Produksi Padi di Lampung Tahun 2022 Diprediksi 2,66 Juta Ton
Tahun 2022, produksi padi di Lampung diperkirakan mencapai 2,66 juta ton gabah kering giling atau meningkat sebesar 7,08 persen.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Produksi padi di Lampung pada tahun 2022 diperkirakan mencapai 2,66 juta ton gabah kering giling atau naik sebanyak 175.910 ton dibandingkan tahun 2021. Selain penggunaan bibit unggul, upaya peningkatan produksi padi juga dilakukan dengan mengoptimalkan lahan hingga perbaikan saluran irigasi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Lampung, luas panen padi pada 2022 diperkirakan mencapai 516.910 hektar. Jumlah itu meningkat 5,58 persen dibandingkan luas panen tahun 2021, yang tercatat 489.570 hektar. Artinya, ada penambahan 27.340 hektar luas panen padi tahun ini.
Peningkatan luas panen padi itu diperkirakan mampu mendongkrak produksi gabah kering giling (GKG) di Lampung tahun ini. Produksi padi diprediksi naik dari 2,49 juta ton GKG menjadi 2,66 juta ton GKG tahun 2022. Jika dikonversi ke beras, produksi beras Lampung tahun ini bisa mencapai 1,53 juta ton naik 7,08 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 1,43 juta ton.
Statistisi Ahli Madya BPS Lampung Dwiyana Suharyati menuturkan, panjangnya periode hujan tahun ini menjadi salah satu faktor yang mendukung peningkatan produksi padi di Lampung. Kondisi tersebut membuat ketersediaan air untuk menanam padi relatif stabil dan terjaga sepanjang tahun.
”Hal ini menyebabkan sawah tadah hujan yang sebelumnya tidak ditanami padi kini bisa ditanami kembali. Ini terjadi di sebagian besar wilayah Lampung,” kata Dwiyana di Bandar Lampung, Selasa (1/11/2022).
Ia menambahkan, faktor lain yang mendukung penambahan produksi padi di Lampung adalah serangan hama yang relatif lebih terkendali tahun ini. Berdasarkan pendataan, area persawahan yang mengalami gagal panen atau puso juga relatif rendah.
Terkait hal tersebut, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Lampung Kusnardi menuturkan, pemerintah daerah melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan produksi padi di Lampung. Selain menggelontorkan bibit unggul untuk petani, perbaikan infrastruktur pertanian juga berkontribusi dalam peningkatan produktivitas lahan.
Menurut Kusnardi, beroperasinya Bendungan Way Sekampung di Kabupaten Pringsewu turut mendukung pengairan untuk area persawahan di Lampung. Saluran irigasi di sejumlah lokasi juga sudah selesai diperbaiki sehingga ketersediaan air untuk sawah bisa terjaga. Lahan pertanian yang semula hanya bisa ditanami padi satu kali dalam setahun bisa meningkat menjadi 2-3 kali dalam setahun.
Saat ini, rata-rata produksi padi di Lampung sekitar 4 ton per hektar. Pemerintah berupaya agar rata-rata produksi padi bisa mencapai 5,5 ton per hektar. Selain penggunaan bibit unggul yang sesuai dengan kondisi lahan, petani juga didampingi untuk perbaikan pola tanam hingga pemupukan.
Di sejumlah lokasi, produktivitas sawah di Lampung bisa mencapai 8-12 ton per hektar. Ia optimistis lahan persawahan di Lampung masih bisa dioptimalkan sehingga produksi padi petani bisa meningkat.
Meskipun ratusan hektar sawah di Lampung terendam banjir, kata Kusnardi, kondisi itu tidak sampai membuat petani gagal panen. Sebagian tanaman padi masih bisa diselamatkan karena usia tanaman padi yang terendam umumnya sudah memasuki usia 80-90 hari.
Saat ini, pemerintah daerah tengah menghimpun data luas area persawahan yang terendam banjir. Pemerintah bakal memberikan bantuan bibit padi untuk petani yang sawahnya rusak berat akibat banjir. Petani yang terdaftar sebagai anggota Kartu Pertani Berjaya juga bisa mengajukan klaim asuransi.