Sarawak Jajaki Kerja Sama Investasi dan Perdagangan dengan Kalbar
Delegasi perniagaan negeri bagian Sarawak, Malaysia, menjajaki kerja sama investasi dan perdagangan dengan Kalimantan Barat, Kamis (3/11/2022). Kerja sama yang dijajaki dalam berbagai bidang.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Delegasi perniagaan negeri bagian Sarawak, Malaysia, menjajaki kerja sama investasi dan perdagangan dengan Kalimantan Barat, Kamis (3/11/2022). Kerja sama yang dijajaki berupa investasi infrastruktur, telekomunikasi, penyediaan air bersih, energi, dan perdagangan komoditas.
Junaidi, salah satu anggota delegasi perniagaan negeri Sarawak, Malaysia, dalam pertemuan dengan Gubernur Kalimantan Barat di Pendopo Gubernur Kalbar, menuturkan, pihaknya berkunjung ke Kalbar untuk mencari peluang usaha bersama. ”Mungkin ada yang bekerja sama dalam pembangunan infrastruktur,” ujarnya.
Sebelumnya, rombongan itu berkunjung ke Kabupaten Sambas dan Kota Singkawang. Dalam kunjungan itu ditemukan beberapa potensi proyek kerja sama yang akan mereka kaji. Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kalbar yang menerima kunjungan delegasi perniagaan negeri Sarawak.
Zulkifli, perwakilan dari salah satu perusahaan digital dan telekomunikasi Sarawak, menuturkan, pihaknya bisa menyediakan solusi digital. Pengembangan teknologi digital dan telekomunikasi dapat membantu pengembangan ekonomi daerah. ”Diharapkan bersama-sama bisa berkolaborasi mengembangkannya,” tuturnya.
Beberapa anggota delegasi juga menjajaki pembangunan bidang pengolahan air bersih di Kabupaten Sambas dan Kota Singkawang, Dalam kunjungan itu ditemukan adanya daerah yang menyuplai air bersih ke masyarakat baru sekitar 30 persen.
Delegasi tersebut juga menjajaki kemungkinan pembangunan infrastuktur transportasi dengan kereta api untuk mengangkut komoditas dari Kalbar menuju Sarawak. Yusuf, salah satu anggota delegasi, mengatakan, jika ada peluang, pihaknya akan merencanakan moda transportasi yang lebih baik daripada akses jalan raya.
Delegasi tersebut juga menjajaki kemungkinan pembangunan infrastuktur transportasi dengan kereta api untuk mengangkut komoditas dari Kalbar menuju Sarawak.
Perdagangan khusus pertanian juga bagian dari sektor yang dijajaki, misalnya komoditas jagung yang bisa diolah untuk pakan ternak dan buah-buahan. Delegasi itu sangat berharap, di perbatasan Indonesia-Malaysia di Aruk, Kabupaten Sambas, dibangun semacam zona industri. Bahkan, di perbatasan bisa dibangun kawasan ketahanan pangan(food security). Isu mengenai food security ini penting mengingat perang Rusia-Ukraina masih berlangsung.
Gubernur Kalbar Sutarmidji menuturkan, pihaknya sangat terbuka untuk menjalin kerja sama dalam bidang apa pun. Gubernur juga menawarkan potensi wisata di Temajuk, Kabupaten Sambas, wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Potensi wisata di daerah itu berupa pantai. Dalam dua tahun terakhir peminat kunjungan sangat besar.
Pengembangan pariwisata di kawasan itu memerlukan listrik. Daerah itu masih memerlukan penerangan. Sementara terkait infrastruktur jalan, pihaknya tengah mengembangkannya.
Terkait masalah air bersih, Sutarmidji menuturkan, wilayah di Kalbar sudah bisa melayani akses air bersih untuk seluruh penduduknya baru Kota Pontianak, ibu kota Kalbar. Jika para delegasi itu ingin berinvestasi di bidang penyediaan air bersih, pihaknya menawarkan di Kabupaten Bengkayang. Apalagi, kabupaten itu memiliki sumber air baku dari pegunungan.
Adapun terkait telekomunikasi, sekitar 52 persen daerah di Kalbar masih banyak yang tidak terjangkau sinyal (blank spot). Jika melintasi jalur menuju kabupaten, masih ada lokasi-lokasi yang tidak terjangkau sinyal telekomunikasi. Pembangunan di bidang itu masih sangat diperlukan.
Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalbar, pada semester I-2021, lima besar negara penanaman modal asing (PMA) di Kalbar adalah Singapura, China, Malaysia, Belanda, dan Korea Selatan. Singapura memiliki nilai investasi 158,97 juta dollar AS, China sebesar 50,95 juta dollar AS, dan Malaysia sebesar 9,99 juta dollar AS. Kemudian diikuti Belanda sebesar 8,1 juta dollar AS dan Korea Selatan 3,79 juta dollar AS.
Adapun berdasarkan tujuan ekspor, data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar pada September 2022 menunjukkan, India masih menjadi negara tujuan tertinggi dengan nilai sebesar 63,80 juta dollar AS (34,25 persen), dilanjutkan China senilai 57,22 juta dollar AS (30,71 persen), dan Malaysia 28,39 juta dollar AS (15,24 persen).