan terus melakukan pengembangan, salah satunya desa wisata tapis di beberapa kabupaten,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Lampung Qudrotul Ikhwan di Bandar Lampung, Kamis (3/11/2022).
Saat ini, pemerintah sedang menghimpun desa-desa yang melestarikan budaya menapis di masyarakat. Desa-desa sentra penghasil tapis Lampung juga akan dikembangkan menjadi desa wisata tapis. Salah satunya Desa Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran.
Selain membangun infrastruktur untuk kebutuhan pariwisata, masyarakat di desa juga akan dilatih menjadi kelompok masyarakat sadar wisata. Mereka diharapkan bisa menyambut wisatawan dengan baik.
Ikhwan menyebut, pengembangan sektor pariwisata menjadi salah satu prioritas Pemerintah Provinsi Lampung yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah tahun 2019-2024. Pengembangan wisata desa dilakukan berbasis keunggulan dan kearifan lokal.
Menurut dia, pengembangan desa wisata dan kunjungan wisatawan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perdesaan. Wisata desa juga diharapkan menjadi penggerak ekonomi baru bagi masyarakat desa pascapandemi Covid-19.
Untuk meminimalkan kendala seperti lokasi desa wisata yang berjauhan, pihaknya akan bekerja sama dengan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia. Promosi bisa dilakukan dengan memasukkan desa wisata dalam paket pariwisata keliling Lampung.
Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Wisata Pulau Pahawang Suhendi menuturkan, tingkat kunjungan wisata melonjak signifikan pascapandemi Covid-19. Beroperasinya jalan tol Trans-Sumatera juga berkontribusi mendongkrak kunjungan wisatawan.
Setiap akhir pekan, pulau yang menawarkan keindahan wisata pantai itu dikunjungi sedikitnya 500 wisatawan. Selain Lampung, wisatawan datang dari Sumatera Selatan dan Jakarta serta sekitarnya.
Dengan berkembangnya sektor pariwisata, Suhendi mengatakan, warga setempat bisa mendapatkan penghasilan dari menyewakan penginapan dan membuka berbagai jenis usaha jasa wisata. Masyarakat desa juga berkomitmen mempertahankan kualitas wisata desa dengan menjaga kebersihan, kenyamanan, dan keamanan tempat wisata.