Festival Pasar Terapung Lok Baintan Bangkitkan Pariwisata Kalsel
Festival Pasar Terapung Lok Baintan kembali diadakan sebagai tanda kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif pascapandemi Covid-19. Di samping untuk daya tarik wisata, festival juga untuk melestarikan budaya sungai.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·4 menit baca
MARTAPURA, KOMPAS — Festival Pasar Terapung Lok Baintan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, kembali diadakan sebagai tanda kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif pascapandemi Covid-19. Di samping untuk menarik kunjungan wisata, atraksi budaya itu juga untuk melestarikan warisan budaya sungai masyarakat Banjar.
Festival Pasar Terapung Lok Baintan 2022 digelar di Sungai Martapura, sekitar Dermaga Bawah Jembatan, Desa Sungai Pinang Lama, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Minggu (30/10/2022). Ratusan pedagang pasar terapung dari sejumlah desa di Sungai Tabuk ikut memeriahkan festival tahunan yang terakhir kali diadakan pada 2019 lalu itu.
Sejak subuh, para pedagang sudah mengayuh perahu atau jukung dari rumah masing-masing menuju Dermaga Bawah Jembatan Sungai Pinang Lama. Perahu tidak hanya diisi dengan buah-buahan dan sayur-mayur yang menjadi barang dagangan, tetapi juga dihiasi dengan berbagai ornamen serta lampion atau tanglong.
”Alhamdulillah, festival diadakan lagi pada tahun ini. Mudah-mudahan pengunjung bertambah ramai sehingga bisa meningkatkan pendapatan para pedagang di pasar terapung,” ujar Hj Bustan, salah seorang pedagang pasar terapung, yang biasa dipanggil acil (bibi) itu.
Menurut Bustan, Pasar Terapung Lok Baintan kini sudah kembali ramai, terutama saat akhir pekan. Pengunjungnya datang dari sejumlah daerah di Indonesia, bahkan dari luar negeri. ”Semoga pasar terapung tetap lestari. Untuk itu, kami mohon dukungan dari pemerintah,” ucapnya.
Bupati Banjar Saidi Mansyur mengatakan, pemerintah daerah berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyelenggarakan Festival Pasar Terapung Lok Baintan 2022. Festival menjadi salah satu kegiatan dalam Kharisma Event Nusantara 2022. Festival tahun ini mengusung tema ”Semangat Menggenggam Tradisi Budaya Sungai Masyarakat Banjar”.
Festival yang berlangsung selama satu hari itu disemarakkan dengan berbagai kegiatan, antara lain lomba jukung hias tradisional, lomba fotografi, penampilan formasi jukung, penampilan seni budaya, serta bazar ekonomi kreatif.
”Festival ini untuk mendorong pemulihan ekonomi. Harapannya, dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara sehingga meningkatkan pendapatan para pelaku ekonomi kreatif,” ujarnya.
Menurut Saidi, pasar terapung di Banjar sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Karena itu, pemerintah daerah berupaya agar penyelenggaraan Festival Pasar Terapung Lok Baintan bisa terus berkelanjutan. Tujuan utamanya adalah menjaga tradisi budaya sebagai warisan dari khazanah budaya turun-temurun masyarakat di sekitar Sungai Martapura.
”Mudah-mudahan tradisi ini bisa terus kita jaga dan lestarikan. Semua komponen mulai dari pemda, provinsi, dan Kemenparekraf diharapkan terus mendukung wisata budaya yang ada di Banjar guna mengangkat perekonomian masyarakat,” katanya.
Tumbuh regenerasi
Pada kesempatan itu, Saidi juga menyerahkan secara simbolis bantuan uang pembinaan untuk para pedagang pasar terapung kepada beberapa kepala desa. ”Bantuan ini untuk memotivasi masyarakat di Sungai Tabuk dalam menjaga warisan budaya sungai. Mudah-mudahan terus tumbuh regenerasi pedagang pasar terapung,” ujarnya.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengapresiasi penyelenggaraan Festival Pasar Terapung Lok Baintan di Banjar. Festival itu tidak hanya untuk melestarikan budaya masyarakat Banjar, tetapi juga membangkitkan pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi Kalsel.
Saat ini, kami terus berupaya untuk mentransformasi sumber pertumbuhan ekonomi Kalsel dari sumber daya alam tak terbarukan ke sumber daya alam terbarukan.
”Saat ini, kami terus berupaya untuk mentransformasi sumber pertumbuhan ekonomi Kalsel dari sumber daya alam tak terbarukan (pertambangan batubara) ke sumber daya alam terbarukan. Salah satu sumber daya terbarukan itu adalah pariwisata,” katanya.
Sahbirin berharap adanya sinergi di antara pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat dalam melaksanakan agenda pariwisata sehingga kegiatannya bisa lebih dahsyat. ”Kami juga berharap program daerah dan pusat bisa seirama sehingga pembangunan pariwisata di daerah berjalan lebih cepat,” ujarnya.
Tahun kebangkitan
Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Usaha Kemenparekraf Dadang Rizki Ratman mengatakan, tahun 2022 ini menjadi tahun kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif. Berdasarkan survei, wisata budaya menjadi pilihan 65 persen dari 100 turis mancanegara.
”Kami mengapresiasi pelaksanaan Festival Pasar Terapung Lok Baintan. Mudah-mudahan wisata budaya atau atraksi budaya ini menjadi pemantik atau daya tarik wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia,” katanya.
Menurut Dadang, festival pasar terapung mempunyai tiga manfaat, yaitu manfaat ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan hidup. Festival itu bisa mengundang orang dari luar Banjar untuk datang dan berbelanja sehingga menghidupkan perekonomian masyarakat. Festival juga bisa mendorong masyarakat untuk menjaga tradisi kearifan lokal serta melakukan konservasi hutan dan sungai.
”Kami salut dan dukung terus karena wisata budaya seperti ini bisa menarik wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia. Selain atraksi, aksesibilitas dan amenitas atau fasilitas penunjangnya harus terus ditingkatkan, serta ditunjang dengan promosi yang bagus,” katanya.