Pembangunan Rupiah Sea Garden atau Taman Rupiah di dasar laut perairan Pulau Rubiah, Desa Iboih, Kota Sabang, Aceh, oleh Bank Indonesia menegaskan bahwa Sabang adalah surga bagi penyelam.
Oleh
ZULKARNAINI
·4 menit baca
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Aceh Achris Sarwani dan Penjabat Wali Kota Sabang Reza Fahlevi terlihat bersemangat saat hendak melakukan penyelaman di Pulau Rubiah, Sabang, Jumat (28/10/2022) petang. Baju menyelam, kacamata, pemberat, hingga kaki katak telah dipakai. Meski usia tidak lagi muda, keduanya enteng saja memanggul tabung oksigen.
Mereka lalu menaiki speedboat atau kapal cepat yang kemudian melaju di atas air yang tenang. Saat berada di titik yang dituju, ”Blum…!” Mereka menjatuhkan diri ke laut. Beberapa detik kemudian mereka menghilang di dalam air. Belasan penyelam lain mengikuti Achris dan Reza.
Hari itu, Achris, Reza, bersama kelompok Scuba Bank Indonesia (Scubi) dan kelompok sadar wisata Desa Iboh melakukan peresmian Rupiah Sea Garden atau Taman Rupiah di bawah laut.
Taman Rupiah itu berupa replika burung garuda yang terbuat dari semen. Di depan burung garuda itu diletakkan enam replika uang keping. Pada bagian bawah burung garuda terdapat tulisan ”Rupiah Sea Garden”.
Taman Rupiah itu berada pada kedalaman 10 meter bawah laut perairan Pulau Rubiah. Secara geografis Pulau Rubiah masuk administrasi Desa Iboih. Luasnya sekitar 35 hektar lebih. Pada masa lampau, Rubiah menjadi tempat pemberangkatan jamaah haji ke Mekkah, Arab Saudi.
Pulau Rubiah dianugerahi keindahan bawah laut. Warna-warni terumbu karang dan ragam ikan serta arus yang tenang membuat Rubiah menjadi destinasi favorit bagi penyuka diving, khususnya wisatawan mancanegara. Rubiah telah menjadi lokasi wajib yang mereka kunjungi.
Menyadari potensi itu, Bank Indonesia Perwakilan Aceh ingin memperkuat wisata bawah laut Pulau Rubiah. Salah satunya dengan membangun taman bawah laut yang diberi nama Taman Rupiah. Taman Rupiah menjadi simbol kehadiran negara mendukung wisata di pulau barat barat Nusantara itu.
Achris menuturkan, kehadiran Taman Rupiah menambahkan titik penyelaman di Pulau Rubiah. Sebelumnya, di kawasan itu juga sudah ada replika tugu nol kilometer.
”Kehadiran Rupiah Sea Garden menambah obyek diving di Rubiah. Sekaligus memperkenalkan rupiah kepada wisatawan asing dan menambahkan kecintaan rupiah kepada wisatawan Nusantara,” kata Achris.
Peresmian dilakukan dengan pemotongan pita di bawah air oleh Achris dan Reza. Setelah itu, para anggota Scubi dan penyelam di Desa Iboih akan melakukan penanaman terumbu karang. ”Sekarang sudah ada ikan nemo di kawasan itu,” kata Achris.
Atas pembangunan itu, Reza Fahlevi mengucapkan berterima kasih kepada BI Provinsi Aceh yang telah mendukung pengembangan wisata Sabang. Pembangunan Taman Rupiah dan perawatan terumbu karang telah menambahkan daya tarik Pulau Rubiah.
Tulang punggung
Pulau Rubiah, satu di antara lima pulau di Kota Sabang, selalu diserbu wisatawan. Pantainya yang landai dan warna-warni terumbu karang siap memanjakan mata. Dari jendela kamar penginapan yang berada di tebing, wisatawan dapat menikmati pemandangan laut biru nan teduh. Di air yang jernih itu terlihat kawanan ikan berenang.
Keindahan alam telah membuat sektor pariwisata menjadi tulang punggung perekonomian di kota yang berpenduduk 43.000 jiwa itu. Oleh karena itu, pengembangan wisata mutlak harus dilakukan, seperti membenahi fasilitas, meningkatkan sumber daya manusia, hingga memperbanyak acara wisata.
Kala pandemi Covid-19 melanda Indonesia, sektor wisata Sabang nyaris tumbang. Penutupan pintu masuk untuk wisatawan membuat masyarakat kehilangan pendapatan. Nyaris dua tahun, Sabang sepi dari kunjungan wisatawan.
Padahal, pada 2019 atau sebelum pandemi, kunjungan wisatawan mencapai 620.694 orang. Sebanyak 589.244 adalah wisatawan Nusantara dan 31.450 merupakan turis asing.
Pada saat pandemi pada 2020 dan 2021, kunjungan wisatawan turun drastis. Selama dua tahun tidak ada perhelatan acara besar. Kapal pesiar juga batal sandar di Pelabuhan Sabang. Pada 2020, misalnya, hanya 126.290 orang yang datang ke kawasan paling barat di Indonesia itu. Dari jumlah itu, 5.025 adalah turis asing.
Kami mulai bangkit, wisatawan yang berkunjung mulai meningkat. (Reza Fahlevi)
Namun, saat pandemi melandai, gelombang wisatawan kembali menyerbu Sabang. Pada liburan Idul Adha, Juli 2022, kunjungan wisatawan ke Sabang membeludak. Penginapan yang tersedia di sana tidak mampu menampung wisatawan. Usaha rental mobil meraup untung besar.
”Tahun ini sudah ada beberapa kapal pesiar yang konfirmasi untuk sandar di Sabang,” kata Reza. Sejumlah kegiatan wisata akan digelar akhir tahun, salah satunya Festival Sabang Marine. ”Kami mulai bangkit, wisatawan yang berkunjung mulai meningkat,” kata Reza.
Warga Sabang menyadari, wisata bahari erat kaitan dengan konservasi. Membiarkan laut tercemar dan terumbu karang rusak bakal menurunkan nilai wisata sehingga mereka berkomitmen menjaga laut agar daya pikatnya pada wisatawan semakin kuat. Semakin maju wisatanya semakin besar pula pendapatan warganya. ”Semakin lestari semakin sejahtera,” ujar Reza.
Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Iboih Tarmizi mengatakan, dukungan dari banyak pihak membuat warga kian bergairah mengelola wisata. Para anak muda di Iboih, misalnya, dilatih menjadi instruktur menyelam. Sementara yang lainnya membuka usaha penginapan atau rental perlengkapan menyelam dan kapal cepat. ”Warga Iboih nyaris 100 persen hidup dari wisata. Kami akui masih banyak hal harus kami benahi,” ujar Tarmizi.
Dengan kehadiran Taman Rupiah, dia berharap semakin banyak rupiah yang mengalir ke Pulau Rubiah.