Ratusan warga korban banjir yang melanda empat kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, mulai kembali ke rumah masing-masing setelah air surut. Selain merendam ribuan rumah, banjir juga menewaskan empat warga.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Banjir yang melanda 13 desa di empat kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, berangsur surut. Ratusan warga yang mengungsi karena rumahnya terendam banjir kini mulai kembali ke rumah masing-masing.
”Sejumlah titik yang terendam banjir kini sudah surut. Warga juga sudah meninggalkan lokasi pengungsian dan kembali ke rumahnya masing-masing,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lampung Selatan Dulkahar saat dikonfirmasi pada Minggu (30/10/2022).
Ia mengungkapkan, sedikitnya 1.600 rumah terendam banjir sejak Kamis (27/10/2022). Banjir yang dipicu meluapnya sejumlah sungai di wilayah Lampung Selatan itu juga menewaskan empat warga.
Keempat korban banjir tersebut ialah Halimah (14), Romlah (12), Royani (49), dan Madarif (51). Kedua korban yang berusia anak adalah warga Desa Sukamaju, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan. Mereka meninggal akibat tenggelam saat sedang bermain di area persawahan. Saat itu, banjir yang melanda desa mereka turut merendam area persawahan dan menyebabkan korban meninggal.
Sementara itu, Royani (49) dan Madarif merupakan warga Desa Banyumas, Kecamatan Candipuro. Kedua korban terseret banjir dan sempat hilang. Jasad Royani ditemukan pada Jumat (28/10/2022), sedangkan jasad Madarif baru ditemukan pada Sabtu (29/10/2022) dengan jarak sekitar 2 kilometer dari lokasi awal korban terseret banjir.
Menurut Dulkahar, petugas BPBD masih terus melakukan pendataan pada warga yang rumahnya mengalami rusak ringan hingga rusak berat akibat banjir tersebut. Berdasarkan data sementara, ada sekitar 600 rumah yang terdampak banjir dan mengalami kerusakan. Saat ini, pemerintah daerah juga tengah mengupayakan bantuan untuk warga yang rumahnya rusak akibat banjir.
Kepala Kantor Basarnas Lampung Deden Ridwansah menuturkan, tim SAR gabungan masih terus bersiaga di tengah cuaca ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah Lampung. Selain banjir dan longsor, tim SAR juga menerima laporan adanya warga yang terseret arus sungai hingga tenggelam di laut.
Terbaru, Basarnas Lampung mengevakuasi jasad Rizki (28), warga Lampung Sri Basuki, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, yang tenggelam di Sungai Way Umpu sejak Jumat (28/10/20222). Jasad korban ditemukan sudah terapung di sungai tak jauh dari lokasi tenggelamnya korban pada Minggu (30/10/2022) pagi.
Saat ini, tim Basarnas Lampung terus bersiaga di sejumlah lokasi yang rawan banjir dan longsor. Sejumlah alat untuk keperluan evaluasi dan penyelamatan korban bencana juga disiagakan di sejumlah kabupaten, antara lain Tanggamus, Lampung Selatan, dan Lampung Barat.
Koordinator Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Pesawaran Lampung Suparji menjelaskan, wilayah Lampung mulai memasuki musim hujan sejak September 2022. Tahun ini musim hujan datang lebih awal dan diprediksi mencapai puncak pada pariode Januari hingga Februari 2023. Untuk itu, masyarakat diminta tetap waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan angin kencang. Cuaca ekstrem berupa hujan deras juga bisa disertai petir sehingga masyarakat juga harus waspada terhadap sambaran petir.