Harimau sumatera ”Putri Singgulung” kembali dilepasliarkan ke habitatnya di hutan. Pada pelepasliaran yang kedua kali itu, harimau dari Kabupaten Solok, Sumatera Barat, ini diklaim sudah bisa beradaptasi di habitat baru.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
DOKUMENTASI YAYASAN ARSARI DJOJOHADIKUSUMO
Harimau sumatera Putri Singgulung dilepasliarkan ke habitatnya di salah satu hutan konservasi di Pulau Sumatera, Minggu (16/10/2022). Putri Singgulung dan saudaranya, Putra Singgulung, sebelumnya dievakuasi pada Juni 2020 dari Nagari Gantuang Ciri, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
PADANG, KOMPAS — Harimau sumatera Putri Singgulung kembali dilepasliarkan ke habitatnya di salah satu hutan konservasi di Pulau Sumatera. Pada pelepasliaran yang kedua ini, harimau dari Kabupaten Solok, Sumatera Barat, ini diklaim sudah bisa beradaptasi di habitat baru.
Harimau itu dilepas oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar dibantu pemangku kebijakan terkait, Minggu (16/10/2022). Sebelumnya, pelepasan pertama dilakukan pada 27 November 2020. ”Kini, Putri Singgulung telah dinyatakan dapat beradaptasi di habitat barunya sejak 30 Oktober 2022,” kata Kepala BKSDA Sumatera Barat Ardi Andono, Kamis (3/11).
Ardi mengklaim, kegiatan pelepasliaran harimau itu sudah sesuai prosedur dengan menerapkan prinsip kehati-hatian agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap satwa maupun warga sekitar.
Sebelum harimau dilepasliarkan, BKSDA membentuk tim untuk pemodelan spasial ekologi dan pemeriksaan tanah kelayakan lokasi pelepasan bersama Yayasan Sintas Indonesia dan Departemen Biologi Universitas Andalas. Hasilnya, lokasi yang dipilih dinyatakan layak.
”Tugas penting yang perlu dilakukan adalah pemantauan dan monitoring pascapelepasliaran untuk memastikan Putri Singgulung aman dan nyaman di rumah barunya,” ujarnya.
DOKUMENTASI YAYASAN ARSARI DJOJOHADIKUSUMO
Harimau sumatera Putri Singgulung dilepasliarkan ke habitatnya di salah satu hutan konservasi di Pulau Sumatera, Minggu (16/10/2022). Putri Singgulung dan saudaranya, Putra Singgulung, sebelumnya dievakuasi pada Juni 2020 dari Nagari Gantuang Ciri, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumbar.
Putri Singgulung dan saudaranya, Putra Singgulung, dievakuasi karena berkonflik dengan manusia di Nagari Gantuang Ciri, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumbar. Usianya waktu itu diperkirakan delapan bulan atau masih anak-anak.
Keduanya kemudian menjalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Harimau Dharmasraya (PRHSD) Arsari di Sumbar, yang dikelola Yayasan Arsari Djojohadikusumo, sejak Juni 2020. Putri masuk terlebih dahulu pada 13 Juni 2020 kemudian disusul Putra pada 29 Juni 2020.
Pada Jumat (27/11), BKSDA Sumbar melepasliarkan Putra-Putri Singgulung di salah satu suaka margasatwa di Kabupaten Solok. Menurut Kepala BKSDA Sumbar waktu itu, Erly Sukrismanto, lokasinya masih di bentangan Taman Nasional Kerinci Seblat (Kompas.id, 6/12/2022).
Akan tetapi, kedua harimau tersebut kembali masuk permukiman, bahkan berkeliaran di jalan raya di Nagari Simpang Tanjuang Nan IV, Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok. Putri ditangkap di Jorong Rawang Gadang pada 6 Desember, Putra menyusul ditangkap di Jorong Lurah Ingu sehari kemudian. Mereka kemudian kembali menjalani rehabilitasi di PRHSD Arsari (Kompas.id, 7/12/2022).
