Buah-buah Segar Melawan Demam Sawit di Pesisir Jambi
Budidaya 3.000 hektar lahan mineral di Tanjung Jabung Timur dioptimalkan untuk buah-buahan segar serta cabai yang menyumbang inflasi tertinggi di Jambi.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·4 menit baca
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN
Petani membawa hasil panen melon di Desa Rantau Indah, Kecamatan Dendang, Tanjung Jabung Timur, Jambi, Jumat (21/10/2022). Hasil melon optimal meningkatkan kesejahteraan petani. Harganya stabil Rp 7.000 per kilogram. Setiap kali panen, pendapatan bersih petani mencapai Rp 83 juta per hektar.
Keterbatasan lahan bukan lagi penghalang bagi petani meraih sejahtera. Taggik (50) membuktikannya lewat buah-buah segar yang menghasilkan ratusan juta rupiah setiap bulan. Pilihan istimewa ketimbang membawa dirinya terseret dalam demam budidaya sawit.
Taggik kini rutin memanen melon dan semangka. Pekan lalu, ratusan buah melon dipetik dari salah satu hamparan. Setelah dikumpul, hasilnya mencapai 16 ton. Dengan harga jual Rp 7.000 per kilogram, maka hasil yang didapatnya mencapai Rp 112 juta.
Jika dikurangi dengan biaya produksi dan upah pekerja selama masa tanam yang besarnya Rp 25 juta, pendapatan bersih Taggik mencapai Rp 87 juta!
Pada panen bulan sebelumnya, September 2022, Taggik memanen 20 ton semangka yang dijual Rp 5.000 per kg. Ia pun meraup untung bersih Rp 75 juta.
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN
Petani mengumpulkan hasil melon di Desa Rantau Indah, Kecamatan Dendang, Tanjung Jabung Timur, Jambi, Jumat (21/10/2022). Hasil melon optimal meningkatkan kesejahteraan petani. Harganya stabil Rp 7.000 per kilogram. Setiap kali panen, pendapatan bersih petani mencapai Rp 83 juta per hektar.
Selagi membantu pengepul menyortir hasil panen, nada panggilan terdengar dari telepon selulernya. Ia pun membalas suara sapaan dari ujung telepon. Tak lama mengobrol, Taggik menyudahi pembicaraan. “Ini putra saya. Dia sedang kuliah. Anak saya yang kedua juga kuliah. Seluruh biaya kuliah mereka dari hasil melon dan semangka ini,” kata Taggik, Jumat (21/10/2022), di Desa Rantau Indah, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.
Taggik bercerita awalnya ia menanam padi di wilayah Kotokandis, kecamatan tetangga. Lima tahun silam, ia mencoba banting setir ke komoditas buah setelah mempelajarinya terlebih dahulu. Ia pun menumpang di lahan terbengkalai milik sebuah perusahaan perkayuan yang lama tidak aktif.
Dua bulan lamanya tanaman bertumbuh, buah-buah pun siap dipanen. Dari satu hektar lahan, ia dapatkan hasil panen lebih dari 20 ton. Kala itu, harga semangka Rp 5.000 per kg.
Tak menyangka akan hasil besar yang diraih, Taggik mulai memperluas budidaya semangka dan melon menjadi 2 hektar. Hasilnya pun menjadi berlipat dua.
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN
Taggik (50), petani buah di Desa Rantau Indah, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jumat (21/10/2022). Dari satu hektar lahan, ia dapatkan hasil panen lebih dari 20 ton setiap bulannya.
Meskipun untung besar diraih, Taggik tak dapat melanjutkan bertanam di sana. Sebab, petugas perusahaan memintanya meninggalkan lahan.
Namun, Taggik bertekad ingin meneruskan budidaya hortikultura. Ia pun membeli satu hamparan lahan kosong yang luasnya 4 hektar. Dengan harga Rp 100 juta per hektar, lahan dibeli lewat patungan dengan petani lain. “Waktu itu lahannya masih berupa hamparan semak,” katanya.
Bersama keempat petani rekannya, Taggik mengolah lahan dengan telaten. Mereka mengatur jadwal tanam melon dan semangka agar tidak panen serentak. Jika bulan ini panen melon, bulan berikutnya adalah panen semangka. Begitulah seterusnya agar produksi tetap seimbang.