YOLA SASTRA
Sepasang harimau sumatera Putri Singgulung (kanan) dan Putra Singgulung (kiri) menjalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya yang dikelola Yayasan Arsari Djojohadikusumo di Nagari Lubuk Besar, Kecamatan Asam Jujuhan, Dharmasraya Sumatera Barat, Senin (27/7/2020).
Secara terpisah, Catrini Pratihari Kubontubuh, Direktur Eksekutif Yayasan Arsari Djojohadikusumo, pengelola PRHSD Arsari, mengatakan, pihaknya bersyukur bisa merehabilitasi Putri Singgulung yang punya historis tidak berhasil dilepasliarkan saat berusia sekitar 8 bulan.
”Akhirnya sekarang berhasil dilepasliarkan setelah 2 tahun direhabilitasi dengan proses intensif untuk mendorong sifat liarnya muncul kembali, mampu berburu mangsa hidup, dan menjauhi manusia,” kata Catrini.
Catrini melanjutkan, pelepasliaran harimau ini menggunakan helikopter milik Kementerian Pertahanan dan TNI Angkatan Udara. Hal ini perlu diteruskan ke depan mengingat pentingnya lokasi lepas liar yang aman di tengah-tengah hutan dengan akses terbatas terhadap kegiatan manusia.
YOLA SASTRA
Kondisi Putri Singgulung yang menjalani proses rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasraya, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, Minggu (14/6/2020).
Terkait Putra Singgulung, Catri menyebutkan, harimau jantan itu masih dalam proses intensif rehabilitasi karena kemajuannya tidak sebagus Putri. ”Tapi, kami yakin Putra bisa dilepasliarkan. Hanya menunggu waktu untuk proses kesiapannya,” ujarnya.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal (Dirjen) Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Hendroyono mengatakan, pemerintah bersama para pihak terus berupaya mencegah dan menanggulangi konflik yang terjadi antara manusia dan satwa liar.
Saat terjadi konflik, kata Bambang, satwa liar sering menjadi korban sehingga diperlukan kesadaran masyarakat yang berada di sekitar habitat harimau. Jika lokasi permukiman rawan konflik, warga diminta segera melaporkan ke BKSDA setempat agar mendapatkan arahan terkait upaya mitigasi dan penanganan konflik dengan satwa liar.
YOLA SASTRA
Warga melintas di halaman rumah seorang warga yang sering dihampiri harimau di Jorong Lurah Ingu, Nagari Simpang Tanjuang Nan IV, Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok, Sumbar, Jumat (4/12/2020) sore. Dua harimau sumatera berkeliaran di permukiman dan jalan raya di Nagari Simpang Tanjuang Nan IV sejak Rabu (2/12/2020) dan memangsa anjing, ayam, dan itik peliharaan warga.
Bambang pun mengapresiasi Yayasan Arsari Djojohadikusumo dan pihak lain, termasuk Kementerian Pertahanan, yang terlibat dalam proses pelepasliaran harimau sumatera ini.
”Kami berharap catatan dari proses rehabilitasi dan pelepasliaran Putri Singgulung yang berbeda dari yang lain akan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di Indonesia, khususnya bidang rehabilitasi harimau sumatera,” kata Bambang.
Ketua Yayasan Arsari Djojohadikusumo, Hashim Djojohadikusumo, dalam keterangan tertulis yang Kompas terima, mengatakan, pihaknya bersyukur bisa melepasliarkan harimau yang pernah direhabilitasi di PRHSD Arsari untuk kedelapan kalinya.
”Terima kasih atas kepercayaan kepada tim kami di PRHSD ARSARI dengan jajaran anak muda sebagai dokter hewan, perawat satwa, ahli biologi, dan penjaga hutan yang telah membawa harum nama bangsa ini dalam pelestarian satwa liar,” katanya.
YOLA SASTRA
Petugas dan warga mengevakuasi harimau sumatera yang ditangkap di kebun karet di Jorong Beringin, Nagari Gantuang Ciri, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Senin (29/6/2020) pagi. Harimau itu masuk perangkap pada Minggu (28/6) pagi dan baru dapat dievakuasi sehari kemudian. Harimau dievakuasi ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya di Kabupaten Dharmasraya.