Belakangan, ia menanam cabai merah dan cabai rawit pula. Cabai merah dijadwalkan panen 2,5 bulan kemudian.
Dengan penanaman yang bergilir, Taggik pun rutin mendapatkan hasil panen setiap bulannya. Hasil yang didapat akhirnya berhasil membuat petani lain melirik. Kini, tak hanya dirinya. Sebagian petani di wilayah itu mulai bertekun membudidayakan komoditas kortikultura.
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN
Petani menimbang melon sebelum dijual kepada pengepul di Desa Rantau Indah, Kecamatan Dendang, Tanjung Jabung Timur, Jambi, Jumat (21/10/2022). Hasil melon optimal meningkatkan kesejahteraan petani. Harganya stabil Rp 7.000 per kilogram. Setiap kali panen, pendapatan bersih petani mencapai Rp 83 juta per hektar.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Sunarno, mengatakan pertumbuhan budidaya melon dan semangka di sana terbilang signifikan. Setahun ini bertambah luas penanamannya menjadi 153 hektar. Begitu pula tanaman cabai sudah hampir 150 hektar luasnya. Tanaman sayur hampir 100 hektar.
Antusiasme petani membudidayakan komoditas hortikultura patut diapresiasi. Selama ini, kata Sunarno, petani cenderung terpaku pada komoditas primadona yakni sawit. Padahal, jika dihitung-hitung hasil yang didapat dari komoditas itu tidaklah seberapa. Belum lagi harga sawit fluktuatif.
Dari hasil analisis biaya produksi, budidaya sawit membawa petani memperoleh hasil bersih Rp 28,8 juta per hektar per tahun. Nilai ini hanya sepertiga dari hasil bersih yang diperoleh petani melon untuk satu kali panen saja. “Jadi, bisa dibayangkan berapa banyak hasil yang diperoleh jika tiga kali panen melon dalam setahun,” ujar Sunarno.
Begitu pula jika dibandingkan menanam pinang, komoditas unggulan lainnya, hasil buah-buahan segar itu masih jauh menguntungkan. Dari budidaya pinang, hasil bersihnya mencapai Rp 23 juta per hektar per tahun.
Selama ini, tak banyak petani yang memahami peluang tersebut. Sebagian besar memilih ikut-ikutan menanam. Apalagi untuk membudidayakan sawit dan pinang tidak harus telaten sebagaimana saat menanam hortikultura yang jika lengah sedikit saja, tanaman dapat diserang virus ataupun jamur.
Sekitar 3.000 hektar lahan mineral di kabupaten itu kini dioptimalkan untuk budidaya hortikultura, khususnya melon dan semangka yang rasanya segar dan manis, serta cabai yang merupakan menyumbang inflasi tertinggi di Provinsi Jambi.
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN
Petani memetik buah melon sebelum dijual kepada pengepul di Desa Rantau Indah, Kecamatan Dendang, Tanjung Jabung Timur, Jambi, Jumat (21/10/2022). Hasil melon optimal meningkatkan kesejahteraan petani. Harganya stabil Rp 7.000 per kilogram. Setiap kali panen, pendapatan bersih petani mencapai Rp 83 juta per hektar.
Tahun 2021, produksi melon dan semangka Kabupaten Tanjung Jabung Timur mencapai 1.929 ton. Hasilnya turut menyangga kebutuhan sejumlah daerah tetangga seperti Kota Jambi, dan Muaro Jambi, hingga ke pulau-pulau di wilayah Provinsi Kepulauan Riau.
Petugas Penyuluh Lapangan Pertanian Rantau Indah, Dinas Utami, mengatakan demi mendukung petani berdaya, berbagai upaya dilakukan. Jika terjadi serangan hama dan virus misalnya, petani langsung melapor ke petugas. “Kami bantu bahan untuk mengatasi serangan hama dan virus,” ujarnya.
Hingga petani berhasil panen, dukungan pascapanen juga turut diberikan. Ini berlaku bagi petani yang baru merintis. “PPL pasti bantu blusukan cari pembeli buat menampung hasil panen petani yang pasarnya belum terbuka,” tambahnya.
Akhirnya, lahan yang terbatas takkan lagi jadi penghalang bagi petani berdaya. Sejahtera dapat diraih asalkan jeli mengambil peluang.